Freya dan fiony saling tatap, freya menggaruk pelan pipinya yang tak gatal saat melihat fiony tidur di kasurnya. Fiony dengan wajah paniknya langsung melihat tubuhnya di balik selimut.
Matanya membulat saat melihat tubuhnya yang tanpa busana.
"Loe apain gue?" Siapa lagi yang harus fiony tuduh selain freya yang berada di hadapannya saat ini.
"Gue apain loe? Harusnya gue yang nanya, loe ngapain di apartemen gue?" Freya balik bertanya. "Dan ini...." Freya melihat ke arah pakaian fiony yang berserakan di lantai.
Padahal hanya satu malam ia meninggalkan apartemennya.
Keduanya kembali saling diam, fiony terlihat berpikir keras tentang apa yang terjadi semalam. Begitu juga freya yang bingung kenapa fiony berada di kamarnya.
Tanpa mengucapkan apapun, freya meninggalkan fiony di kamar itu. Freya pergi untuk mengecek cctv kemarin malam.
Fiony sudah menggigit bibir bawahnya, ia hanya ingat kalau ia sedang kencan dengan arez kemarin malam.
Fiony dan freya memang saling kenal, tapi mereka tidak sedekat itu untuk menjadi teman. Mereka hanya satu kelas saja. Fiony mempunyai circle sendiri begitu juga freya.
**
Fiony akhirnya keluar dari kamar freya setelah setengah jam berada di dalamnya, dan mendapati freya yang duduk di single sofa dengan wajah super datarnya.
"Loe ga sekolah?" Tanya fiony karena jam sudah menunjukan pukul delapan pagi.
Mendengar suara fiony, freya langsung melihatnya.
"Duduk loe." Suruh freya masih dengan wajah tidak bersahabatnya.
Fiony mengambil duduk tepat di hadapan freya.
Sebelum berbicara, freya memejamkan matanya terlebih dahulu, setelah itu menghela napasnya kasar.
"Loe sama arez pacaran?" Tanya freya langsung.
Dan dengan cepat fiony menggelengkan kepalanya.
"Arez abang gue, dan yang bawa loe kesini itu dia. Ga usah gue jelasin juga loe pasti udah tau kan kalian ngapain?" Jelas freya yang masih mempertahankan wajah tidak bersahabatnya.
Fiony membulatkan matanya mendengar penjelasan fiony.
"Gue udah cek cctv." Lanjut freya.
Fiony sama sekali tidak membalas ucapan freya, fiony hanya menundukan kepalanya saja.
"Bingung gue sama loe, kok mau-maunya loe...."
"Gue ga semurahan itu ya, fre. Gue juga ga inget kenapa gue bisa ada di apartemen loe ini, bahkan gue sama abang loe juga belum pacaran." Fiony langsung memotong ucapan freya.
Mata fiony sudah memerah, dan benar saja tidak mungkin fiony dapat menahan tangisnya. Dan di detik selanjutnya fiony sudah terisak pelan.
Melihat dan mendengar isakan fiony, perlahan air muka freya berubah.
"Gue harus gimana kalau sesuatu yang ga gue mau bakal terjadi? Gimana kalau gue hamil?" Ucap fiony lagi di sela tangisnya.
Memang yang freya lihat di cctv tadi, fiony terlihat tidak terlalu sadar karena arez memapahnya. Jadi kemungkinannya fiony memang tidak bohong.
"Arez brengsek." Gumam freya.
Freya bangkit dari duduknya dan mengambil posisi disebelah kiri fiony, tangan freya terangkat untuk mengelus pundak fiony.
"Sorry, gue ga bermaksud. Nanti gue cari arez ya." Ucap freya yang tangannya masih mengelus pundak fiony.
Fiony tidak menjawab ucapan freya, fiony masih terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE MOM : frefio [ END ]
Fanfiction"Kalau dia ga mau tanggung jawab, gue masih mau tanggung jawab." warn: --- gxg content. --- non baku. start : cr. frefiouniverse