Don't forget to vote and comment.
•••• One for Five •
"Komandan."
Hening.
"Komandan Narumi."
Bungkam.
"Kapten nomor satu yang paling terkuat diseluruh Jepang dan tak terkalahkan."
Masih saja diam.
"..... Narumi."
Tampak dari pantulan cokelat madu seutas seringai lebar penuh kepuasaan tercetak pada wajah tampan dari sang empunya nama, "Oh? Ternyata kau bisa sebut namaku dengan benar." Ejek si kapten unit satu pasukan pertahanan.
Sial, dia sengaja. Batin seorang gadis yang merupakan salah satu anggota dari unit satu. Ternyata mempunyai seorang kapten yang perilakunya masih kekanak-kanakan terkadang membuat orang jadi kerepotan. Jika saja bukan karena pengajuan laporan penelitian Kaijuu yang harus ia bawa kehadapan kaptennya.
Dan, jika saja sosok makhluk tampan berpakaian kaos putih yang sedang bermain game ps5 yang ia beli sehabis gajian sambil rebahan itu bukan kekasihnya.
Oke.
Mungkin kalian tak percaya.
Namun, dia sungguh pacar seorang [Name].
Bahkan, mereka berpacaran hampir satu tahun.
Lantas, karena gadis ini tak mau berlama-lama di ruangan pria berambut hitam abu itu sebab adanya tugas lain, diletakkannya flashdisk di atas meja sambil memandangi sosok komandan divisi satu fokus bermain. Meski begitu, atensi perhatian ekor mata merah Gen mulai lirik penasaran.
"Benda membosankan apa yang kau bawa itu?"
"Kepala komandan Shinomiya memintaku memberikan laporan soal perkembangan Monster no. 9 padamu karena kau tak datang rapat tadi dengan alasan buang air besar." Terang si kirana dihiasi nada tekanan pada akhir ucapannya, ia berkacak pinggang tatkala masih memperhatikan Narumi dari belakang yang masih sibuk bermain game.
"Aku malas berlama-lama ditempat yang penuh sesak itu. Perutku bisa melilit."
Ekor manik cokelat menelusuri tiap sudut ruangan yang dipenuhi barang-barang disertai juga tumpukan kardus yang diletakkan secara sembarangan hingga terlihat berantakan, "Ruanganmu bahkan jauh lebih kata menyesakkan, dan kau terlihat sangat baik-baik saja."
"Karena ini ruanganku." Balas Narumi santai. Terdengar desahan kasar dari Gen, "Kenapa tak serahkan saja pada Hasegawa? Aku terlalu sibuk sekarang, lagipula ini diluar jam kerja, [Name]." Keluh si kapten.
"Dasar, apa kau tidak bisa berperan selayaknya seorang kapten? Aku merasa sangat kasihan pada Wakil Ketua Hasegawa yang harus mengurus semuanya sendirian." Komentar penuh kritikan pun dilayangkan oleh kirana.
Ini dia.
Sisi lain dari sosok komandan terkuat yang Jepang miliki. Sungguh, cukup sulit dibayangkan oleh orang-orang sekitarnya yang sudah terlanjur mengenal Gen Narumi sebagai panutan mereka. Sosok manja, kekanakan-kalau satu ini sudah jadi hal lumrah- dan pemalas bukanlah sosok untuk dijadikan motivasi seseorang. Selain pecandu video game, Narumi selalu menyisihkan uangnya hanya untuk berbelanja online.
Merasa disindir habis-habisan oleh sang pujaan hati, tentu saja pria dengan rambut hitam abu tersebut menoleh dan mengubah posisinya menjadi duduk bersila, "Tunggu, kau berpihak pada Hasegawa daripada aku yang sudah banyak menghabisi para Kaijuu diluar sana?!"
"Itukan memang tugas semua pasukan, bodoh!" Sungut dongkolnya bersamaan tanda imajiner pada pelipis si gadis. Seorang bawahan memarahi komandannya mungkin terlihat sangat kurang sopan dan terlalu berani nyalinya. Tetapi, karena ini seorang Narumi.
Sosok komandan yang selalu bertingkah seenaknya. Maka, bukan masalah misal bawahannya menegur keras. Namun, perlu kalian catat yang berani melakukan itu hanya boleh pacarnya.
Catat.
Hanya [Name].
Suara decakan keluar dari Gen Narumi sembari menggaruk bagian tengkuk leher belakang, alihan pandangan netra merah berpaling dari tatapan gadisnya, "Kalau kau datang kesini cuma buat mengomeliku, lakukan saja di lain waktu-"
"Kau tak suka aku disini?"
Gadis itu menyela ucapan Gen.
Dimana berhasil membuat si komandan pusat pertahanan tutup mulut seketika. Tanpa ada suara dari dua sejoli, keheningan pun tercipta sejenak, hingga selang beberapa detik langkah kaki Narumi mendekat semakin mengikis jarak mereka satu sama lain. Pandangan dua kamera netra yang berbeda warna itu saling bertatapan.
"Iya, aku tak suka." Jawab Narumi bersama ekspresi polos tanpa rasa bersalahnya.
Tentu saja akan dapat tatapan menjengkelkan dari pemilik iris cokelat muda yang dahinya mengerut kencang. Mereka memang berpacaran, saling menyukai dan mengungkapkan perasaan satu sama lain kala awal hubungan. Akan tetapi, kian lama hubungan itu hampir 90% isinya bertengkar.
Bukan pertengkaran hebat.
Hanya perselisihan sepele antara mereka yang sama-sama suka keras kepala. Walaupun, sifat keras kepala Narumi masih dibawah [Name]. Namun, pria ini selalu saja memanfaatkan situasi tegang yang terjadi pada mereka berdua dengan mengejek maupun menggodanya.
Alasannya sederhana kenapa Narumi suka melakukan hal itu. Mungkin bisa disebut sebagai kebiasaan aneh. Bahwa wajah serta telinga memerah milik [Name] sangat candu untuk dilihat beberapa kali tanpa bosan. Menggoda si kirana sangat mudah karena ia gampang marah.
Lihat saja sekarang.
Narumi berhasil buat pacarnya marah.
"... Sudahlah. Urus saja game mu itu-"
"Aku sudah kalah."
"Apa? Sejak kapan?"
"Saat kau muncul dan mencuri semua perhatianku, aku jadi kalah." Kata komandan divisi unit satu Gen Narumi. Senyuman jahil tanda pria itu merasa puas. Bahkan, jemari Narumi dengan santai menunjuk bilahan daging kenyal miliknya sendiri.
"Nah, mana ciumanku?"
•••
Don't forget to vote and comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous || Gen Narumi
FanfictionDangerous, i'm obsessed with you -Gen Narumi ● Sensei Naoya Matsumoto ♡