CHAPTERS XXV (Ketauan!?)

6 2 0
                                    

Saat Reva kembali dari membeli sesuatu. Yang tadi katanya cuma mau cari angin ternyata malah jalan-jalan sambil pulang bawa barang.

"Eh" ucap Reva kaget.

"Maaf kak" ucap orang yang ditabrak/menabrak Reva barusan.

"Iya gapapa kok ...." Reva menggantung kata-katanya setelah melihat orang yang meminta maaf padanya.

"Vinzo ya?" lanjut Reva menunjuk ke seorang anak laki-laki.

"Kak Reva? Kakaknya kak Disa kan?" tanya anak kecil itu.

"Iya, kamu mau kemana nih?"

"Mau jalan-jalan bentar disekitar sini kak. Gerah didalam"

"Oh iya kah? Tadi kakak juga abis cari udara segar. Oh ya ini kakak tadi kan abis beli makanan nih, tpi gada kembalian uang receh, terus dikasih permen. Kamu mau ngga?" tawar Reva.

"Emm, mau kalo boleh deh kak."

"Yaudah ini kamu ambil aja semua ya. Tapi jangan kebanyakan makan permen gak baik buat kesehatan." Reva memberikan semua permen yang ada di tangannya.

"Beneran kak?" balasnya seolah seperti tidak percaya.

"Iya ambil aja."

"Makasih kak. Oh iya kak Reva ngapain disini?"

"Oh itu, adek kakak lagi sakit jadi disini. Kamu kok gak pernah main lagi ke rumah. Kamu sendiri juga ngapain disini."

"Ibu lagi sakit kak, jadi Vinzo jagain ibu disini."

"Kamu baik banget ya. Kapan-kapan main kerumah ya, pasti kamu kangen sama kak Ezhan juga kan."

"Iya kak, kapan-kapan aku pasti main kok."

"Yaudah, kakak masuk lagi ya. Kamu hati-hati ya.bye bye" ucap Reva yang kemudian menjauh dari Vinzo.

_______________

"Dari mana aja lu, balik lama banget." ujar Zara.

"Ya sorry, gua sekalian beli ini di depan tadi." balas Reva.

Setelah beberapa jam, pintu ruangan yang mereka tunggu tunggu pun akhirnya terbuka juga dan mendatangkan seseorang dibaliknya.

"Ma, Kak" panggil Disa disana.

"Marsya, gimana adik kamu. Dia baik-baik aja kan?" tanya khawatir Sisca yang dibalas dengan diam dari Marsya.

"MARSYA! JAWAB MAMA MARSYA!" teriak Sisca disertai aura kesedihan terpancar di wajah cantiknya.

"Jawab sya, jangan diem aja!" geram Zara.

Namun semua itu hanya dibalas dengan sikap Marsya yang terdiam seperti patung. Ana pun menyusul keluar dari ruang tersebut.

"Ana Ana, gimana Arjuna Ana???" tanya Reva.

Namun, lagi-lagi Ana hanya terdiam dan menghela nafas panjang.

"Ana jawab Ana!"

Mereka semua mulai merasa ada yang tidak beres. Mereka makin panik tanpa arah.

"Arjuna ....." Ana hanya menggantungkan kata-katanya dan berbicara secara pelan.

"Kenapa sama Arjuna Na?" tanya Zara.

"Lu jangan bikin orang makin kehilangan arah buat berpikir." lanjut Zara.

"Arjuna kritis"

DEG!!!

Bayangkan betapa kagetnya mereka mendengar kabar tersebut yang keluar dari mulut Ana.

LUKA ARRESSYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang