Lie

14 5 1
                                    

Padahal sore tadi, hari terlihat sangat indah, Nari tidak berfikir kalau malam harinya akan hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal sore tadi, hari terlihat sangat indah, Nari tidak berfikir kalau malam harinya akan hujan. Namun tiba langit berganti gelap, hujan pun turun. Wanita itu sendirian di hunian mereka, Hoseok belum juga pulang. Pria itu bahkan tidak menghubungi Nari sama sekali, bahkan pesan Nari juga belum dibalas. Ia juga sudah mencoba menghubungi suaminya itu tapi tidak kunjung diangkat. Alhasil ia hanya berjalan kesana kemari dengan perasaan risau sambil sesekali melihat ke arah jendela. Perasaan Nari tidak tenang, ia gigit bibirnya dengan isi kepala yang sungguh berisik. Ia benar-benar takut kalau-kalau wanita yang dikatakan akan jadi sekretaris baru suaminya itu adalah wanita yang sedang ditargetkan ibu mertuanya untuk Hoseok.

Wanita itu sudah sangat frustasi hingga ia berteriak sendiri dengan menarik rambutnya. Ia ingin marah tapi pada siapa? Ia marah karena ketakutan pada dirinya. Ingin sekali Nari menepis pikiran-pikiran buruk di otaknya, tapi tidak bisa.

Pada akhirnya Nari menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa, menyalakan televisi dan berusaha untuk tetap tersadar walau faktanya kantuk sudah mulai menyelimuti dirinya. Hingga tak lama kantuk akhirnya membawa kesadarannya, wanita itu terlelap dengan posisi meringkuk dan membiarkan televisi yang bergantian menontonnya.

Sedangkan disisi lain, Hoseok tampak tertawa lepas dengan seseorang yang baru ia temui lagi setelah beberapa tahun lamanya. Ya, tentu saja sekretarisnya yang baru. Entah bagaimana mereka bisa berakhir makan malam di restoran favorit yang biasa Nari dan Hoseok datangi. Kini malah di datangi oleh Hoseok dan Sohee. Padahal awalnya pria itu hanya ingin mengantarnya pulang, namun saat mendengar keluhan wanita itu bahwa ia lapar. Tanpa pikir panjang Hoseok langsung saja mengajaknya makan dan berujung bercengkrama sangat lama hingga tak ingat waktu. Bahkan istrinya saja yang tengah menunggunya dirumah, ia lupa.

"Jadi saat ini kau sendiri? Maksudku emm single? Tidak punya kekasih?" tanya Hoseok.

Wanita itu menggeleng setelah membersihkan sudut bibirnya dari bekas makanan dengan ujung jarinya "Belum... Kenapa?" tanyanya.

Hoseok menggeleng "Tidak, hanya bertanya"

Wanita itu tersenyum centil "Kalau mau, aku bisa jadi kekasihmu kok!" wanita itu tergelak saat melihat ekspresi Hoseok yang tampak terkejut "Aku bercanda! Kenapa serius sekali sih?!"

"Ahh- kau ini... Aku sudah punya istri mana bisa begitu!"

"Iya makanya, kan aku bilang tadi aku hanya bercanda. Mana mungkin sih kau mau aku jadi kekasih gelapmu, melihatmu saja sudah ku pastikan kau pasti sangat mencintainya!"

Pria itu tersenyum "Ya.. sangat"

"Pasti keluarga kalian harmonis sekali, oh ya bagaimana dengan anakmu? Sudah berapa?"

Mendengar pertanyaan itu, Hoseok tersenyum kecut ia menggeleng "Kami belum punya anak"

"Oh ya kah? Maaf ku pikir sudah. Soalnya sudah menikah lama sekali kan? Apa memang tidak ingin punya anak?"

Hope | J-HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang