Dua๑

8 2 0
                                    

Hembusan angin lembut yang menerpa wajah indah.

Gadis itu mendengus "Kapan ya, aku cepat lulus di sekolah ini?"

"Laa!!"

Merasa dirinya di panggil ia pun menoleh ke arah sumber suara.

"Kenapa?"

"Nanti kamu ada waktu luang nggak?"

Azil yang bingung tidak bisa menjawab, tentu saja membuat temannya yang bernama Aila berada di depannya kebingungan.

"La?"

"E-e? Apa il"

Aila yang sudah lelah terhadap sikap Azil refleks ia menepuk jidatnya.

"Alamak Azila!"

Azil yang paham pun dia hanya cengengesan tanpa salah.

"Nanti kamu ada waktu luang nggak?" tanya Aila lagi.

"InsyaAllah,Il."

"Kalau ada, gapapa sih"

Azila yang menahan geram pun menepuk keras bahu Aila.

"eh btw besok di sekolah kita ada pengajian"

"Pengajian?" Tanya Azila

"Iya..."

Azila semakin terkejut, karena Jarang sekali sekolahnya mengadakan kegiatan religi seperti ini.

Mata Azil sekarang berbinar. "Benar?"

"Bohong."

"Yaudah."

Aila sekarang tertawa keras. "Ahahaha, La, Muka kamu mau nangis ya?"

"Mana ada?"

"Nggak, La, tadi aku cuma bercanda"

Aila kembali berbicara. "Ayo kembali ke kelas."

Hanya satu kata yang keluar dari mulut sang empu "Malas."

"Kenapa?"

Azil memegang tangan Aila. "Aku capek, Il, di kelas selalu di katain sok alim, di katain apalah."

Aila hanya tersenyum mendengarnya. "Itu tandanya Allah sayang sama kamu, La. Allah jauhin teman yang nggak benar, berarti kamu harus jaga pergaulanmu."

"Dan, yang mencaci kamu berlaku untuk orang yang iri sama kamu La, kamu jangan lengah gitu aja, Masih banyak yang mau berteman sama kamu, lagian kan kamu anak aktif."

"Emang iya, ya, Il?"

"Iya Azila sayang, Sudah ayo kembali."

"Takut." Cicit Azila

Aila berdecak kecil. "Gausah takut, kan ada Aila seorang" Sambil menepuk nepuk kecil dirinya sendiri.

Azila tersenyum, Sebelum mereka pergi meninggalkan Halaman belakang sekolah.

•••

*Saat istirahat.

Azila sedang duduk bersama Aila di kantin menunggu pesanannya datang.

"Azila!" Teriak seseorang dari belakang.

"Hanan?" gumam Azila.

Aila menatap tidak suka dengan keberadaan sosok laki laki yang berada di meja mereka. "Ada urusan apa Lo sama Azila?"

"Apasih? Orang gue punya urusan sama Azila." Sentak Hanan.

"Ada apa, Han?"

"Gapapa, cuma pengen lihat Azila."

Azila terdiam seribu bahasa, ia begitu terkejut hingga tak bisa mengeluarkan kata kata dari mulutnya.

Aila menyatukan kedua alisnya. "Iew, bro? Menjijikkan, pergi Lo dari sini, sebelum gue sama Azila yang pergi."

"Apasih Lo ikut ikut Mulu?, Emang gue ada Masalah apa sama Lo?"

Azila Masih berada di lamunannya,
Aila yang menyadari sikap Azila ia kembali memberi peringatan kepada Hanan.

"Azila itu bukan cewek yang mudah di goda sama setan kayak Lo!, Dan Azila itu bagai mutiara yang tersimpan baik, Jadi jangan sekali kali Lo mencoba membuka Mutiara itu, Lo Datang cuma mau ngerusak Azila?, Cuma mau ngajak buat dosa?, Cari sono di luar, banyak."

Aila kembali berbicara. "Oh ya, Satu lagi."

"Azila nggak suka cowok yang suka menjauhkan dirinya dari tuhannya."

Hanan seperti di tampar sandal sandal Abu Lahab. Begitu menusuk kata kata Aila di hatinya.

Hanan menatap Azila sejenak, Azila yang di tatap oleh laki laki yang bukan mahramnya, ia langsung menundukkan kepalanya.

"Maaf, La."

Hanan ingin meraih tangan Azila, namun dengan cepat Azila menepis tangan Hanan dengan kuat.

"Gausah pegang pegang!" Teriak Azila.

"La, kayaknya emang kita yang harus pergi."

Ketika Aila menggenggam tangan Azila mengisyaratkan ia akan mengajak Azila pergi, Hanan mengetuk meja cukup keras.

Azila dan Aila tersentak kecil.

"Gue yang pergi, Permisi." Ucap Hanan sebelum pergi.

•••


Baaaaaa!!!

It's time to dzikir dan sholawat 😺🧺

Subhanallah
Alhamdulillah
Laailahailallah
Allahuakbar

Allahuma shali wasallim ala nabiyyina Muhammad.

Terimakasih untuk waktunya.

Hujat Hanan di komentar gais😚

kita beri penghargaan Wanita keren untuk Aila

JANGAN LUAP VOTE YEAA☝️☝️

Mengejar Yang Tak PastiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang