Prolog.

946 94 44
                                    


Di sudut sunyi perpustakaan, seorang gadis duduk sendirian. Sorot cahaya lembut menyentuh wajah cantiknya, sementara buku-buku yang mengelilinginya adalah sahabat bisu yang senantiasa menemani nya dalam sunyi. Tangannya menggenggam lembaran-lembaran ilmu, namun pikirannya melayang jauh, tersesat dalam dunia dimana hanya ia sendiri yang tahu. Dalam hening itu, ia adalah cerita yang belum dituliskan-penuh misteri, tenang, namun memiliki kedalaman yang tak terukur, sebuah kedalaman yang dapat menenggelamkan siapa saja karena ketenangan nya.

Telinga kanan dan kirinya tersumpal earphone, memutar musik yang menenangkan. Mulutnya diam, wajah nya terpancar sangat damai, suasana disekelilingnya pun seakan-akan menggambarkan betapa sepi nya dunia yang ia jalani selama ini. Namun, entah bagaimana bisa kepala nya terasa begitu berisik.

Ia adalah seorang gadis yang tidak menyukai keramaian, hanya didalam ruangan ini sajalah Ia dapat merasakan ketenangan yang tidak bisa ia dapatkan dimana pun.

Gadis berparas cantik yang memiliki tatapan yang sangat meneduhkan.

Seorang gadis penyendiri, jika di ibaratkan Ia bagaikan angin lembut yang berhembus tanpa suara, dalam sepi gadis itu menemukan kedamaiannya. Mata yang meneduhkan itu menyimpan rahasia yang tak terungkap, di dalam keheningan ia berbicara dengan dunia yang Ia ciptakan sendiri. Bagaikan malam yang tenang, malam yang penuh akan bintang-bintang bersinar dalam diam. Keberadaan nya tak mencolok, namun kehadirannya terasa sangat menenangkan, begitu memikat, seperti rindu yang datang tanpa suara.

Hanya tumpukan buku dan suara musik lah yang menjadi sahabat nya sehari-hari. Bukan.. bukan karena tidak ada yang ingin berteman dengan nya, namun itu adalah keputusan nya sendiri, gadis bermata indah dengan surai halus yang menjuntai lembut menutupi sebagian wajahnya memilih untuk mengambil lebih banyak ruang dari orang-orang disekelilingnya setiap ada yang ingin mendekat dengan nya.















Tbc.

















Annyeong yorobun..

Aku hadir dengan cerita baru, yang mungkin untuk cerita ku kali ini agaknya akan sangat berbeda dengan cerita ku sebelumnya.

Ini adalah penulisan cerita kedua ku, tentunya aku masih harus banyak belajar lagi untuk merapihkan tulisan, meminimalisir typo, serta tanda baca.

Aku harap kalian suka yaa, untuk ide nya aku dapet dari fyp tiktok yang lewat di beranda ku. Sejujurnya aku masih belum memikirkan bagaimana konflik serta alur cerita ini lebih jauh, lagi dan lagi, aku nekat untuk meluncurkan hasil dari kegabutan ku, yang mungkin bisa aja jadi pro and kontra. Tapi ya sudah lah ya..

Aku gamau meng-klaim sumber ide cerita yang akan ku tulis pure dari kepala ku, walaupun untuk kelanjutan alur serta konflik nya tentu semua akan mengalir dari isi kepala ku. Akan tetapi ada baiknya aku bilang ini dari awal agar tidak terkesan aku mencuri ib orang lain.

Kira-kira kalau aku lanjutin kalian ada yang minat gak baca gak ni?

Tulis di komentar ya!


Ohh iya 1 lagi, Ayok buat kapal di kolom komentar, kapal terbanyak yang yang mendapat suara, adalah kapal yang akan ku jadikan tokoh utama disini nanti~

See you in the next chapter seng seng ku..




Favorite Lesson Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang