PROLOG.

45 3 0
                                    

Kenapa disini dingin ....

Apa yang sedang terjadi?...

Kenapa semuanya seolah-olah berat dan sakit ....

Suara suara itu menuntunnya kesebuah tempat yang didominasi warna gelap kehitaman. Ia spontan melihat ke sekelilingnya, banyak pasang mata menatapnya seolah olah dirinya rendah serendah-rendahnya. Dibalik semua itu, matanya tertuju pada seseorang yang auranya mencengkam berada diantara gelapnya tempat itu.

Sekilas setelah memejamkan matanya sejenak bayangan aneh itu hilang menyisakan hawa dingin yang menusuk hingga tulangnya. Ia melihat ke sekelilingnya dan tidak mendapati siapapun, hanya dirinya sendiri. Ia berjongkok dan melamun.

Sreett!

Ia mendongakkan kepalanya. Manik birunya bertatapan dengan netra coklat kehitaman. Bayangan hitam gelap, hawa dingin disekitarnya berkerumun mengelilingi mereka. Ia mundur perlahan. Namun, tangannya dengan cepat ditahan oleh seseorang itu. Tanpa aba-aba seseorang itu menusukkan jantung dia dengan sesuatu yang membuat pandangannya ber kunang-kunang.

"Ingat, jangan salah memilih!"

***

Paris, 27 November 2018.

Matanya terasa berat tetapi dirinya tetap memaksakan untuk membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Hal yang pertama kali ia adalah lihat langit-langit ruangan yang bernuansa putih. Dan ada seseorang yang berada disamping brankar-nya. Orang itu, menyadari bahwa dirinya sudah sadar langsung menyodorkan air putih.

"Minumlah, Xavienna."

"Ini .... Ini dimana?" tanya Xavienna sembari menatap netra coklat kehitaman orang itu. Orang itu langsung duduk kembali disamping brankar sembari menatap bingung Xavienna. Ia memegang tangan Xavienna dengan lembut sambil mengelusnya dengan pelan.

Xavienna meraba kepalanya yang ternyata sedang diperban. Disaat ingin mengingat sesuatu yang terjadi akibat luka itu, kepalanya seketika sakit. Orang itu kemudian mengelus pelan kepala Xavienna dengan penuh perhatian.

Xavienna menatap orang itu dengan kebingungan, "Kenapa? Dan ... Siapa kamu?" tanya Xavienna kembali.

Orang itu seketika menghentikan aktivitasnya dan menyilangkan kedua tangan didepan dada sembari menyunggingkan senyuman yang aneh.

"Ingat namaku, ........ Izaac."

____________

TBC.

Vote yy.

He's ManipulativeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang