Bab 1

17 8 0
                                    

Namja berkulit Tan dengan tubuh gempal dan lekukan yang cantik, kepala kecil bersurai madu menengok ke sana kemari dengan langkah ia bawa menuju tempat kesukaannya.

Si manis menyipitkan matanya kala melihat dua orang tak asing tengah asik makan di kantin tanpa menyadari kedatangannya. Namja manis itu menghampiri kedua sahabatnya dengan berkacak pinggang.

"Woah ternyata kalian di sini, aku mencari kalian hampir seluruh kampus asal kalian tau!"

"Jangan marah, Haechannie, kau tadi sangat sibuk main game selepas kelas usai, karna kami tak tahan jadi kami memutuskan mendahuluimu." ucap salah satu dari mereka. Badannya kecil dan pendek, namun sangat pemarah.

Pemuda yang di panggil Haechan hanya bisa duduk di dekat salah satu dari mereka, wajahnya cantik dan lucu seperti kelinci, pecinta warna pink dan sangat penyayang terutama pada kucing.

"Nana, apa kau ada kelas lagi?" pria yang di panggil nana itu mengangguk dengan mulut penuh mie.

"Njunnie?" si cantik rubah hanya menggeleng.

Baru saja mulut Haechan akan terbuka, satu kalimat Renjun mampu membuatnya terdiam. Senyumnya yang merekah kala Renjun menggeleng seketika luntur begitu saja.

"Aku ada kencan."

Kalimat sialan yang membuat senyum manis secerah matahari itu luntur.

Haechan hanya bisa termenung, semenjak kedua sahabatnya memiliki kekasih, mereka jarang meluangkan waktu bersama.

"Carilah kekasih agar kamu tidak bosan dan kesepian. Kamu bisa melakukan hal seru bersama pasanganmu di saat waktu senggang. Aku tau kau sangat kesepian dan ingin bermain bersama kami, aku juga minta maaf tidak memiliki waktu yang pas untuk kita. Lain kali jika ada waktu ayo kita menghabiskan waktu seharian bersama."

Ucapan yang lembut di sertai usapan lembut itu membuat hati si manis menghangat. Namun tetap saja ia masih sedih. Wajah murung yang tak kunjung ceria membuat Jaemin mengeluarkan jurus terakhirnya.

"Begini, bagaimana jika aku memberikanmu chocobi yang banyak? Tapi kau harus ceria, bagaimana?"

Tawaran menggiurkan membuat si beruang manis mengangguk semangat dengan wajahnya kembali ceria.

Jaemin tersenyum gemas, tidak sulit membuat beruang manis itu kembali ceria. Sogokan chocobi mampu membuat wajah lesu itu bersinar seketika.

"Eum, tapi kapan kita akan membeli chocobi?"

"Sekarang saja, bagaimana? Bersama Renjun, kita habiskan waktu di pantai. Kita masih memiliki waktu selepas kelasku usai, dan Renjun bisa menghabiskan waktu bersama pacarnya sebelum kita jalan-jalan ke pantai nanti." usul Jaemin.

"Kau benar, Na. Selesai aku kencan kita bisa lanjut jalan-jalan ke pantai. Baiklah, aku ikut."

"Benarkah? Yeayy!! Aku tidak sabar!!" pekik senang si manis, ia sangat antusias hingga membuat si kembar tertawa dengan tingkah menggemaskannya.

••••

Haechan berjalan dengan sedikit melompat, ia bersenandung kecil menemani setiap langkahnya di trotoar yang sepi. Ia tidak memiliki uang untuk memesan taksi, dompetnya tertinggal di rumah, sementara ponselnya mati hingga ia tidak bisa menghubungi ayah atau supirnya.

Haechan tak mempermasalahkan itu, lagipula berjalan kaki itu seru sekalian berolahraga walaupun Haechan kini agak ketakutan dengan jalanan yang cukup sepi.

Ini sudah malam, tapi si manis itu tetap nekat berjalan di trotoar yang cukup sepi, sedangkan dirinya sendiri takut dengan hantu dan kegelapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loving The Devil | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang