"Sakit ternyata suka sama orang yang belum selesai dengan masa lalunya."
"Makanya pacaran sama gue, dijamin bahagia terus."
"Alah kentut. Pacaran sama playboy kayak lo lebih nyakitin!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* * *
"Sialan, benci banget gue sama Pak Idam!" pekik Nadikta dengan nada frustasinya.
Sedangkan Dhimas sama Arjuna cuma bisa ketawa melihat nasib teman mereka itu. Gimana gak komat-kamit itu si Nadikta, dia tuh paling benci pelajaran seni budaya, lantaran gurunya nyebelin.
Eh sekarang ada tugas buat bikin lukisan Nusantara, tapi berkelompok yang beranggotakan 2 orang. Tau gak kenapa sampai sekesal ini? Iya benar, karena Nadikta sekelompok dengan Rajevan.
Si cowok urakan itu lagi tersenyum dengan sejak namanya dan nama Nadikta disebut berbarengan sebagai kelompok ke 5.
"Tenang cantik, gue pinter ngegambar kok!"
Nadikta mendengus, "Bodo amat!"
Tuh gitu tuh, yang bikin Nadikta males tuh sebenarnya bukan cuma karena tugasnya doang. Tapi karena Rajevan nya yang akhir-akhir ini terasa lebih menyebalkan, sebab terus menempel padanya dan godain dia mulu.
Dhimas menepuk punggungnya, "Udah sih, marah-marah mulu. Cuma nugas doang ini, lo cepet-cepetin aja ngerjainnya biar gak lama-lama sama si Jevan."
Arjuna terkekeh, "Dilama-lamain juga sebenarnya gak ada masalah, lumayan biar PDKT nya lancar Na."
"Ah lo mah PDKT mulu yang dibahas! Siapa yang lagi deket sih? Gue kan ngga."
"Lo iya, kalau lo perlu disadarkan lo tuh lagi di deketin sama si Jevan. Makanya itu bocah gak ada menel-menel lagi sama yang lain."
Nadikta mendengus, "Paling juga buat main-main doang. Males gue ah."
"Beh, Jev! lo mesti lebih mepet lagi, ni anak denial mulu!" Nadikta melotot pada Arjuna yang tiba-tiba berteriak gitu, bukan cuma Rajevan yang noleh tapi hampir semua anak kelas.
Bikin Nadikta malu sebab sekarang mereka langsung cengcengin dia.
"ANJAY!"
"CEILAAH!"
"Oh sekarang playboy udah ada pawang nya toh~"
"Pawang nya galak anjing HAHAHA!"
"Arjuna bangsat!" Nadikta segera menarik rambut milik teman nya itu dengan gemas, sedangkan Dhimas meringis lihat dua temennya saling jambak.