Warning! Mengandung mature content harap bijak memilih bacaan!
Tepat jam delapan kurang seperempat pagi Syera menjatuhkan tubuhnya di kursi putar kubikel-nya. Gadis berusia dua puluh lima tahun itu mengembuskan napas lelah. Untung saja masih ada waktu lima belas menit untuk membuat kopi.
Gadis berambut sepunggung itu pun melangkahkan kakinya menuju pantry yang sudah sepi dengan pegawai kantor. Biasanya di jam-jam menjelang masuk kantor jarang sekali pegawai nongkrong di pantry, mereka lebih suka mengobrol di kubikel masing-masing sembari menunggu jam kantor mulai.
Syera menuang satu sachet kopi moccacino ke dalam mug kesayangannya yang dia simpan di kitchen pantry. Setelah menekan air panas dari dispenser, gadis itu mengambil sendok dan mengaduknya.
"Telat lagi, huh?" sapa seorang yang mengambil duduk di bar stool.
Kavi, orang terdekat Syera di kantor yang bernama lengkap Kaviandra Wiratama, mereka pertama kali berkenalan sewaktu masih kuliah di kampus yang sama. Kavi adalah senior Syera, dan mereka sempat berhubungan dekat juga, tapi kandas karena sesuatu hal.
Mereka bertemu lagi setelah berpisah kurang lebih empat tahun. Syera melamar di perusahaan di mana Kavi yang menjadi managernya. Keduanya pun kembali memulai dengan menjadi rekan kerja, atasan dan bawahan.
"Biasa, ada insiden pagi," jawab Syera santai sambil tangannya masih mengaduk-ngaduk kopi agar merata rasanya.
"Mau quicky?" ajak Kavi menggoda gadis di sebelahnya. Lelaki itu tau sekali bila mood Syera sedang buruk, pasti dia butuh sesuatu untuk membuatnya kembali rileks.
"Boleh," balas Syera tanpa basa basi menaruh kopinya di meja dan langsung menuju ruang penyimpanan alat-alat kebersihan yang masih menyatu dengan pantry. Selain di toilet kantor, tempat ini lah yang biasa menjadi lokasi singkat mereka melakukan pelepasan.
Syera berjalan lebih dulu menuju ruang kecil berukuran dua kali dua meter itu. Kavi pun menyusul di belakangnya, kemudian langsung menutup dan mengunci pintunya.
Keduanya saling berpagutan mesra, melesakan lidah dan saling membelit satu sama lain di dalam mulut mereka.
"Kamu pake lipstik apa sih, kok, beda rasanya?" keluh Kavi di sela-sela ciumannya.
"Berisik, ih! Cepat, nanti ada yang masuk!" omel Syera seraya membuka ikat pinggang lelaki yang sudah tiga bulan ini menjadi friends with benefit-nya.
"Iya, iya sabar," balas Kavi dengan tangan yang langsung menaikan rok gadis di depannya hingga ke pinggang.
"Kav, cepet masukin!" titah Syera tak sabar.
Kavi pun mengeluarkan pengaman yang selalu dia simpan di selipan dompetnya dan memakaikan ke juniornya yang sudah mengacung sempurna. Kemudian lelaki itu langsung menerobos liang kewanitaan gadis itu dengan sekali hentakan. Kavi sedikit mengangkat satu kaki Syera dan mulai menghujam kejantanannya.
Syera melenguh ketika milik lelaki itu memenuhi bagian sensitifnya. Kavi mulai bergerak cepat mendorong keluar masuk miliknya ke bagian inti Syera yang masih terasa sempit tiap kali dia masuki.
Tak sampai sepuluh menit keduanya saling mendesah puas, lalu Syera melingkarkan kedua tangannya di bahu Kavi berusaha menopang tubuhnya agar tidak oleng akibat orgasme singkat mereka. Napas lelaki itu berembus hangat di leher Syera.
Keduanya selesai dan keluar dari ruangan kecil itu bergantian. Kavi yang lebih dulu keluar dan memantau keadaan di pantry. Aman. Lalu, lelaki itu mengetuk pintu di belakangnya dua kali sebagai kode. Syera segera merapikan penampilannya agar kembali rapi seperti awal mula, kemudian bergegas keluar menuju toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
FWB With Ex-Boyfriend
RomanceDipertemukan dengan mantan kekasih yang masih dicintainya membuat Syera berharap bisa kembali mengulang masa lalunya. Namun semua itu hanya impian sia-sia baginya, karena Kavi, sang mantan kekasih, telah mengikat hatinya dengan wanita lain dan akan...