Chapter 1

200 17 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Malam penuh gairah ditemani dengan suasana yang memabukkan. Suara desahan Faesya membuat Galvin semakin gencar masuk lebih dalam dan sangat dalam. Dia terus menggempur Faesya dengan tempo cepat hingga badan Faesya terhentak-hentak mengikuti ritme yang dia berikan. Galvin juga memukuli Faesya saat dia ingin memejamkan matanya. Sudah beberapa kali Faesya ingin pingsan tetapi Galvin lagi dan lagi memukulnya, agar Faesya tidak pingsan. Faesya sudah lemas tapi dia hanya bisa pasrah dengan perlakuan Galvin. Mau melawan tenaganya sudah terkuras habis. Walaupun tenaganya masih full dia akan tetap kalah karena badan dan tenaga Galvin lebih besar darinya.

 Walaupun tenaganya masih full dia akan tetap kalah karena badan dan tenaga Galvin lebih besar darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ahh hiks Mas.... Udah Fae pusing Mashh."

"Berisik! Diam dan nikmati saja bajingan!"

Faesya mendesah keras ketika Galvin menghentakkan penisnya begitu kuat dan dalam. Galvin sudah melepaskan orgasmenya. Faesya hanya bisa pasrah dengan isakan tangis. Badannya sudah sangat lemas. Pusing mendominasi dan akhirnya Faesya pun pingsan. Tentu saja Faesya pingsan sebab Galvin menggempurnya hingga matahari terbit.

Galvin tak memperdulikannya, dia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Sungguh pria jangkung ini benar-benar tidak memiliki rasa empati sama sekali.

Setelahnya Galvin bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Hari ini tentu saja Faesya tidak bisa kuliah karena sakit di sekujur tubuhnya karena kegiatan panas tadi malam. Itupun juga karena ulah pria brengsek yang tak berperasaan.

Faesya berusaha membuka matanya secara perlahan. Hal pertama yang dia rasakan adalah sakit serta badannya yang rasanya sangat lemas sekali. Kepalanya sedikit pusing. Dengan perlahan dia mengarahkan punggung tangannya ke kening. Ternyata dia juga sedang demam. Mungkin karena kecapean dan langsung mendapat perlakuan kasar dari Galvin.

Faesya berusaha merubah posisinya, yang awalnya telentang menjadi terduduk di kasur. Telapak tangannya terulur memijat keningnya. Dia mengarahkan kakinya ke lantai. Kini, kakinya menjuntai ke lantai. Perlahan telapak kakinya berusah menginjak lantai dan mengambil obat di nakas samping tempat tidur.

You're My Treasure || GEMINIFOURTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang