a secret..

370 40 9
                                    

"Gimana mau aku panggilkan dokter aja?" Tanya caine

Zaki menggelengkan kepalanya, tanda ia tak perlu di panggilkan dokter, sebenarnya Zaki hanya takut jika dokter memeriksanya dan mengatakan soal penyakitnya di hadapan teman temanya, Makanya ia menolak.

"Yaudah, gak papa nanti pas dokter checkup ke sini aja kita tanyain kapan kamu boleh pulang."

"Iya"

Setelah itu mereka kembali mengobrol, sampai langit berubah menjadi berwarna jingga yang cerah.
"Mia, seliya ini sudah sore pulang lah duluan" pinta caine.

"Yah mamih gak ikut?"Tanya seliya yang langsung dapat gelengan oleh caine.

"Loh kenapa?" Tanya si bontot

"Gak papa, krow juga pulang sana biar aku aja yang jagain Zaki"

Krow sempat melirik kearah Zaki, sedangkan Zaki yang melihat krow menatapnya hanya tersenyum lembut.

"Kamu bawa mobil Mia, krow" jelas Caine, karna ia tau skills mengemudi anak perempuannya itu tidak jauh dari nya, bisa di bilang buruk dalam mengemudi.

"Yaudah ayo gays pulang" krow yang paham pun mulai beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu, sebelum ia benar benar keluar ia melirik kembali kearah Zaki lalu berjalan keluar dari kamar Zaki di ikuti Mia dan seliya.
Setelah mereka berpamitan.

"Zaki kau lapar?" Tanya caine,ia mendudukan dirinya di tempat krow duduk tadi dan mengambil kantong keresek yang memang ia bawa sejak tadi

"Iya, pasti makanan RS hambar - hambar, padahal aku pengen yang manis" gerutu Zaki,caine yang mendengar itu hanya bisa tersenyum memahami, tidak salah memang makanan RS tuh kadang hambar - hambar

"Aku punya roti sih, tapi boleh gak ya aku kasih Zaki" ragu caine

Zaki menatap berbinar pada sebuah roti yang baru saja caine keluarkan dari kantong plastik yang dia bawa.

"Boleh lah ya, masa gak boleh" ucap Zaki

"Bentar deh, tanya dokternya dulu gimana?" Tanya caine,tangan nya sudah siap di tombol merah pinggir ranjang Zaki.
Dengan pasrah Zaki mengangguk mengiyakan, lantas caine menekan tombol merah itu.

Tak butuh waktu lama seorang dokterpun datang dengan 1 suster di belakangnya.

"Oh, syukurlah anda sudah siuman" ucap dokter itu lalu berdiri di samping ranjang Zaki.

"Permisi saya periksa dulu ya"
Zaki mengangguk menanggapi nya.

"Oke selama p-"

" Ah sori, sepertinya ada yang menelepon, saya keluar dulu sebentar"

ucapan dokter terhenti tatkala Caine yang tiba tiba berdiri dan berpamitan, Dia tau dokter akan membahas soal penyakit Zaki, jadi ia sengaja untuk menjauh dan lebih membiarkan Zaki yang mendengarnya sendiri.

"Em, pak dokter lanjut saja penjelasan nya nanti saya denger dari dia" lanjut caine lalu beranjak dari tempat duduknya bergegas keluar dari kamar Zaki.

Namun caine tidak benar benar menelpon, kini ia berdiri di balik pintu kamar Zaki mencoba mendengarkan pembicaraan di dalam sana.

"Baik pak silahkan lanjutkan"

"Pak Zaki,saya sudah ingat kan anda untuk rutin menghadiri terapi bukan, saya juga sudah mengingatkan anda untuk menjauhi hal hal yang memberatkan fisik atau pun batin anda" jelas dokter, Zaki hanya bisa diam masih mendengarkan ucapan atau Omelan sang dokter.

"Dokter sui, saya tidak ingin menyia nyiakan hidup singkat saya. Sebisa mungkin saya ingin mati dengan nyaman tanpa ada penyesalan"

Dokter hanya bisa menghelah nafas pasrah, padahal ia sudah sering untuk mengingatkan Zaki setiap dia datang untuk terapi.

Benang Kusut.✿✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang