DESIRE - ON GOING.

PROLOG.

Di dunianya, kekuasaan tak pernah diberikan. Kekuasaan direbut—dengan darah, keringat, dan nyawa. Di balik gemerlap kota-kota besar dan lorong-lorong gelap yang penuh bahaya, berdiri kerajaan bayangan yang tak pernah terlihat, tapi selalu terasa: Shargam Abraham Azard. Bukan sekadar organisasi, mereka adalah sindikat yang mengendalikan segalanya—dari perdagangan gelap, senjata, narkotika, hingga kehidupan manusia. Mereka bukan hanya mafia, mereka adalah penguasa dunia bawah tanah, didorong oleh satu hal yang menggerakkan segalanya: Desire.

Setiap sudut kota, setiap transaksi di pasar gelap, tak ada yang lolos dari pengaruh mereka. Kekuasaan mereka tidak terletak di dalam istana megah, tetapi di jalanan, di ruang rapat penuh intrik, dan di percakapan yang diwarnai ancaman terselubung. Di bawah kendali Shargam, yang kuat berkuasa dan yang lemah binasa. Dalam dunia yang penuh tipu daya ini, setiap orang tahu bahwa satu kata, satu keputusan darinya, bisa mengubah nasib mereka selamanya.

Namun, di balik kejayaan dan kekejaman itu, ada mereka yang haus akan tahta. Para pengkhianat, musuh dari luar dan dalam, semua menginginkan satu hal: kekuasaan. Dunia ini bukan tentang yang baik melawan yang jahat, tetapi tentang siapa yang mampu bertahan di puncak, berkat kekuatan ambisi dan hasrat yang tak terbendung. Setiap langkah adalah pertempuran, bukan hanya dengan peluru dan pisau, tetapi dengan tipu daya, ketegasan, dan keinginan yang menggerakkan segalanya.

Dalam jaringan yang tak terlihat ini, hanya ada satu aturan: tak ada belas kasihan. Di bawah bayang-bayang Shargam, ambisi dijadikan senjata, dan desire (Hasrat) adalah bahan bakar yang membakar setiap jiwa yang terlibat. Siapa pun yang berani menantang mereka, harus siap untuk terjatuh—atau bangkit sebagai raja tanpa mahkota di dunia yang dikuasai oleh darah dan kehendak.