•Happy Reading!•
•
•
•
•Sesampainya di rumah, Mala langsung di sambut dengan wanita paruh baya yang menunggu nya di depan pintu sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Bagus ya, dari mana aja kamu keluyuran ngga jelas sampai sore" ujar Sinta menatap tajam ke arah Mala.
"Maaf ma, Mala tadi di ajak teman jalan-jalan" lirih Mala, ia menunduk tak merani menatap Sinta.
"DASAR ANAK NGGA TAU DIRI! SAYA DISINI BERSIH" RUMAH, DAN KAMU MALAH PERGI SEENAKNYA TANPA MEMIKIRKAN PEKERJAAN RUMAH!" Sentak nya membuat air mata Mala luruh seketika. "Kamu harus di beri pelajaran biar jera. Sini kamu!" Sinta menarik paksa tangan Mala ke dalam rumah.
Sinta membawa Mala ke kamar mandi, ia menghempaskan tubuh Mala hingga terjatuh di lantai yang dingin itu.
"Hikss, sakit ma" lirih Mala
Byurr
Sinta menyiram tubuh Mala dengan air tanpa rasa iba sedikit pun. Mala hanya meringkuk di lantai sambil memeluk lutut nya. Sinta tidak pernah main" saat menghukum dirinya, seketika sifat nya berubah seperti iblis yang tidak mempunyai hati.
"D-dingin ma, a-ampun" ucap Mala dengan suara bergetar, tubuhnya sudah mengigil.
"Sudah bagus saya memberi mu makan dan tempat tinggal, kalau tidak mungkin kamu sudah menjadi jalang di luar sana" ujar Sinta yang membuat hati Mala terasa sakit seperti di tusuk ribuan jarum. Ibu kandung nya sendiri berbicara dengan kata yang tidak sepantasnya Mala dapat kan.
"Ma, kenapa mama jahat sama Mala? Mala kan kandung mama, darah daging mama, tapi kenapa mama selalu bersikap seolah-olah Mala itu bukan anak mama?" Mala bertanya dengan tatapan sendunya. Ia menatap Sinta yang kini enggan menatap nya.
"Malam ini kamu tidur di sini, dan jangan harap saya akan memberi kamu makan. Anggap saja sebagai hukuman kamu. Saya lagi berbaik hati tidak ingin mengotori tangan saya untuk melukai mu Mala!" setelah mengucapkan itu, Sinta berlalu dari hadapan Mala dan mengunci Mala dari luar tanpa menjawab pertanyaan Mala yang terus memenuhi otaknya.
"Ma, tolong bukain! Mala ngga mau tidur di sini ma! Tolong Mala ma!" Mala menggedor pintu kamar mandi sambil terisak. Tapi, percuma saja, Sinta tidak akan perduli, bahkan ia sengaja menulikan pendengarannya.
"Hiks, kenapa mama jahat sama Mala?" Tubuh Mala merosot ke bawah. Mengingat semua perlakuan Sinta kepadanya, yang tak layak di sebut sebagai seorang ibu.
Lama Mala menangis di balik pintu, hingga tiba" rasa kantuk mulai menyerangnya. Perlahan mata Mala mulai terpejam dan masuk ke alam mimpi.
oOo
Keesokan hari nya Mala masih terlelap dalam mimpi nya. Seperti nya gadis itu sangat lelah sehingga enggan membuka matanya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06.40, yang artinya Mala sudah telat untuk pergi ke sekolah.
"DASAR ANAK SIALAN! BANGUN KAMU MALA!" Sinta menarik rambut Mala dengan kasar lalu menghempaskan nya ke dinding.
Mala tersentak lalu membuka mata nya perlahan. Yang pertama ia lihat adalah Sinta yang menatap nya penuh kebencian.
"ENAK TIDURNYA? KAMU TIDAK LIHAT INI JAM BERAPA? KAMU TIDAK INGIN KE SEKOLAH, HA?" Bentak Sinta lalu menarik paksa tubuh Mala untuk berdiri.
"M-maaf ma" lirih Mala menundukkan kepala nya.
"SAYA TIDAK BUTUH MAAF KAMU. CEPAT SIAP" SEBELUM KESABARAN SAYA HABIS!" Titah Sinta dengan tatapan yang menyalang. Tanpa banyak bicara Mala langsung berlari menuju kamarnya untuk bersiap" ke sekolah. Ia hanya tidak ingin Sinta lebih marah kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullying Of Girls (Mala)
Teen Fiction"Lo itu harus sadar diri! Cewek jelek kaya Lo itu ngga pantas sekolah di tempat elit kaya gini!" "Dasar jelek!" (Basmalah Nigista) Seorang gadis yang selalu di bully setiap hari dan menjadi bahan olokan bagi teman-teman nya. Hanya karena dia terla...