siapa?

370 26 0
                                    

Happy reading.














Di sebuah ruangan bernuasa putih dan biru membuat ruangan tersebut terlihat indah.

Dapat dilihat terdapat seseorang terbaring di brangkar dengan berbagai alat medis rumah sakit yang merekat di tubuhnya.

Dan juga beberapa perban di tubuh seseorang itu.

Cklek!

Pintu terbuka menampilkan sosok laki laki tampan dengan almamater yang tergantung di lengannya.

Ia menutup pintunya kembali dan menghampiri brangkar di sana.

Ia menatap sendu ke sosok yang masih tertidur dengan tenang tanpa ada rasa niat untuk bangun.

"Kapan kamu mau bangun Gibran?"gumam nya dengan nada sedikit bergetar.














Disebuah ruangan gelap, terlihat beberapa remaja sedang berpesta dengan banyak nya botol alkohol.

"Hahaha, kasian banget Gibran."tawa dari salah satu mereka.

"Gua kasihan sih, dia itu gak salah tapi... Gimana lagi? Dia target kita."ucap salah satu mereka.

"Tapi gua ngerasa kalau kita berlebihan deh"lirih dari salah satu mereka.

"Alah, bohong amat sih Lo catlana. Dia kan bukan siapa siapa lu"kesal salah satu remaja laki laki yang sedang merokok.

"Dia itu Abang tiri gua anjir!!"CATLANA YURA ALEXANDER perempuan cantik dengan rambut yang panjang.

"Memang nya lu mau menganggap Gibran Abang lu?"tanya perempuan yang duduk di sebelah dirinya.

"Ya... Gua sih mau tapi gimana ya..."jawab catlana yang masih binggung.

"Udah lah, intinya kita udah buat dirinya masuk rumah sakit."ucap salah satu mereka.

FLASH BACK.

"AWAS!!"

"GIBRAN!!"

PRANG!!

Kepala Gibran mengeluarkan darah karena sesuatu menghantam kepalanya.

Rasanya begitu menyakitkan, semuanya berbayang Bayang dan suara suara yang memanggil dirinya berdengung di telinga nya.

BRUK!

Tubuh Gibran jatuh ke lantai dengan genangan darah yang menghiasi lantai kantin.

Raditya berdiri dari tempatnya untuk menghampiri tubuh Gibran yang sudah tak sadarkan diri.

Raditya memangku kepalanya Gibran di pahanya untuk menjadi bantal.

"Gibran bangun!!!"teriak Raditya yang berusaha membangun kan Gibran.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?!"kesal Andriano yang baru saja datang.

Damian menatap tajam kearah beberapa remaja yang ada di depan matanya.

"K-kami tak sengaja"BRIANNA CECILIA ALTEZA adalah perempuan cantik dengan surai yang dikuncir dua.

"APA KAU BILANG?! TAK SENGAJA?!, LIHAT APA YANG LU PADA LAKUKAN KE GIBRAN BODOH!!"emosi Andriano meledak ledak.

Damian berusaha menenangkan emosi Andriano, ia tau sekali kalau Andriano udah marah.

"Huh~ datang keruang OSIS."ucap Raditya sembari menatap tubuh Gibran.

"Yang lainnya bubar, al bawa Gibran ke rumah sakit... Gua mau ngurusin mereka"suruh Raditya ke albirru.

"Baik"jawab albirru dengan wajah datar nya, dan tak lama para OSIS lainnya membopong Gibran keluar dari kantin.

"Catlana Yura Alexander... Masalah ini harus di selesaikan dengan orang tua kamu"ucap Raditya yang menatap ke arah perempuan cantik sedang menangis.

"Tapi... Catlana gak ikut ikutan.."lirih catlana dengan sedikit isakan.

"Gak peduli."jawab singkat dari Raditya, ia pun pergi dari area tersebut di ikuti ketiga Sahabat nya.

"CK! Sial..."

Flash back off














Di sebuah ruangan misteri...

Sesosok lelaki tampan sedang menatap layar ponsel, ia mengetikkan sesuatu di layar tersebut.

Setelah selesai ia tersenyum layaknya seperti penjahat...

Entah apa yang menghantui sosok tersebut, ia tertawa begitu menyeramkan...

"Gibran, Gibran... Gua tau jiwa yang ada di dalam tubuh mu bukan lah diri mu melainkan orang asing... Dia tidak akan mudah mengetahui siapa pemeran antagonis nya"gumam sosok tersebut.

"Dia benar benar bodoh, padahal pemeran antagonisnya adalah... Keempat sahabatnya sendiri"ungkap temannya

"Mari kita bermain...Gibran"






















Di tempat lain, terdapat seorang pemuda laki laki yang duduk di brangkar.

"Gua gak nyangka, orang yang gua anggap sodara sendiri adalah musuh gua sendiri"gumam sosok tersebut dengan nada rendah

"Dia bermain sangat rapih, tapi gua juga bisa bermain dengan rapih... Lihat lah gua yang akan menjadi pemeran utamanya..."lanjutnya

"Gak ada lagi diri gua yang mudah tersenyum, sekarang hanya ada diri gua yang menjadi sosok layaknya penjahat... Jordan kamu siap bermain?"tanya dirinya.

"Aku selalu siap... Gibran"jawab Jordan dalam bisikkan di sunyinya kegelapan.

"Permainan arsenio dan Jordan di mulai"

















Wah, misteri misteri yang harus di pecahkan oleh arsenio... Tapi apakah ia bisa memecah kan misteri tersebut?
Ayo lanjut ke episod selanjutnya.
Maaf ya, author kali ini buat nya lebih pendek asalnya author gak ada ide lagi tapi author berharap kalian suka sama episode ini.





Jangan lupa vote
Like and
Comment





ARSENIO OR GIBRAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang