KEHADIRAN PENDATANG BARU DI DESA

1 0 0
                                    

"Baiklah, Latihan hari ini selesai. Kita lanjutkan esok ya." ucap nenekku yang membuatku senang.

"Nek, aku ingin pergi keluar ya"

"Tentu saja boleh sayang. Tapi sebelum matahari terbenam, nenek ingin kamu sudah berada di rumah"

"Baik Nek! Aku pergi dulu!" ucapku yang bergegas keluar dari ruangan latihan ini

Melihat reaksiku membuat nenekku hanya menggelengkan kepalanya.

Aku pun keluar rumah dan seperti biasa, desa ini cukup ramai. Walaupun tergolong desa terpencil, tapi ada banyak orang yang tinggal di sini dan yang paling aku sukai dari desa ini adalah penduduknya sangat ramah. Setiap orang yang mereka jumpai pasti mereka sapa dan aku melihat kepala desa yang sedang mengontrol pembangunan tugu bunga malam.

"Halo kepala desa!" sapaku

"Oh, Halo Anya! Apa kabarmu dan nenekmu?"

"Kami berdua baik pak kepala desa"

"Syukurlah. Karena aku tidak pernah melihat nenekmu beberapa hari ini, aku pikir nenekmu tidak baik-baik saja"

"Tenang saja pak kepala desa. Nenekku baik-baik saja. Dia sedang asyik mendalami berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan sekitar desa ini"

"Ah..., begitu."

"Kalo begitu aku pergi dulu ya pak. Sampai jumpa!" ucapku sembari melambaikan tangan

"Sampai jumpa Anya!" ucapnya sembari melambaikan tangan juga

Aku pun berjalan menyusuri jantung desa ini dan akhirnya aku melihat Elara yang sedang memberi makan burung merpati liar. Aku pun menghampirinya namun sepertinya Elara tidak menghiraukan kehadiranku. Aku menunggu cukup lama hingga makanan burung yang berada di tangan Elara habis tak bersisa.

"Hai Elara" bisikku tepat di telinganya

Seketika Elara terperanjat kaget.

"Anya! Bisa tidak kalo datang jangan seperti itu! Bikin aku kaget saja" ucapnya kesal

"Hahahaha, maaf. Habis kamu terlihat sangat menikmati waktumu untuk memberikan makanan kepada burung-burung itu" jelasku sementara Elara hanya bisa menghela nafas dan itu membuatku tertawa kecil.

Tiba-tiba saja ada sosok pria yang membuatku tak bisa memalingkan pandanganku. Sosok pria itu sangat asing, tetapi dia sedang berbincang dengan kepala desa. Pria itu sangat tampan dan juga memiliki aura yang sangat misterius.

"Anya? Anya!"

Panggilan tersebut membuatku sadar bahwa diriku terus memandang pria itu.

"Apa yang kamu lihat?" tanya Elara

"Ahh.., itu..." jawabku gugup

Elara pun tampak menghiraukan penjelasanku dan ia melihat apa yang sedang aku lihat

"Owalah, kamu ngelihatin orang pendatang baru itu"

"Kamu tahu?"

"Tentu saja! Aku Elara! Info apa yang tidak aku tahu?!" jawabnya membanggakan dirinya

"Kalo begitu namanya siapa?"

"Namanya Kael. Dia baru datang ke desa ini 2 hari lalu dan ada banyak perempuan di desa ini menyukai dirinya. Namun sayangnya belum ada yang bisa mengajaknya berbicara selain kepala desa" jelasnya

"Ahhhh... begitu" ucapku paham akan situasi saat ini

"Apa kamu tertarik dengannya?" tanya Elara

"Tertarik? Mana mungkin! Dia saja susah didekati oleh perempuan bagaimana aku mendekatinya?"

"Siapa tahu, kan kita nggak tahu kriteria perempuan seperti apa yang dirinya sukai"

"Sudahlah. Lebih baik kita cari jajan yuk!"

"Ide bagus!"

Akhirnya kami pun pergi dari tempat ini mencari jajanan. Setelah mendapatkan jajanan kami pun berjalan-jalan dan secara tidak sengaja kepalaku terbentur kena bola yang sedang dimainkan oleh anak-anak. Tentu saja membuat badanku tak seimbang dan hampir saja jatuh ke belakang. Namun untungnya ada sosok yang menahan tubuhku dengan tubuhnya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya pria itu yang suaranya sangat asing

"Aku baik-baik saja. Terima kasih" ucapku sembari menengok ke arahnya

Seketika aku kaget. Karena yang menolongku adalah Kael. Orang pendatang baru itu.

"Kalo begitu aku pergi dulu" ucapnya yang hendak pergi

"Tunggu! Namamu siapa?" tanyaku

Dia tampak berpikir sebentar dan membuka mulutnya "Kael, panggil aku Kael"

"Terima kasih Kael! Hati-hati di jalan!" ucapku sembari melambaikan tangan penuh senyuman

Kael pun terlihat mengukir senyuman yang sangat manis sekali sebelum ia beranjak dari tempat ini.

"Anya! Kamu hebat sekali!" ucapnya sambil mengguncang badanku ini

"Hebat apanya???"

"Kamu! Kamu bisa membuat dirinya mengeluarkan suara selain kepala desa!" jawabnya yang sangat bersemangat

Hari pun sudah semakin sore, kami pun berpisah dan pulang ke rumah masing-masing. Setibanya di rumahnya, aku pun pergi ke kamar dan menghampiri tanaman bunga Hydrangea yang berada di dekat jendela.

"Gea!"

"Akhirnya kamu pulang juga Anya. Ada apa?"

"Kamu tahu tidak, ada pendatang baru tahu!"

"Kael maksudmu?"

"Kamu sudah tahu?!"

"Tentu saja, para kupu-kupu itu memberitahuku ketika melintas ke arah sini"

"Tcih, ternyata aku saja yang tidak diberitahu" ucapku kesal

"Hahahaha, jadi kamu hanya berteriak memanggilku karena ingin memberitahu kepadaku bahwa ada pendatang baru?"

"Tentu saja! Tapi ternyata kamu sudah tahu terlebih dahulu ketimbang aku" ucapku kecewa

"Maaf, lain kali jika aku dapat berita akan aku beritahu padamu" ucapnya yang berusaha menenangkanku

"Sudahlah. Aku ingin tidur"

"Baiklah kalo begitu. Selamat tidur Anya"

Aku pun beranjak ke kasur dan segera tidur karena besok pagi aku harus latihan lagi bersama nenek. Di samping itu ada sosok yang memantau dari gelapnya malam dan sedetik kemudian sosok itu pun menghilang bersamaan dengana angin malam yang berhembus lembut. 

RAHASIA BUNGA MALAM DI TAMAN ABADITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang