01|awal?

54 19 0
                                    

───୨ৎ──────୨ৎ──

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

───୨ৎ──────୨ৎ──

"ada apa jen?" tanya heeseung pada seseorang yang berada dari sebrang telepon.

"itu lo, gue cuman mo ngom-"

PYAR~

entah suara apa, tapi jelas itu suara dari kamar eunjin, dengan segera heeseung berlari secepat kilat menaiki tangga, ia melupakan jika ia belum mematikan panggilan telepon dari jeno.

"eunjin? kamu tidak apa apa?"

"buka pintunya!" panggil heeseung dengan nada yang amat khawatir. pikirannya sekarang sangat kalut, ia tak bisa berfikir jernih, ia takut adiknya melakukan hal yang membahayakan dirinya.

BRUAK~

heeseung mendobrak paksa pintu kamar eunjin, matanya tak menemukan sosok adiknya di kamarnya, ia hanya melihat vase bunga pecah, dan kaca itu berserakan kemana-mana, heeseung yang panik melihat sekeliling dan mendengar suara gemericik air di kamar mandi, tak lama sosok eunjin keluar dari kamar mandi, menampilkan badannya yang hanya terbalut bedrobe.

wajahnya linglung kebingungan melihat wajah panik sang kakak
"k-kenapa?" tanya eunjin yang kebingungan melihat kegaduhan barusan.

"k-kamu ga kenapa napa?" tanya heeseung kikuk, entah mengapa ia menjadi salah tingkah.

"astaga? vase bunga ku pecah?" pekik eunjin yang melihat serakah beling, lalu entah tak lama setelah itu ia menangis.

"hei? kenapa nangis?" tanya heeseung panik. refleks eunjin memeluk heeseung. jangan lupakan jika eunjin hanya memakai bedrobe.

heeseung canggung, ia membalas pelukan adiknya dengan hati hati, agar tak menyentuh area sensitifnya.

"v-vasse b-bunga pemberian, t-terakhir m-mama hiks" ujar eunjin sambil mengusap peluh di pipinya.

"kaka akan membelikan lagi yang sama seperti itu, sudah jangan menangis" ucap heeseung kemudian eunjin mendongak menatap wajah yang paling tua dengan mata yang berkaca kaca. sekarang keheningan mengisi ruang ini.

"halo? disana kenapa?"

jangan lupakan panggilan dari Jeno yang belum berakhir. eunjin langsung membuang muka, lalu heeseung langsung melepas pelukan, begitu jga sebaliknya.

"tidak apa-apa, bicarakan nanti saja"

tut tut~

dari sebrang telepon "dasar" kesal jeno.

setelah mematikan panggilan heeseung menatap eunjin yang sekarang duduk di depan cermin rias, ia pandang eunjin dalam dalam, entah perasaan apa ini. eunjin yang sadar akan pandangan sang kaka, menatap balik kakaknya melalui pantulan cermin, membuat heeseung membuang mukanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my possessive brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang