Film Akt 34

24 0 0
                                    

Apa yang orang tahu tentang persahabatan?

“Persahabatan itu kayak kopi tubruk, permukaannya kasar. Tapi ketika dicium, terus kenal lebih dalam, kita enggak akan bisa ngelupain itu.” dari Filosofi Kopi karya Dee Lestari.

Quotes paling gue suka. Karena.. mengingatkan gue dengan kisah-kasih, yang terdiksi abadi di dalam ingatan gue.

Kisah ini dimulai ketika.. Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah. MPLS, lah, ya, orang-orang kenalnya. Disuruh bawa makanan dengan clue aneh-aneh, bikin name tag berwarna sesuai warna jurusan, bersiap fisik dan mental buat diospek, eh— dibimbing OSIS maksudnya.

Saat itu, kebiasaan kekanakan gue masih nyantol didiri gua. Gue nyetel alarm di jam 06.10 WIB, sedangkan perjalanan gue ke sekolah yang baru, aja, ngambil waktu 30 menit. Bisa yang ditebak lah ya..

Kosong.

Gua ngeliat lapangan udah kosong.

Ada cewek, pake kacamata, udah siap buat narik gue yang juga siap buat muter badan. Gue mau pulang. Tapi yang bisa gua lakuin cuma cengengesan sambil garuk kepala yang sebenernya gak gatel. “Ehehehe, kak, saya dateng paling awal, ya? Kok belum ada orang?"

"Justru temen-temen kamu yang lain udah pada ke Aula.” tegas cewek itu, menunjuk sebuah bangunan bercat cokelat muda sedikit kuning. Lantas, ditariknya tangan gue buat ikut kakak kelas tersebut. Yang gua ramal pasti sih, OSIS.

Seraya ditarik, dari kejauhan bisa gue lihat siswa baru lain yang ternyata telat juga. Kirain gue doang. Gue berhenti ditarik setelah sampai di kumpulan siswa baru yang telat juga.

Ada 5 orang disana, cowok semua. Mereka berlima ngelihatin gue yang baru datang. "Dih, nih orang telat banget," ucap salah satu dari mereka– yang gue gak tahu siapa namanya. Yang lainnya cuma diam, gak peduli dengan kehadiran gue. Lebih tepatnya capek sendiri karena gak tahu udah berapa lama berdiri disana.

"Kamu disini dulu sama teman-teman yang lain," ucap cewek OSIS itu. Gue gak memberikan jawaban berarti dan tetap menuruti perintahnya. Dia pergi meninggalkan kami berenam bersama dua kakak OSIS cowok lainnya.

"Eh, lo siapa? Kok lo telat?" Gue menoleh, cowok yang berdirinya paling dekat dengan gue, bertanya dengan polos. "Oh.. Gue Rafi. Tadi gue bangunnya kesiangan, jadi, yaa, telat," gue bisa ngerasa kalau gue tersenyum canggung. Orang itu manggut-manggut, "gue Adit. Daftar kesini jurusan BDP," dia ngelirik nametag gue, "lo TKJ?" sambungnya. Gue mengangguk.

"Heh! Kalian dihukum, malah ngobrol! Udah telat, masih aja banyak tingkah! Kalian harusnya malu!" Salah satu cowok OSIS itu berteriak. Gue reflek nunduk karena kaget. Tapi disatu sisi gue ngerasa itu lucu, gue nahan ketawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Samsara GatraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang