Ch2

15 3 0
                                    

Seorang gadis mengerutkan keningnya kala cahaya matahari mengenai netranya. Merasa tidak nyaman ia membuka matanya perlahan dan ia lihat wanita cantik tersenyum menyapa dirinya.

"Pagi baby," sapanya mencium pipi chubby sang anak.

"Pagi bun" Seya menatap sayu wanita yang melahirkan dirinya, Katrine namanya. Lalu menelungsupkan kepalanya ke perut sang bunda.

Katrine terkekeh gemas sembari mengusap surai Seya dengan penuh kasih sayang.

"Bangun baby nanti terlambat ke kuliah" bujuknya.

Seya menggelengkan kepalanya pertanda ia menolak.

"Nggak mau Kuliah~" rengeknya.

Kening Katrine mengerut bingung namun ia segera mengingat sesuatu membuatnya tak bisa menolak sang putri.

"Baiklah tapi baby harus bangun dan segeralah turun untuk sarapan"

Seya mengangguk dan bangkit dari rebahannya.

Lalu Katrine keluar dari kamar Seya.
Sedangkan Seya bersiap-siap untuk mandi.

Ruang makan..

"Morning all!!" teriak Seya berlari di tangga.

"Morning baby" ucap keluarga Seya serentak.

Mata Seya berbinar melihat makanan terhidang di meja yang membuatnya tergiur. Seya akan duduk tapi kalah cepat dengan seorang yang menariknya dan membawanya kepangkuannya.

Puk

"Abang bikin kaget" Seya memukul pelan bahu sang abang. Dia Azka kakak kedua Seya.

Azka tersenyum menanggapi.

"Maaf baby," ujarnya mengecup seluruh pipi chubby sang adik.

"Udah abang" ucap Seya menghentikan kegiatan abangnya itu.

"Oke, baby mau makan apa?" tanya Azka.

Seya menatap semua hidangan, ah dia bingung semuanya terlihat enak.

"Semuanya abang," celetuk Seya membuat keluarganya terkekeh gemas.

"Mana bisa baby, nanti baby nggak bisa habisin kebuang jadinya" sahut seorang pria paruh baya dengan setelan jas dan celana hitam membuatnya terlihat gagah.

"Seya bingung, semuanya enak daddy" ucap Seya mengrucutkan bibirnya menatap pria yang merupakan daddynya. MADARIO EX XELLION itulah namanya.

"Yasudah biar bunda yang ambilkan," Katrine beranjak dari duduknya dan mengambilkan nasi serta ayam panggang, sambal, serta lalapannya.

"Sambalnya nggak pedas jadi aman buat baby" jelas Katrine menyerahkan piring tersebut dan dirinya kembali duduk.

Seya mangut mangut walau tidak puas, ia kira sambalnya pedas ternyata tidak dan ya mana mungkin keluarganya membiarkannya makan makanan pedas.

Setelah itu mereka sarapan dengan khidmat.

••

"Baby, mau ikut bunda nggak?" Katrine menghampiri Seya yang tengah berbaring di sofa ruang tamu dengan menonton  serial pororo.

"Kemana bun?" Seya menatap Katrine dengan penuh tanda tanya.

"Rumah sahabat bunda. Ingat aunty Lilyana nggak? Nah aunty Lily pindah ke indo beberapa hari yang lalu."

Seya berpikir keras untuk mengingat nama yang disebut oleh bundanya tersebut.

"Nggak ingat bun," Seya menggelengkan kepalanya karena tidak bisa mengingatnya.

WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang