01

2 1 0
                                    

HALLO SEMUAA!! aku kembalii dengan cerita baru niii, mungkin untuk RANAYA aku bakalan upp tapi gatau kapan😁

terimakasiiiii!! janlup klik vote ya ges ya

HAPPY READING GUYS








Baiklah, kita awali pagi ini dengan drama Ara, yang sudah sangat kesiangan. Waktu menunjukkan pukul delapan lebih lima menit. Ara sedang menggunakan make-up, hari ini dia ada kelas pagi, Ara hanya memiliki waktu Dua puluh lima menit lagi.

Sepuluh menit berlalu, Ara sudah siap dengan setelan kemeja pink dan jeans biru. Ia segera turun menuruni tangga dengan terburu-buru.

“Hati-hati sayang, jalan nya pelan-pelan.” Teriak sang bunda, saat mendengar suara lari ara.

“Iya bunda, ara berangkat dulu ya! Ara udah kesiangan banget” teriak ara sambil berlari menuju teras rumah.

Saat sampai di teras rumah, ia melihat sang pacar yang baru sampai dengan mobil. Ara langsung berlari menuju mobil itu, dan membuka pintu, lalu duduk di kursi dekat pengemudi.

“Ngebut ya, aku udah kesiangan banget” titah Ara.

“Siapa suruh kalo tidur kaya kebo” balas lingga.

“UDAH CEPET! AKU UDAH KESIANGAN BANGET INI” kesal ara.

“Iya, sayang iya” ucap lingga, lalu segera melajukan mobil nya.


10 menit berlalu, Mereka baru sampai di depan kampus ara. Ah sepertinya ara terlambat.

“Aku langsung ke kantor ya, nanti kalo pulang kasi tau aku” lapor lingga kepada ara, yang langsung di balas anggukkan kepalanya.

Ara keluar dengan terburu-buru, Handphone nya terus berdering, teman nya ini sangat membuat Ara semakin panik.

Ara mengangkat telepon nya.
“HALO? HALO RA? CEPETAN EGE INI PAK EDO MAU MASUK!” teriak Naya dari seberang sana.

“ADUH NAY GUE LARI NI BENTAR”

Oh ayo lah, kenapa hari ini Ara sangat sial. Ara berlari sambil merapalkah sumpah serapah nya, ia sangat kesal sekarang.

“Pak Edo berangkat napa  cepet banget anjirr, padahal lima menit lagi baru masuk” gerutu ara.

Telepon ara terus berdering tidak ada henti. Ara melihat dari siapa telepon itu berasal, yap disana tertulis ‘Naya’, Ara langsung mengangkat telepon itu.

“HALO? HALO NAY?” teriak Naya.

“Apa? Ini Gue baru nyampe di depan kelas nih, tapi gak ada siapa-siapa” balas ara.

“lo dimana? Gue samperin” ucap Naya. Ara melihat Naya yang  sedang celingukan mencari dia.

“NAYA! Disini” teriak Ara, sambil mengibas-ngibaskan tangan nya.

Naya mendengar suara terikan Ara pun langsung menoleh, dan segera berjalan ke arah ara berada.

“Pak Edo gajadi masuk anjirr, kesel Gue” ucap Naya kesal

“Beneran lo? Taik Gue udah buru-buru juga” ucap ara yang sangat kesal.

“Ayo kantin” ajak Naya, yang dapat jawaban anggukan oleh ara.

Kampus yang ramai, dua orang mahasiswi itu. Naya dan Ara, berjalan santai menuju kantin setelah kuliah yang dibatalkan. Sinar matahari pagi menyinari halaman kampus, memberikan nuansa segar yang membuat keduanya tersenyum lebar.

“Cerah banget hari ini” seru Ara.

“Iya, ehh, kita udah lama ga ke mall deh” ucap Naya
“Hari ini mau gak? Ajak si Jeano sama si Anton, nanti Gue bawa cowok Gue” tawar Ara yang di iringi tawaan garing di akhir.

“Yeu, lo mah. Tapi gapapa deh nanti kita minta bayarin sama cowok lo” ucap Naya sambil  tertawa.

Ketika tiba di pintu kantin, tiba-tiba mereka melihat dua orang teman mereka, Jeano dan Anton. Sedang duduk di salah satu meja. Anton melambaikan tangan, mengajak mereka bergabung.

“WOYYY, DUDUK DISINI!” teriak Anton sambil tersenyum lebar.

Naya dan Ara saling bertatapan, lalu tersenyum dan berjalan mendekat.

“Sipp, untung kalian udah disini” ucap Ara.

Mereka pun duduk bersama, dan obrolan ringan pun dimulai, diiringi suara ramai dari kantin yang dipenuhi mahasiswa lain yang juga menikmati waktu istirahat mereka.


Setelah menghabiskan makan siang bersama, suasana menjadi semakin hangat. Canda tawa sesekali pecah di antara mereka.

“Eh, gimana kalau kita nonton bareng nanti sore di mall?” usul Naya sambil menatap Jeano dan Anton


Ara langsung mengangguk antusias. “Iya, seru tuh! Udah lama nggak nonton bareng.”

Jeano dan anton saling berpandangan sejenak. Jeano yang biasanya lebih pendiam, akhirnya tersenyum dan berkata, “Boleh juga, kebetulan gue lagi nggak ada rencana sore ini.”

Anton pun ikut setuju. “Siap! Film apa nih yang mau kita tonton?”

Naya mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari film-film yang sedang tayang. “Ada film action yang baru nih, kaya nya seru!”

“Tapi gue bawa lingga ya” ucap Ara dengan cengiran.

“Yeu, gapapa deh tapi nanti lo yang traktir popcorn ya!” seru Anton

Akhirnya, mereka berempat pun sepakat untuk bertemu di mall setelah selesai urusan kampus masing-masing. Rencana nonton bareng itu menambah semangat mereka untuk menghabiskan sisa hari dengan menyenangkan.

Setelah ngobrol santai di kantin dan bikin rencana nonton bareng, Ara dan Naya memutuskan untuk pulang. Matahari mulai turun, dan kampus sudah mulai sepi. Mereka berdua jalan bareng ke parkiran.

“Lo pulang bareng gue aja, Sin. Gue bawa mobil kok, jadi sekalian kita bisa langsung ke mall,” kata Naya sambil ngeluarin kunci mobil dari tasnya.

Ara senyum sambil geleng-geleng kepala. “Makasih, nay, tapi gue dijemput pacar gue. Dia udah bilang mau jemput abis kuliah tadi.”

Naya senyum jahil, “Ih, romantis nya. Ya udah, kita ketemu di mall aja, ya?”

Ara ketawa kecil, “Iya, nanti gue langsung ke sana. Lo kabarin aja soal film yang dipilih!”

Naya mengangguk, terus melambaikan tangan ketika mereka pisah di parkiran. Ara menunggu pacarnya di depan gerbang kampus, sementara Naya menyalakan mobil dan berangkat pulang. Sambil nyetir, dia senyum-senyum sendiri, membayangkan bakal seru banget nonton bareng nanti.
***
Ara sedang berdiri di depan kampus, menunggu Lingga yang belum juga datang sesuai janji. Waktu terus berjalan, dan perasaan cemas mulai menyelimuti Ara. Dia mengeluarkan ponselnya, memutuskan untuk menelepon Lingga di kantor. Suara nada sambung terdengar, membuat Ara berharap Lingga segera mengangkat teleponnya agar dia bisa mengetahui apa yang sedang terjadi dan mengapa Lingga belum juga tiba.

“Halo? Kamu di mana? Aku udah nunggu di depan kampus.” Tanya ara.
“maaf sayang, Aku masih di kantor, lagi ada rapat mendadak. Aku baru bisa keluar sebentar lagi.” Jawab lingga.
“Rapat mendadak? Kenapa engga bilang dari tadi?.” Kesal ara. Siapa yang tidak kesal.
“Iya, aku minta maaf. Mau dijemput sama supir aku? atau Kamu mau nunggu sebentar lagi? Sekitar sepuluh menit.” Sesal lingga, ia juga tidak tau akan ada rapat mendadak. Dia juga baru sempat buka ponsel nya.
“Okee, aku tunggu di supermarket ya, tapi jangan lama-lama.” Ucap ara.
“Iyaa sayang. Aku bakal secepatnya ke sana.” Patuh lingga.
“Cepet, ya.” Ucap ara sambil mematikan telepon nya.

Tak lama dari itu, Lingga cepat-cepat  membubarkan rapat hari ini.
“Baik semua nya, rapat kita lanjut besok pagi. Jangan sampai ada yang telat.” Ucap Lingga dengan tegas.
“BAIK PAK.” Jawab mereka cepat.
Lingga cepat-cepat pergi dari kantor untuk menjeput gadisnya itu. Lingga dengan cepat melajukan mobil nya menuju kampus Ara.
***
Untung nya jalan tidak macet, jadi Lingga bisa  cepat menjemput gadis nya itu. Lingga hanya membutuh kan waktu 5 menit untuk sampai di kampus ara. Lingga Langsung menuju Supermarket yang diberitahukan oleh ara.
“SAYANG!” teriak lingga tak jauh dari sana. Ara yang mendengar teriakkan lingga segera menoleh akan sumber suara tersebut, dan ia mendapat kan Lingga yang sedang berlari menuju kepada nya, dengan menggunakan setelan jas. Dia terlihat begitu tampan.
“Kamu nunggu aku lama gak? Kamu sambil mam jajan kan? Pasti lama banget ya nunggu aku? Maaf yaa sayang? Mau beli jajan dulu?” tanya lingga beruntun, ah, ayo lah dia takut ara marah.

Ara hanya tersenyum melihat kegugupan Lingga yang datang dengan setelan jas. “Enggak kok, Lagian aku udah beli cemilan sedikit tadi,” jawab Ara sambil menunjukkan kantong belanjaannya.
Lingga menghela napas lega, “Aku takut kamu bosen nungguin.”
Mereka berdua tertawa kecil, dan setelah menyelesaikan urusan di supermarket, Lingga menggandeng tangan Ara. “Kita ke kafe dulu, ya? Ada satu tempat yang baru buka.” ajak Lingga dengan penuh semangat.
Ara mengangguk setuju. Mereka pun berjalan beriringan menuju kafe yang tak jauh dari sana. Kafe itu memiliki suasana yang tenang, dengan dekorasi minimalis dan pencahayaan lembut. Mereka memilih tempat duduk di pojok, menghadap ke jendela besar yang menghadap jalanan kota.
Sambil menyesap kopi dan menikmati kudapan kecil, mereka berbicara santai, tertawa, dan berbagi cerita tentang aktivitas hari itu. Lingga terlihat lebih rileks sekarang, dan Ara pun senang bisa menghabiskan waktu bersama di tengah kesibukan mereka.
“Naya, jeano sama anton tadi ngajakin kita nonton, mau gak?” tanya ara.
“Kamu mau ga? Gimana kamu aja” jawab lingga.
“Takut nya kamu sibuk.” Ucap ara.
“Enggak, nanti jam berapa?” tanya lingga.
“Jam tujuhan” jawab ara, dan di balas anggukkan oleh lingga.
Setelah beberapa saat, Ara melihat jam tangannya dan berkata, “Udah sore nih, kita pulang aja, yuk.”
Lingga mengangguk setuju. “Ayo.” katanya sambil merapikan barang-barang mereka.
Mereka pun meninggalkan kafe, berjalan kembali ke mobil sambil berbincang santai. Hari itu berakhir dengan penuh kehangatan, dan Lingga senang bisa menghabiskan waktu bersama Ara tanpa ada kendala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate of Two Hearts: The Love Journey of a CEO and a StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang