LilBuna
Present
Another Desire
Romance, angstChapter Nine
Sorry for typo (s)
Haechan seharusnya senang, ia berada di dalam mobil tangannya digenggam erat oleh Mark. Hampir dua jam bersiap-siap akhirnya mereka beranjak menuju kediaman orang tua Mark, tangan Haechan sangat berkeringat entah kenapa ia sangat gugup bertemu dengan orang tua kekasihnya. Pikirannya dari tadi tidak bisa diam, memikirkan hal negatif yang entah nanti terjadi atau tidak. Bukannya bagaimana keluarga kekasihnya itu terlampau sangat hebat jauh di atas keluarganya.
“Jangan gugup ini tidak akan seperti yang kamu pikirkan.” Mark memberikan senyum menenangkan, ia tahu bila Haechan sangat gugup sekarang sebenarnya, ia sendiri juga tidak yakin perlakuan orang tuanya nanti tapi yang ia tahu orang tuanya tidak akan berlaku buruk terhadap Haechan.
Pria manis itu mengangguk untuk sekarang memberikan kepercayaan penuh terhadap Mark adalah hal utama yang bisa ia lakukan. Kekasihnya itu sudah membuktikan sejauh ini maka tidak perlu diragukan lagi, perlakukan apapun akan Haechan terima ia sudah cukup bahagia sampai sekarang.
Hampir satu jam mereka membelah jalanan kota sampai juga di rumah besar dengan pagar kayu jati menjulang lumayan tinggi, keluarga Mark ternyata memang semampu ini seketika ia ingat Jaemin, jika dulu keluarga Mark di bantu oleh mereka maka bisa dipastikan apa yang dimiliki Jaemin lebih dari ini.
“Ayo,”
Uluran tangan Mark hanya di lihat oleh Haechan, si kecil menggosokan kedua tangannya lalu sedikit meniup menghilangkan bekas-bekas keringat yang tertinggal. “Ini salah, aku tidak yakin bisa bertemu dengan orang tuamu.”
Pria dominan itu menghela nafas panjang, memijat pelipisnya mereka sudah sejauh ini tapi kenapa Haechan malah mengurungkan niatnya, butuh keberanian tinggi memang sampai di tahap ini begitu pula dengan Mark ia juga mengumpulkan segala niat agar mampu.
"Haechan kami ingin bukti, aku sudah sampai sini apapun yang orang tuaku katakan percayalah padaku. Mereka tidak seburuk itu, mungkin nadanya akan sedikit keras karena mereka seperti itu tapi percayalah satu hal aku akan selalu menggenggam tanganmu apapun yang terjadi, jangan berpikir aku tidak akan membelamu di dalam sana, kamu sama pentingnya untukku. Aku sudah mengatakan ini berulang kali, kesungguhan tentang aku mencintaimu atau tidak benar adanya.”
Mark menyatakan beberapa hal dari lubuk hatinya paling dalam, ia bersungguh ingin hidup bersama Haechan. Tidak ada keinginan lebih dari itu, soal Jaemin ia juga hanya menggap sebagai adik kecil, Jaemin mungkin juga beranggapan sama.
Pria manis itu menetralkan deru nafasnya, kekasihnya sudah membuktikan maka ia juga seharusnya mengambil sikap percaya pada pria itu meskipun masih digeluti rasa takut berlebihan, ia berusaha membuat biasa saja. Mark ada disisinya itu adalah kenyataan. Rasa itu nyata adanya. ”Baiklah Mark aku selalu percaya padamu, tapi ingat jika ada hal buruk terjadi mereka tetap orang tuamu jadi jangan membuat kekacauan karena diriku, kamu mengerti? Aku menyukaimu karena banyak hal baik berasal dari dirimu, jangan kecewakan aku.” di beri anggukkan tegas dari Mark.
🌼🦋🌼🦋
”Jaemin seharusnya kamu makan dengan pelan! Apakah kami terlihat seperti ingin mengambil makananmu? Mark akan pulang, aku sudah menyuruhnya pulang jadi jangan khawatir kamu sedang kesalkan dengannya? Papa disini jadi jangan merasa sedih.”
Ayah Mark tertawa melihat tingkah laku Jaemin yang belum berubah setelah beberapa tahun terakhir, ibu Mark juga setuju. Mereka sudah menganggap Jaemin sebagai putranya sendiri, keluarga pria ini sudah sangat baik terhadap keluarganya tidak mungkin bila membuat kesedihan apalagi yang berasal dari putranya sendiri.
”Mark jarang pulang ke rumahnya sekarang.” Sambil cemberut ia sedikit mengadu memang akhir-akhir Mark tidak pulang ke rumahnya sendiri sehingga Jaemin hampir mati kebosanan tanpa dirinya. ”Aku akan menendangnya setelah dia datang, awas saja.”
”Kamu seperti istri Mark Jaemin,” Ibu Mark tertawa, ia menyodorkan beberapa makanan penutup seperti kue coklat, tentu saja tidak menyadari rona merah di pipi Jaemin yang perlahan-lahan bersemu. Ia sangat malu karena perkataan ibunya Mark.
”Papa, Mama-”
Suara itu membuat semua orang berbalik menemukan Mark dengan seseorang di belakangnya. Kedua orang tua Mark bingung sedangkan Jaemin diam-diam meremas sendok makan miliknya untuk apa Haechan di bawa ke rumah ini. Ini sangat mengesalkan, mengganggu saja.
”Mark kamu sudah pulang sayang?” Ibu Mark berdiri lalu memeluk putra kesayangannya mencium pipi itu matanya melihat wajah polos di belakang Mark. ”Kamu siapa?”
Haechan meremas ujung baju, ia tidak tahu harus menjawab apa ketakutannya mulai kembali. ”Aku-”
”Dia kekasihku.” Jawab Mark spontanitas yang mana Ayah Mark langsung berdiri berjalan ke hadapan putranya. Ia menelisik sesekali melirik Haechan yang tertunduk. ”Aku harap kalian menerimanya aku sangat mencintai Haechan. Aku ingin menikahinya.”
Ada helaan nafas panjang terdengar dari sudut meja, itu Jaemin meletakkan sendok lalu mengambil tas miliknya bergerak ingin meninggalkan ruangan namun Ayah Mark lebih dulu mencekal tangan itu mendudukkan kembali. ”Kamu mau kemana Jaemin?”
”Pulang, sepertinya aku tidak cocok berada disini.”
”Duduklah bersama kami Mark sudah pulang kamu keluarga kami juga.” Sungguh jika Ayah Mark tidak menyuruhnya duduk lagi, ia ingin menghilang. Semuanya terasa menyebalkan apalagi melihat Haechan disertai pernyataan Mark. ”Mark ikut Papa sebentar.”
Tanpa melawan yang ditunjuk mengekor dari belakang. Haechan tentu saja bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang bahkan untuk sekedar mengangkat kepala ia tidak sanggup tapi tiba-tiba pipinya merasakan sentuhan hangat kepalanya terangkat mata mereka bertemu wanita manis bermata biru. Ibu Mark memberikan senyuman paling manis, rasa takut Haechan sedikit menghilang berganti kehangatan luar biasa. ”Siapa namamu nak?”
"Lee Haechan,” meskipun agak ragu ia menjawab dengan tenang, ibu Mark terlihat baik. ”Maaf sudah mengganggu.”
Ibu Mark menggeleng, ia tidak masalah dengan kedatangan Haechan, ia menyuruh pria itu duduk di ruang makan lalu menyodorkan beberapa kue manis kehadapannya. Pria manis itu mengambil untuk dimakan sebagai bentuk menghargai. ”Terima kasih.”
”Tidak masalah, tapi Haechan apa kamu benar-benar mencintai Mark? Kamu siap menanggung segala resiko? Aku mengatakan ini sejak awal agar kamu tidak terlalu terkejut. Mark adalah pewaris kami, dia membutuhkan pasangan yang bisa menemaninya dalam aspek apapun? Kamu pasti sudah paham ke arah mana pembicaraan ini? Jika kamu yakin aku sama sekali tidak masalah dengan dirimu, kamu terlihat seperti pria baik, putraku selalu memilih pasangan dengan hati-hati.”
Pertanyaan sederhana tapi Haechan sulit menjawabnya, seketika ia bingung ucapan ibu Mark adalah pernyataan atau pertanyaan.
To be continue
Maaf kalau makin bosan huhu
3-4 chapter lagi end ya aku usahakan update setiap malam Minggu!
🌼🦋
LilBuna
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER DESIRE
Fanfiction🌻[Mahae ] • Tittle : Another Desire • Genre : Angst, Romance, bxb • Bahasa : Baku tidak EYD • Rate : Mature (+) Publish : 25 Mei 2024 ©LilBuna