Bab 1: Sekolah Baru

98 39 27
                                    

Enjoy!

***

Lisa berdiri di depan gerbang besar sekolah elit yang tersembunyi di tengah hutan lebat, merasa gemetar meski cuaca luar biasa cerah. Langit biru bersih dan sinar matahari yang hangat kontras dengan ketegangan yang ia rasakan di dalam hatinya.

Sekolah ini dengan gedung-gedung kuno yang megah dan pagar tinggi yang menutupinya dari dunia luar tampak seperti sebuah kastil dalam kisah dongeng— namun, bukan dalam cara yang ia harapkan.

Dengan langkah lambat, Lisa melangkah masuk ke halaman yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi, seolah-olah mengisolasi dirinya dari dunia luar. Suara gemericik air dari sebuah air mancur di tengah halaman menambah kesan tenang dan misterius, namun tidak berhasil menghilangkan rasa tertekan yang menggerogoti dirinya.

“Selamat datang, Lisa,” suara lembut seorang wanita memecah keheningan.

Lisa menoleh untuk melihat seorang wanita paruh baya dengan senyum ramah dan mata yang penuh kehangatan.

“Aku Ibu Roberts, kepala administrasi di sini. Mari aku tunjukkan ke ruang utama.”

Lisa mengikuti Ibu Roberts memasuki gedung utama. Di dalam, lorong-lorong panjang dan ruangan-ruangan luas dipenuhi dengan karya seni yang tampaknya berusia ratusan tahun. Aroma kayu tua dan lilin menyelimuti udara, menciptakan suasana yang hampir seperti museum.

"Wow, ini berbeda dari sekolah lamaku," Lisa menggumam, matanya menyapu sekeliling dengan rasa ingin tahu yang bercampur kekhawatiran.

Ibu Roberts melirik dengan senyum simpatik. “Sekolah ini memang memiliki karakter yang unik. Kami di sini sangat menghargai tradisi dan privasi. Itu salah satu alasan mengapa kami memiliki suasana yang sedikit tertutup.”

"Privasi? Sepertinya lebih dari sekadar itu," Lisa berusaha terdengar santai, meskipun hatinya berdebar kencang. “Rasanya seperti sekolah ini memang memiliki suasana yang agak berbeda.”

Ibu Roberts mengangguk, menunjukkan bahwa dia memahami apa yang dirasakan Lisa. “Memang, banyak siswa baru merasa sedikit tertekan pada awalnya. Namun, seiring waktu, kamu akan merasakan kehangatan komunitas kami.”

Saat mereka melanjutkan perjalanan menuju ruang utama, Lisa merasakan tatapan-tatapan penuh perhatian dari siswa-siswa lain yang melintas. Mereka tampak mengenal satu sama lain dengan baik, berbicara dalam bisikan-bisikan lembut yang seolah tidak ingin mengganggu ketenangan lingkungan sekitar. Rasa dingin mulai menyusup ke dalam diri Lisa, seolah-olah ada sesuatu yang tersembunyi di balik suasana tenang ini.

Di ruang utama, Lisa ditempatkan di meja yang dipenuhi dengan buku-buku dan peralatan sekolah. Ibu Roberts memberikan beberapa petunjuk tentang jadwal dan aturan sekolah sebelum melanjutkan tugas lainnya.

“Jika ada yang kau butuhkan, jangan ragu untuk bertanya. Kami di sini untuk membantumu beradaptasi,” katanya sebelum pergi.

Lisa duduk sendirian di mejanya, memerhatikan siswa-siswa lain yang mulai mengisi ruangan. Mereka semua tampak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, seolah-olah tidak peduli dengan kehadiran Lisa yang baru. Ada sesuatu yang membuatnya merasa seperti seorang pengamat luar di dunia yang tidak sepenuhnya dia pahami.

“Hey, kau pasti Lisa, kan?” Suara seorang gadis dengan nada ceria menyapa dari samping meja.

Lisa menoleh untuk melihat seorang siswa dengan rambut coklat bergelombang dan senyum lebar.

“Aku Sarah. Aku baru juga beberapa bulan yang lalu. Kalau butuh bantuan atau teman, aku bisa bantu.”

Lisa tersenyum tipis, merasa sedikit lega karena ada yang mengulurkan tangan untuknya. “Terima kasih, Sarah. Sebenarnya, aku merasa agak tertekan. Semua ini sangat berbeda dari apa yang aku kenal.”

Sarah mengangguk dengan penuh pengertian. “Aku tahu rasanya. Sekolah ini memang memiliki suasana yang unik, tapi lama-lama kau akan terbiasa. Kau hanya perlu memberi waktu untuk diri sendiri.”

Lisa menghela napas, merasakan sedikit kelegaan dari kata-kata Sarah. “Aku harap begitu. Aku tidak ingin merasa seperti orang asing di sini.”

Sarah tersenyum lebih lebar. “Kau tidak akan merasa seperti itu selamanya. Selama kau bersedia membuka diri, kau akan menemukan bahwa sekolah ini memiliki banyak hal menarik untuk ditawarkan.”

Lisa mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. Meskipun perasaannya masih campur aduk dan ketidakpastian tetap menghantuinya.

Kata-kata Sarah memberinya secercah harapan. Mungkin, dengan waktu, dia bisa mulai merasa lebih nyaman di lingkungan yang baru ini.

Saat hari pertama Lisa di sekolah elit itu berakhir, dia melangkah keluar dari gedung dengan perasaan yang campur aduk. Meskipun suasana sekolah yang tertutup dan misterius masih menyisakan rasa asing dalam dirinya, Lisa merasa sedikit lebih siap untuk menghadapi tantangan berikutnya.

Dengan semangat untuk beradaptasi dan menemukan tempatnya di antara misteri sekolah ini, Lisa melangkah ke dalam kegelapan hutan yang mengelilingi sekolah, siap menghadapi hari-hari yang akan datang.

***

TBC

Koridor Kegelapan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang