Prolog.

19 4 0
                                    



Malam hari yang suram Ran berlari dengan tergesa-gesa tidak mempedulikan kaki nya yang terluka akibat terkena ranting dan bebatuan. Di pikiran nya hanya satu, lari dari orang gila bernama Diego.

Setelah 10 menit berlari akhirnya Ran melihat jalan raya sepi. Ran tersenyum senang akhirnya usaha pelariannya tidak sia-sia setelah sekian lama terkurung di tempat terkutuk itu.

'Akhirnya aku selamat' Pikir nya sembari mempercepat langkahnya, bertepatan dengan itu Ran melihat ada pengendara dari kejauhan, dengan cepat dia ke tengah jalan sambil merentangkan tangannya untuk meminta tolong.

"BERHENTI!!" Pengendara motor itu segera mengerem motor nya dan berhenti di depan nya. Ran yang melihat itu langsung berjalan cepat ke arah orang asing itu.

"Kumohon tolong selamatkan aku" Ran memegang tangan orang asing itu sambil bergetar.

Orang asing itu diam sejenak lalu turun dari motor nya sambil melepaskan helm nya.

Ran yang awalnya tersenyum langsung diam membeku, tubuh nya bergetar hebat melihat mata merah yang menatapnya tajam.

"Sayang ku, kenapa kabur dari rumah, hm? Bukannya aku sudah bilang bahwa aku mencintaimu." Pria itu tersenyum polos sambil memiringkan kepalanya menatap Ran, tangan kanan nya memegang tongkat besi terlihat ada bekas darah yang sudah mengering.

"T-tidak menjauh kau iblis sialan" Ran mundur perlahan dengan ketakutan, pupil mata nya bergetar.

Pria itu maju perlahan lalu memegang lembut tangan kiri Ran, tanpa aba-aba dia memukul tubuh nya dengan tongkat besi.

"Harusnya kamu tidak kabur dari rumah dan kamu juga harus menurutiku, dasar anjing tidak patuh" Pria itu memukul nya berkali-kali tanpa ampun hingga pria yang di pegang nya kejang-kejang.

"AKHHHHH"

"HIKSS SAKIT BAJINGAN, LEPASKAN" Tangan Ran tak tinggal diam, dia mencakar tangan pria itu.

"Astaga sayang ku apakah itu sakit? maafkan aku ok?" Pria itu masih memukul Ran tanpa rasa bersalah, justru dia hanya tersenyum.

"Akhhh...." Lirih Ran pelan, suaranya sudah habis, tubuh nya sakit semua.

"ini karna aku mencintaimu, Ranveer" Setelah mengatakan itu dia berhenti memukulnya, melihat pria yang di pegang nya sudah tidak bergerak pria itu memeluk tubuh Ran yang sudah tak sadarkan diri.

Dia bersenandung pelan, mata merah nya tak pernah lepas dari bibir Ran. Tangan pria itu mengelus bibir pucat Ran lalu mencium nya pelan.













COMING SOON

Rabu, 18 Sep 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang