Uhuk uhuk
Jisung terlihat tersenyum miring melihat chenle yang terbatuk karena ia paksa meneguk wine yang hendak ia minum tadi. Melihat Chenle yang terduduk sembari terbatuk batuk membuat Jisung seakan tertantang untuk semakin mengerjai Chenle.
"Bagaimana rasanya?" Tanya Jisung sembari menarik surai Chenle agar menghadap padanya.
Mata Chenle yang sudah memerah dan berkaca kaca membuat Jisung semakin merasa senang.
"Manis?"
"Ingin mencicipinya lagi?" Tanya Jisung yang langsung mendapat gelengan ribut dari Chenle.Chenle sudah sangat panik saat Jisung menuang lagi wine tersebut pada gelasnya yang sudah kosong.
"Ma-master"
"Nooo~" rintih Chenle yang sudah sangat ketakutan. Tapi hal itu tak menghentikan kegiatan Jisung untuk mengisi gelas wine itu hingga terisi setengah."Bukankah kau menyukainya?" Tanya Jisung yang semakin mendekatkan wajahnya pada Chenle yang tengah terduduk di depannya.
"Ti-tidak master"
"Master ku mohoonn" rintih Chenle lagi sembari menautkan tangannya untuk memohon ampun pada Jisung."Tidak?"
"Bukankah ini terasa manis?"
"Aku membelinya dari Belanda tahun lalu, dan mereka bilang ini lebih terasa manis" ujar Jisung sembari menggoyangkan gelas winenya seakan tengah menerawang minuman anggur tersebut."Apa mereka menipuku?"
"Atau mungkin lidahmu yang salah?" Ujar Jisung yang semakin menarik surai Chenle agar pria muda itu semakin menatapnya.Chenle yang paham dari kalimat Jisung kembali menggeleng ribut dan berusaha merapatkan bibirnya. Minuman itu tak terasa manis sama sekali, bahkan Chenle hanya merasakan rasa pahit dan panas pada tenggorokannya.
"Kau ingin aku memaksamu untuk meminum ini lagi?"
"Kenapa kau sangat senang sekali disiksa?" Ketus Jisung sembari mengusap surai Chenle yang berantakan karena ulahnya."Aku hanya memintamu mencicipinya untuk memastikan rasa manisnya"
"Kenapa sangat membangkang hm?" Ujar Jisung pelan namun masih terdengar menyeramkan bagi Chenle.Dengan tubuh bergetar dan menangis Chenle memilih pasrah saat lagi lagi Jisung memaksanya untuk membuka mulut.
Kali ini bukan dengan gelas wine nya Jisung meminumkan minuman beralkohol tersebut, melainkan langsung dari botol anggur tersebut. Dengan gusar Chenle mencoba melepas cengkraman Jisung pada rahangnya. Namun sepertinya usahanya tak akan membuahkan hasil karena rasa sesak karena harus memaksa menelan minuman yang tak seharusnya ia teguk layaknya air mineral.
"Bagaimana?"
"Apa masih tidak terasa manis?" Tanya Jisung setelah memaksa Chenle meminum setengah botol minuman anggur tersebut.Chenle tak menjawab karena ia merasa kepalanya sudah sangat pusing serta tubuhnya yang memanas. Tubuhnya yang terduduk terasa sangat berat. Boneka kucing yang sudah kotor karena wine tersebuh Chenle remas sebagai penyalur rasa aneh yang menjalar tubuhnya.
"Hey, kau mabuk" tanya Jisung sembari menarik surai Chenle agar bisa menatap kearahnya.
"Hehe"
"Master~" cicit Chenle dengan wajahnya yang sudah memerah serta senyum lebarnya yang mengembang di wajahnya."Kau benar benar mabuk?" Tanya Jisung lagi yang semakin menatap lekat ke arah Chenle sembari menepuk nepuk pipi Chenle yang sudah mulai memerah tersebut. Ini hanya wine, bagaimana Chenle bisa semabuk ini hanya karena minuman anggur minim alkohol tersebut?
"Master!" Panggil Chenle dengan sedikit gertakan dan raut wajah marah yang ia buat.
"Master kenapa sangat jahat huh?"
"Kenapa master selalu memarahiku huh?"
"No no master, tidak boleh jahat jahat" ujar Chenle dengan nada khas orang mabuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
the chastle [Jichen] ✅️
Short StorySelama menjadi pimpinan komunitas gelap Jisung tak pernah berpikir akan mendapatkan jaminan seperti ini. Dan ia juga tak pernah membayangkan anak mana yang malah dengan senang hati dijadikan sebagai barang jaminan oleh orang tuanya. Dan dengan hadir...