1. ajakan perang

21 3 0
                                    

"k-kenapa muka ku jadi gini!?" Ucap ku terkejut. Aku tak tau, terakhir ku ingat. Aku tertabrak mobil lalu pandangan ku menjadi gelap. Tau tau nya malah disini!?

Apa mungkin aku reinkarnasi!? Mana mungkin yang seperti itu ada, tapi kenapa jadi seperti ini. Aku familiar dengan wajah baru ini. Rasanya seperti pernah melihatnya di sebuah tempat. Bibir yang pucat juga dipadukan sedikit warna merah, kulit putih seputih salju, manik merah Semerah darah, dan surai hitam kebiruan yang memikat.

Kurasa, aku pernah melihatnya. Tubuh ini adalah seorang calon putri kerajaan. Ia banyak dibenci, tapi bukan karna dia ini jahat. Putri ini adalah seorang yang baik, jujur, dan adil, tapi dia adalah seorang anak yang memiliki perbedaan. Karna itu banyak membencinya, terutama para pejabat tukang korupsi.

"Haruna Alexander (Name)" ucapku mengingat namanya. Seperti nya aku harus melewati banyaknya rintangan di dunia baru ini. Terutama mengubah pandangan orang-orang pada tubuh ini.

"Salam kenal Haruna, aku (name) akan mengubah nasibmu" ucapku berbicara pada pemilik tubuh, Haruna.

꧁༺༒༻꧂

"Duduk, ayo makan Haruna." Aku hanya diam tidak menjawab. Orang ini adalah ibu dari putri ini. Dan aku malas menanggapi nya. Setahu ku, ibu nya itu salah satu yang membenci Haruna.

"Haruna? Nak?" Ia berkata sekali lagi. Dan lagi-lagi aku hanya diam tak merespon.

"Huh... Ada apa denganmu akhir-akhir ini?"

"..."

Perut ku memang lapar, tapi aku gengsi. Setelah kupikir-pikir lagi. Mungkin lebih baik aku menerima tawaran nya. Aku memposisikan diri dari posisi berbaring, menjadi duduk. Ibunya menyuapi ku satu per satu makanan. Aku hanya diam.

Setelah beberapa menit lamanya, akhirnya makanannya habis.

Aku ragu untuk berkata. Aku ingin menjelajahi tempat ini. Rasanya seperti di anime kerajaan. Asal kau tau. Aku ini anak nolep.

"Boleh... Aku berkeliling istana?" Tanyaku tiba-tiba. Ia tersentak, lalu kembali menetralkan mimik wajahnya agar terlihat ramah. "Untuk apa?" Tanya nya sembari mengupas kulit jeruk di tangan nya. "Aku bosan" jawabku.

"Sebentar." Ia meminta ku menunggu. Setelah selesai mengupas kulit jeruk nya. Ia mengambil satu belahan daging jeruknya.

"Tapi kamu harus makan ini terlebih dahulu" ucapnya memberi syarat. Aku sih oke-oke aja. Aku membuka mulutku untuk memakan jeruk nya. Rasanya manis-kaya yang baca xixixixixi-juga asam. Baru pertama kalinya aku merasakan jeruk yang manis.

"Sudah." Aku menyudahi makan makanan penutupnya. Jeruk nya sudah habis.

"Baiklah ayo."

Aku berdiri. Berusaha berjalan layaknya orang yang tidak terluka. Tapi sayang, ibunya menyadari apa yang berbeda dari ku. Ia segera membantu untuk berjalan.

"Kamu yakin mau berkeliling? Kaki kamu belum sembuh."

Aku menggeleng. Sebagai balasan Ia hanya menghela napas. Kami berjalan mengelilingi istana. Mulai dari perpustakaan, dapur, ruang rapat, kamar utama, dan lain-lain.

"Kamu hanya boleh keluar dari istana di hari Rabu dan Kamis. Batas keluar mu ada di hutan-hutan itu." Ucapnya sembari menunjuk beberapa titik yang boleh aku kunjungi. Aku ingin bertanya. Tapi aku urungkan.

𝑰'𝒎 𝑻𝒉𝒆 𝑸𝒖𝒆𝒏 || Boboiboy X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang