pernikahan seorang kaka

3 0 0
                                    

Part 1

Di tengah kesibukan kuliah, Calista merasakan tekanan yang cukup besar dari tugas-tugas dan ujian yang menanti. Dia baru saja kembali dari kelas ketika kakaknya, yang baru saja menikah, mengunjungi rumah mereka. Dengan semangat, Kakaknya mulai bercerita tentang kebahagiaannya setelah menikah, membuat Calista merasa campur aduk.

"Selamat ya, Kak! Kapan aku bisa merasakan hal yang sama?" Calista berkata setengah bercanda, tapi di dalam hati, dia merasa tidak siap untuk menghadapi fase itu.

Kakaknya tersenyum dan menjawab, "Mungkin suatu saat nanti. Tapi ingat, semua butuh waktu. Jodoh itu datangnya tiba-tiba, lho! Siapa tahu kamu akan dipertemukan dengan seseorang saat kamu tidak menyangka."

Calista hanya bisa tertawa, tapi dalam pikirannya muncul pertanyaan, "Kira-kira kapan ya? Dan bagaimana jika aku masih ingin fokus kuliah?"

Sejak saat itu, Calista merasa tertekan dengan ide pernikahan yang mungkin belum waktunya. Di kampus, setiap kali melihat pasangan yang mesra, dia merasakan degupan di hatinya. "Apa aku harus juga mencari cinta secepat ini?" pikirnya. Tapi di sisi lain, dia juga sangat menikmati kuliah dan cita-citanya untuk menjadi ahli di bidang yang dipelajari.

Suatu malam, saat sedang belajar sendirian di kamarnya, Calista mendapatkan pesan dari temannya, Maya. "Hey, besok ada acara di kafe baru. Ayo ikut! Kita bisa refreshing sejenak."

Calista awalnya ragu. "Tapi aku masih harus mengerjakan tugas," balasnya. Namun, setelah berpikir, dia menyadari bahwa sedikit bersosialisasi tak akan merugikannya. "Oke deh, aku ikut!" jawabnya.

Saat acara di kafe, Calista merasa lebih ringan. Ada banyak teman yang datang, dan suasana yang ceria membuatnya lupa sejenak akan beban kuliah.

Tiba-tiba, dia melihat seorang pria di sudut kafe yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Senyumnya yang hangat menarik perhatian Calista. "Siapa dia ya?" pikirnya, merasa ada yang berbeda.

Maya yang menyadari perhatian Adik berkata, "Itu Rian, dia mahasiswa baru dari jurusan yang sama. Dengar-dengar, dia juga suka musik!"

Calista merasa jantungnya berdebar. "Kalau gitu, kenapa tidak coba ngobrol?" saran Maya sambil mendorongnya sedikit.

Dengan rasa malu, Calista memberanikan diri untuk mendekati Rian dan menyambung obrolan ringan. Ternyata, mereka memiliki banyak kesamaan! Mereka berbagi cerita tentang kuliah, musik, dan impian masa depan. Adik merasa nyaman dan bahagia, seolah beban yang dipikulnya sedikit terangkat.

Ketika acara berlangsung, Calista menyadari bahwa berbagi waktu dengan orang lain bisa mengurangi tekanan yang dirasakannya. Mungkin cinta tidak harus dipikirkan terlalu serius.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Tak terduga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang