Sagara dan Khavi-dua hati yang saling menemukan kenyamanan di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Hubungan mereka perlahan tumbuh, menghangat seperti mentari pagi, membawa harapan akan kisah cinta yang indah. Namun, bayang-bayang masa lalu tidak pernah be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝Kamu akan selalu menjadi milik aku, sayang❞
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aroma khas caffe shop memanjakan indra penciuman gadis yang sedari tadi mengoceh tanpa henti, bahkan lelaki yang berada di hadapannya saja tidak dapat membuatnya berhenti mengoceh. Mata teduh menatap wajah gadis di depannya — menompangkan dagu seraya berkata, "lo lucu." Sagara terdiam sejenak, mencerna dua kata yang lolos keluar dari bibir Khavi
"Hah?" Khavi terkekeh melihat wajah polos kekasihnya
"Ahh, iya! Kita kan udah pacaran," ujar Sagara baru mengingat bahwa mereka sudah mempunyai hubungan khusus. Melihat pemandangan menggemaskan di depannya membuat Khavi tertawa pelan, kemudian mencubit gemas pipi kekasihnya, tidak peduli jika Sagara tak terima pipinya dicubit.
"Vi... Ajak aku kemana kek, ke kebun sawit juga gapapa kok." katanya dengan nada lesu
"Ngapain ke kebun sawit, birahi lu" ucap Khavi sedikit bercanda. Sagara sempat terkejut namun tertawa mendengar ucapannya
"Malam ini gua harus ikut bokap gua," ucapnya dengan tenang. Terdengar helaan napas panjang dari arah seberang, matanya tak luput menatap bibir Sagara yang manyun, tatapannya seolah sedang banyak pikiran