Ten

368 33 60
                                        

Sorry for typo

And

HAPPY READING❤
.
.
.
.

Patras

May 17, 1950

Seolah musim panas datang lebih cepat, cuaca di Patras lebih panas daripada di Seress. Jihoon terlambat menyadarinya karena baru mendapat kesempatan jalan-jalan setelah sebulan di Patras. Tentu saja dengan sang suami yang setia berdiri di sampingnya dan Seongwoo yang mengikuti mereka dari belakang, kedua tangannya penuh kantong belanjaan.

Hubungan mereka membaik seiringnya berjalannya waktu. Jihoon sudah mulai membuka hatinya dengan menerima segala perlakuan mesum Daniel. Pun dengan Daniel yang semakin bersikap lembut setiap harinya. Meski pertengkaran kecil perihal bisnis gelap Jihoon sering terjadi karena si pemilik enggan berbagi, tapi Daniel tidak menekannya. Ia hanya membatasi komunikasi Jihoon dari dunia luar yang lambat laun Jihoon tidak lagi peduli. Atau hanya Daniel yang tidak tahu seberapa banyak kepercayaan yang Jihoon berikan kepada orang-orangnya.

Banyak wanita dan pria yang mulai berbisik begitu mereka melewatinya. Entah itu memuji ketampanan Daniel atau perawakan manis Jihoon serta hubungan mereka yang terlihat harmonis, hari itu mereka menjadi bintang utama di Patras. Hingga keesokan harinya banyak undangan pesta yang berdatangan.

"Akan melelahkan jika kita menghadiri semua pesta itu. Pilih saja yang sekiranya akan kau suka."

Daniel sudah memberi kelonggaran, tapi Jihoon tetap enggan menerima 1 atau 2 undangan dari 11 undangan yang mereka terima. Terkurung di kediaman Kang menyebabkan kadar introvert dalam diri Jihoon meningkat. Sudah merasa nyaman dan terbiasa bertemu sedikit orang, membuat Jihoon harus berpikir berulang kali untuk menghadiri sebuah pesta formal yang banyak drama. Namun, ia tetap harus membuat pilihan. Akhirnya dari undangan yang mereka terima, Jihoon memilih 3 secara acak. Jihoon harap ia bisa bertemu salah satu dari orangnya agar ia bisa menyampaikan pesan kepada Jinyoung, yang kini semetara memimpin bisnisnya.

.

.

.

.

.

Dengan setelan tuxedo berwarna navy yang dihiasi diamond berwarna biru safir membentuk pola burung di bagian dada, penampilan Daniel dan Jihoon nampak serasi. Hari ini perasaan Jihoon sedikit buruk karena sudah tiga hari ia tidak bisa tidur akibat cuaca yang panas. Kancing tuxedo sudah dilepas, kini tangannya beralih membuka kancing teratas kemeja hitam yang ia kenakan.

"Apa yang kau lakukan?" Daniel menahan tangan Jihoon yang sudah akan membuka kancing kedua.

Bibir Jihoon mengerucut tak suka. "Aku kepanasan," Ia menatap ke arah para pelayan yang nampak santai seperti biasa. Apa hanya Jihoon yang merasa kepanasan? Atau karena Jihoon yang belum bisa beradaptasi dengan suhu yang ada Patras? Matahari sudah hampir terbenam tapi Jihoon merasa suhu saat ini masih sama seperti siang tadi.

"Kau bisa membuka kancing baju jika sudah masuk mobil."

Jihoon mengangguk disertai helaan nafas panjang. Rasanya ia ingin batal menghadiri pesta yang berada di barat kota Patras, untuk menghabiskan waktu dengan berendam air dingin. Namun itu semua tidak mungkin, Daniel sudah menggenggam tangannya, menuntun masuk mobil yang sudah menunggu di halaman depan.

Mobil mereka bahkan belum jalan tapi Jihoon sudah membuka lebar jendela mobil di sisi kirinya.

"Jangan buka terlalu lebar jika kau ingin membuka kancing kemejamu!"

[M] MARRIED IN RED [ NIELWINK ] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang