"Berdasarkan hasil penyelidikan spertinya korban dibunuh, kerena tidak di temukan sidik jari korban di pisau yang ada di TKP. Bahkan sidik jari pelaku pun tidak di temukan, lalu terdapat 8 tusukan di tubuh korban dan 2 tusukan di leher korban." Jelas Jeffrey sambil menatap semua penghuni Asrama "Untuk sementara itu yang bisa saya beri tau, dan saya juga mohon untuk kerja samanya agar kalian mau di selidiki"
"Maksudnya kalian para Polisi curiga sama kami?" tanya Leon "Pa kami tinggal disini bukan sehari dua hari pa, kita udah tinggal bareng hampir 5 tahun mana mungkin diantara kami yang membunuh Marvin!'
"Kalian tau makna serigala berbulu domba?" tanya Jordan sambil menatap teman temannya yang hanya dibalas tatapan bingung dari teman temannya "Jadi, maksud Jeff itu, diantara kita mungkin ada musuh, yang menyamar sebagai teman. Mungkin diantara kita ada yang membenci marvin"
"Maksudnya bang Marvin punya musuh diantara kita?" Nael bertanya pada Jordan yang dijawab dengan anggukan kepala "Iya bener Na,di----Jeff kemari!" perkataan Jordan terpotong ketika salah seorang petugas polisi memanggil Jeffrey berlari turun menghampiri
"Coba anda lihat ini"pintanya sambil menunjuka dua foto yang berbeda namun di tempat yang sama "kemarin tim kita menyelidiki keadaan kamar, tapi tidak menemukan tulisan ini dan pagi tadi secara mendadak tulisan ini muncul"
"Apa semalam ada yang berkeliaran di daerah TKP?" tanya Jeffrey sambil menatap 15 orang disana
"Engga, lu liat sendiri kan semalem kalau semua penghuni asrama udah masuk kamar masing masing waktu kamu bawa Nael pulang, ditambah kemarin kunci kamar Marvin dibawa sama pa Anton" jelas Teo "Jadi kalau gitu siapa yang nulis?"
"jangan jangan arwah Bang marvin" Jian tiba tiba berseru membuat semua yang disana menatap gemes wajah polos Jian
"Hantu tu ga ada Jian!" Chandra berkata ketus sambil menjitak kepala Jian
"terus maksudnya kode 112 ini apa?" tanya Jian lagi
"Next 112 atau artinya selanjutnya 11pangkat dua, apa maksudnya dia mau bilang korban setelah marvin itu 11 pangkat dua?" tanya dimas
"tapi maksud kata 112 ini apa?" Tian balas bertanya
"mungkin hasil dari petunjuk ini, atau coba cari aja angka yang berhubungan dengan 112" ucap Leon tiba tiba "lalu coba kalian perhatiin ini, ada semacam kode di tempat Marvin di temukan" Leon menunjuk foto kamar Marvin tepat di bagian posisi ketika tubuh Marvin di temukan dan benar saja jika di lihat secara detail, ada angka yang bertuliskan 080
"Lah, kok lo bisa sadar?" tanya Hasan heran karena letak kode itu memang tidak terlalu jelas jika di foto
"gue perhatiin secara telii bege, awalnya gue juga ngira mungkin itu cipratan darah marvin aja, tapi lama lama gue malah penasaran yaudah gue perhatiin secara detail ternayat angka tulisan 080" penjelasan Leon membuat penghuni Asrama berdecak kagum bahkan dua petugas polisi pun kagum dengan ketelitian dari Leon
"Yaudah, kalau gitu kita pamit undur diri, adek ayo pulang" Jeffrey pamit serta mengajak adiknya untuk ikut namun di tolak oleh Nael
"Dek abang lagi ga mau debat" ucap Jeffrey dengan nada tegas "Disini belum tentu aman dek"
"Kata siapa?! Eman dirumah yang menjamin aman siapa? Gue aja di tinggal sendiri" bantah Nael sambil menatap tajam Jeffrey "Bang disini bagi gue lebih aman banyak orang disini, Nan-Nael juga bisa jaga diri"
"Iya bang, abang tenang aja kita bakal jaga Nael kok" ucap Haikal sambil merangkul Nael yang berdiri di sebelahnya "Disini juga ada abnag abang yang lain pasti aman kok" Jeffrey sempat menatap khawatir sebelum akhirnya mengangguk setuju.
"Jaga diri, kalau sampe kamu luka atau kenapa napa, abang bakal langsung seret kamu pulang ke rumah dan ga bakal balik lagi ke asrama"
"Iya bang..iya"
Jeffrey sempat menatap khawatir adiknya sebelum benar-benar pergi meninggalkan Nael diasrama NeoSkz
"Abang lo kok protektif banget sih?" tanya Haikal sambil menatap kepergian Jeff
"Si Jeff mah bukan protektif lagi, tapi Overprotektif, makannya tu anak sampe minggat dari Asrama eh taunya ga lama adeknya malah masuk" ucap Yudha yang menimbulkan tawa bagi yang lain "Tapi gue juga penasaran si kok sampe segitunya"
"Bagi gue itu hal yang wajar kok" ucap Teo tiba tiba
"Kak Kerystal, Jeff dan Nael, mereka cuma punya satu sama lain sekarang, dan sebenernya alasan Jeff minggat dulu juga ya itu, Jeff mau ngejaga kakak sama adiknya sebagai anak laki laki tertua, tapi karena pada akhirnya mereka sibuk masing masing Nael masuklah kesini"
"Kok lo tau sampai sedetail itu?" tanya Jordan yang dijawab dengan senyum tipis dari Teo
"Gue udah kenal lama sama Jeff, bahkan dari kecil kita udah main bareng, gue, Jeff dan Dimas"
"kok gue ga percaya ya" ucap Jevano menatap curiga pada Teo "Lo pasti Boong bang, orang keluarga Nael aja baru pindah kesini pas gue smp"
"HEH lu jelemaan anjing! Makannya pas kecil sering main keluar, lu mah dari jaman bocil belum bisa jalan aja kalau di bawa keluar rumah pasi rewel nangis tantrum"
"Tapi, Jev kalau ga salah, pas SD gue pernah liat lu tantrum gara gara ga mau ikut study tour, kalau ga salah lo sampe guling guling di halaman rumah dan acak acak ransel lo"
"Apaan sih El, hoax itu hoax" Jevano berusaha membantah perkataan Nael "Abang punya buktinya loh, mau liat ga?" Teo mengelurkan ponselnya dan mencari video Jevano yang sedang tantrum di halaman rumah gara gara ga mau ikut study tour karena bakal jauh dari Mama katanya
"Janganlah anjir, bang aib gue itu" Jevano merebut ponsel Teo dan mengamankan video itu
"Yah padahal Chandra mau liat"
"iya Jian juga"
Nael: bang, lu pas cek kamar Marvin nemu sesuatu ga?
Jeff: kenapa?
N: engga, Cuma nanya aja
J: gue Cuma nemu ini aja
*foto Next 112 sama 080
N:ah..yaudah makasih
J:jangan aneh aneh dek, abang ga mau kamu kenapa napa.
N: sip
Nael memperhatikan dengan seksama dua angka di yang terpampang di layar ponselnya, ia mulai memikirkan pesan tersembuunyi dari dua angka tersebut, sampai secara tidak sengaja mata Nael melirik sebuah benda yang ada di dekat meja belajarnya dan mulai mencari apa yang ada di kepalanya.
"tck..jadi dia pelakunya"
Pagi harinya Nael bangun lebih awal dan melihat Dimas sedang memasak di dapur
"tumben bang udah masak" ujar Nael basa basi "Mau dibantuin ga?"
"Boleh deh, bantu cuci sayur ya, sama sekalian di potongin kecil kecil, buat wortel sama kentangny tolong potong dadu" arah Dimas sambil tetap fokus pada masakannya sementara Nael membantu untuk mencuci dan memotong sayur.
"Bang, gue mau tanya... lo percaya ga kalau pelaku pembunuh bang Marvin ada di antara kita?" tanya Nael sambil menatap dimas dengan senyum tipis namun terkesan dingin sementara Dimas hanya terdiam menatap Nael yang tersenyum ke arahnya
YOU ARE READING
WHO
Teen Fictionterjadi kasus pembunuhan di Asrama di lantai 4 Asrama, di temukan juga kode kode yang entah di tinggalkan oleh siapa....