03: tinggal bareng

979 115 5
                                    

Fiony menatap punggung freya yang sedang membereskan lemari untuknya. Fiony sendiri tidak tau apa maksud dan tujuan freya mengatakan kalau dia akan bertanggung jawab.

Tapi karena kedua orang tua fiony juga sudah kalut, dan kecewa terhadap putrinya ini. Mereka tidak berpikir panjang dan membiarkan fiony di bawa pergi oleh freya.

"Gue rasa muat deh ya ini lemari untuk baju-baju loe." Ucap freya yang sudah membalikan tubuhnya dan sekarang sudah menatap fiony.

Fiony sedikit kaget karena ucapan freya yang tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya freya seraya berjalan mendekat ke arah fiony yang duduk di tepi kasur.

"Loe serius sama ucapan loe? Tapi kitakan...."

"Gue tau ini emang tindakan cukup gila, kemungkinan orang tua gue juga bakalan kaget sama tindakan yang gue buat ini. Tapi gue yakin orang tua gue juga bakalan setuju sama apa yang gue lakuin ini, setelah tau kalau anak laki-lakinya itu ga punya tanggung jawab sama sekali." Jelas freya.

"Tapi...."

"Fiony, kita temankan? Gue ga mungkin ninggalin loe sendirian dengan keadaan loe yang sekarang. Karena posisinya pun cuma gue yang tau kondisi loe, bodoh banget gue biarin loe di usir dari rumah." Freya kembali memotong ucapan fiony.

Fiony terlihat menghela napasnya, bukan hal itu yang ingin fiony tanyakan. Tapi sesuatu yang mungkin sedikit menyinggung soal orientasi seksualnya.

Fiony sempat berpikir freya menyukainya karena freya sampai sebegininya kepada dirinya.

**

Freya dengan telaten membenahi baju yang fiony bawa dari rumahnya, fiony sama sekali tidak dibekali apapun oleh orang tuanya.

"Untuk beberapa hari ini kita tidur bareng dulu gapapa kan? Soalnya kamar satu lagu isinya alat musik semua, besok bakalan gue keluarin dan gue beli kasur...."

"Gapapa fre, jangan repot-repot. Gue rasa juga kita lebih baik satu kamar aja, toh kita sama-sama perempuankan." Fiony langsung memotong ucapan freya.

"Takutnya loe ga nyaman." Ucap freya.

Mendengar ucapan freya, fiony tersenyum kecil sembari menggelengkan kepalanya.

"Makasih ya, fre. Loe baik banget." Ucap fiony masih dengan senyum tipisnya.

Freya membalasnya dengan anggukan kepala serta senyuman manisnya. Setelah itu freya kembali membenahi lemarinya, freya melarang keras fiony untuk terlalu banyak bergerak.

"Mau kemana?" Tanya freya saat melihat fiony bangkit dari duduknya.

"Gue ga enak liat loe sibuk tapi gue sendiri malah duduk doang." Ucap fiony sembari berjalan mendekat ke arah freya.

Freya berdecak.

"Jangan banyak gerak deh loe, besok gue temeni cek kandungan yaa. Soalnya setau gue kalau usia kandungan masih muda gini rentan banget, udah loe duduk aja." Ucap freya sembari menutup lemari yang sudah terisi baju fiony.

Bukannya menjawab ucapan freya, fiony malah menatap freya. Freya yang mendapatkan tatapan seperti itu tentu saja sedikit bingung.

"Kenapa, fio?" Tanya freya yang tangannya sudah berada di bahu fiony.

"Gapapa, gue boleh peluk loe ga?" Tanya fiony, freya yang mendengar itu tertawa kecil lalu menganggukkan kepalanya.

Fiony masuk ke dalam pelukan freya, memeluk erat tubuh freya. Freya membalas pelukan itu sambil mengusap punggung fiony.

"Ga boleh nangis-nangis lagi, udah ada gue. Pokoknya harus happy yaa." Ucap freya yang tangannya masih mengelus punggung fiony.

Fiony tidak menjawab, hanya menganggukan kepalanya saja.

LITTLE MOM : frefio [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang