CHAPTER 08

2 2 0
                                    

Di tengah malam, Kenzie terbangun karena ia haus, ia pergi membuka pintu kamarnya, tiba-tiba ia terkejut karena saat ia berada di depan kamarnya, ia ditodongkan pistol yang mengarah ke kepalanya.

Tak lama kemudian Karel pun keluar juga, dan diperlakukan seperti Kenzie sebelumnya. Kenzie dan Karel saling memandang satu sama lain, seolah olah sedang membuat tak-tik untuk melepaskan diri.

Buggh

Kenzie berhasil melepaskan diri, musuh yang berada di dekat Karel pun refleks menengok ke arah Kenzie, dan segera Karel memberi pukulan ke musuh itu.

Dor
Dor

Suara tembakan memenuhi kesunyian Villa tersebut. Semua orang yang berada di Villa itu terbangun dan melihat seisi Villa sudah berantakan.

“Astaga!! Ken, Karel!!” Teriak Carolline panik saat melihat Kenzie dan Karel sedang dikepung oleh musuh, segera, Joseph, Bimo dan Verrel pergi membantu Kenzie dan Karel.

“Aghh lepasin aku” Pekik Carolline terkejut karena tangannya sudah ditahan oleh musuh. Dengan cepat Olivia yang berada di dekatnya pun langsung menendang musuh itu. Salsa dan Paramita segera pergi ke dapur.

“Buruan Mit, buruan, nanti ada yang luka buruan Mit” Ucap Salsa panik. “Sabar anjir, ini gue lagi siapin bubuk cabenya, lo jaga-jaga di depan” Ucap Paramita. Saat Salsa ingin menuju pintu dapur, ia dihalang oleh dua musuh.

“Eh? Om, mau ikut masak om?” Ucap Salsa dengan pertanyaan unfaedahnya itu. “Ikut kami cepat!!” Ucap salah satu musuh. “Ikut lo? Jangan harap cuihh” Ucap Salsa sambil meludahi sepatu musuh itu, dan menginjaknya.

Dengan cepat Paramita menendang tangan kedua musuh itu agar mereka melepaskan senjata mereka. “Aghh” Kedua musuh itu kesakitan, Salsa yang melihat senjata yang tergeletak dikeramik itu langsung mengambilnya dan menodongkannya ke musuh itu, tak lupa ia berikan satu pistol ke Paramita.

“Jangan bergerak, atau nyawa lo bakalan melayang” Ucap Paramita dengan kesal. “Halah, lama lo Mit” Ucap Salsa dan

Dor
Dor

Dua tembakan dari Salsa berhasil mengenai musuh itu, sekarang kedua musuh itu tak bisa melawan lagi. “Cepet Mit, bawa bubuknya” Ucap Salsa dan Paramita pun mengangguk.

Saat Paramita dan Salsa tiba di ruang tengah, mereka melihat Bimo yang sudah hampir ditembak. Dengan cepat mereka menyerbukan bubuk cabai itu ke mata musuh yang berada dekat dengan Bimo.

“Rasain lo, jangan berani beraninya ganggu sahabat gue!!” Ucap Salsa. “Bim, cepet bangun” Ucap Paramita sambil memberikan tangannya, Bimo pun menerima uluran tangan itu, “Makasih ya” Ucap Bimo dan diberikan anggukan kepala oleh kedua sahabatnya itu.

“Kalian gapapa?” Tanya Carolline kepada sahabat anaknya itu. “Kami gapapa Bun, bunda sama Tante Ayu gimana? Ada yang luka?” Tanya Paramita. “Ah gapapa, bunda sama Tante Ayu gapapa” Jawab Caroline. “Syukurlah” Jawab Paramita.

“Kenapa mereka bisa masuk kesini? Padahal kita ada bodyguard” Ucap Carolline bingung. Carolline segera mengetik sesuatu di handphonenya, tak lama kemudian para bodyguard itu pun tiba.

“Kalian dari mana? Kenapa hal ini bisa terjadi?” Ucap Joseph dengan nada datar. Sebelum bodyguard itu menjawab, Kenzie berkata “Apa yang terjadi di luar?” Tanya Kenzie tiba-tiba karena melihat tangan bodyguard itu sudah terluka.

“Maaf tuan muda, tadi kami sudah melawan beberapa musuh, tetapi kami tidak menyadari bahwa ada musuh yang berhasil masuk ke dalam Villa. Kami kira musuh itu sudah berhasil dikalahkan tadi di luar” Ucap bodyguard itu menjelaskan.

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang