HAPPY BIRTHDAY, MY INO

96 13 12
                                    

Dokter menyerah, dia dan tim medis lainnya menatap Sakura dengan prihatin. Setelah berjuang selama enam bulan, akhirnya Sakura mencapai batasnya.

"Bisakah aku bertemu dengan asistenku?" tanya Sakura, dan dokter pun mengangguk. Dokter itu melihat salah seorang perawat, dan perawat itu segera keluar dari ruangan.

"Kau tidak menghubungi suamimu?" tanya dokter sambil tersenyum.

Senyuman Sakura menyiratkan kesedihannya. Enam bulan lalu dia terdiagnosa mengidap kanker rahim dan selama itu pula dia menyembunyikannya dari Sasuke, suaminya. Tidak sulit untuk menyembunyikan hal itu karena Sasuke lebih sering menghabiskan waktunya di kantor. Sasuke hampir tidak pernah pulang, dia bahkan sangat rajin melakukan perjalanan bisnis. Awalnya Sakura mencoba untuk menerimanya, namun lama kelamaan dia tahu bahwa Sasuke bersikap seperti itu karena keegoisannya di masa lalu.

Tak lama kemudian, Shizune, asisten Sakura masuk ke dalam ruangan. Wanita pemilik rambut pendek itu melihat Sakura dengan kekuatiran. "Apa yang harus aku lakukan, Sakura?"

Sakura menoleh ke nakas, kemudian dia berkata, "Tolong ambilkan surat yang ada di laci!"

Shizune segera melakukan perintah bosnya. Dia membuka laci nakas dan menemukan amplop surat berwarna ungu.

"Kau harus menemukan Ino, Shizune. Dia pergi karena keegoisanku," ucap Sakura.

Shizune duduk di tepi ranjang, dia memegang tangan Sakura. "Jangan berkata seperti itu! Kau akan sembuh," ucapnya.

Sakura menggelengkan kepalanya, bibirnya yang pucat dan kering tersenyum. "Tidak, Shizune! Aku tahu waktuku sudah dekat. Aku pikir menikah dengan Sasuke akan membuatku bahagia, tapi keegoisanku membuatnya menderita. Aku memisahkannya dari wanita yang sangat dia cintai."

Dua tahun lalu,

Ino mengepalkan tangannya yang ada di pangkuannya. Perkataan Sakura sangat menyakitkan, tetapi bukan itu yang membuat Ino hancur hati. Sasuke mengakui perbuatannya. Sasuke tidur dengan Sakura dan itu adalah kesalahan terbesarnya.

"Ino, aku harap kau mengerti! Nama baik Uchiha akan hancur kalau Sasuke menolak menikah denganku. Aku memiliki jutaan penggemar dan sangat mudah untuk menghancurkan reputasi Sasuke," ucap Sakura.

Ino menahan sesak di dadanya, bahkan dia tidak sanggup menangis. Ino melihat Sasuke, pria itu hanya bisa tertunduk. "Apa kau tidak bisa melihatku, Sasuke?" tanyanya.

Sasuke tiba-tiba meninggalkan kursinya dan dia bersujud di depan Ino. "Aku tidak tahu kenapa aku bisa melakukan itu, Ino. Kamu tahu kalau aku sangat mencintaimu. Selama ini aku selalu setia padamu."

Ino membungkuk dan mengusap rahang Sasuke. "Tidak apa-apa, Sasuke. Sakura mengandung anakmu dan dia pantas mendapatkanmu. Kamu harus menikah dengannya."

"Tapi—" Sasuke yang tidak pernah menangis meneteskan air matanya di depan Ino.

"Aku akan baik-baik saja. Mungkin inilah takdir kita Sasuke. Kita tidak bisa memaksa takdir, kan?" tanya Ino dengan nada lembut. Dia kecewa dan sakit hati, namun dia tidak bisa melihat Sasuke hancur hati seperti sekarang. Salahkan hatinya yang terlalu mencintai Sasuke.

Sasuke meletakkan wajahnya di pangkuan Ino. Betapa bodohnya dia, tetapi Sasuke pun tidak tahu mengapa dia bisa melakukan itu dengan Sakura. Dia tidak bisa mengelak saat Sakura memiliki videonya. Awalnya Sasuke berpikir video itu adalah rekayasa, namun setelah diperiksa ternyata tidak ada editan di sana.

Sakura memang hamil, namun kehamilannya hanya bertahan dua bulan. Dia keguguran karena stress. Meski dia sudah menikah dengan Sasuke, tetapi dia tidak bisa mendapatkan perhatian dan cinta pria itu. Sasuke sangat dingin, sama sekali tidak tersentuh. Sakura tetap bertahan, bahkan beberapa kali dia memasukkan obat perangsang di minuman Sasuke. Mengetahui apa yang dilakukan Sakura, akhirnya Sasuke menyibukkan dirinya di pekerjaan. Tanpa memberitahu Sakura, Sasuke juga membeli sebuah apartemen di dekat kantornya.

HAPPY BIRTHDAY, MY INO (SASUINO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang