𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟖

306 31 0
                                    

Seungcheol melangkah turun dari taksi di depan cafe itu, cafe tempat dia dulu sering menghabiskan waktunya bersama Johnny di hari Minggu di masa lalu.

Dia memasuki cafe itu dan menatap ke arah tempat duduk di sudut, tempat favorit mereka dulu dan tersenyum ketika melihat bahwa Johnny sudah menunggu di sana.

"Hai John." Seungcheol melangkah mendekat, menatap Johnny yang langsung mendongak menatapnya dan membalas senyumnya.

"Hai Seungcheol." Johnny berdiri, langsung menarikkan kursi untuk Seungcheol di depannya, "Duduklah, aku sudah memesankan minuman kesukaanmu." Mata Johnny mengamati Seungcheol dengan lembut, "Kau manis sekali, Seungcheol."

Pipi Seungcheol merona, menatap Johnny yang mengambil tempat duduk di depannya dan menatapnya dalam-dalam.

"Terimakasih Johnny."

Johnny masih tidak melepaskan tatapan matanya dari Seungcheol, "Kau tampak lebih manis sekarang, apakah itu karena hubunganmu dengan Mingyu?"

Sekali lagi, Seungcheol terdorong untuk berkata jujur kepada Johnny, tetapi dia kemudian menahan diri.

"Mungkin." Gumamnya lembut, berusaha menghindari pertanyaan selanjutnya, "Jadi bagaimana Johnny, bagaimana tentang Doyoung?"

Mata Johnny berubah muram, "Doyoung... yah..." lelaki itu menghela napas panjang, "Aku berusaha menghubunginya seharian ini tetapi tidak diangkat, semua pesanku tidak di balas, mungkin dia marah kepadaku."

"Kenapa dia marah kepadamu?" Seungcheol menyela, merasa bingung.

Johnny menghela napas panjang sekali lagi, seakan ingin membuang seluruh beban berat di benaknya.

"Karena aku selalu membicarakanmu. Doyoung merasa terganggu, dia tidak mengerti kalau kau adalah teman masa kecilku dan kita cukup dekat." Ada senyum miris di wajah Johnny, "Aku rasa dia cemburu kepadamu."

Seungcheol membelalakkan matanya, "Doyoung?" Membayangkan wajah Doyoung yang luar biasa manis dan sempurna, jauh sekali di atas dirinya, rasanya sangatlah tidak mungkin kalau Doyoung cemburu kepada Seungcheol. "Bagaimana mungkin dia cemburu kepadaku?"

Ekspresi Johnny tampak serius.

"Mungkin karena pembicaraan tentangmu terasa mendominasi percakapan kami, Doyoung merasa terganggu, dia bilang mungkin di dalam otakku terlalu dipenuhi dirimu." Johnny tersenyum.

Kata-kata Johnny itu membuat Seungcheol sedikit ternganga. Apakah maksud kata-kata Johnny itu?

"Seharusnya kau jangan membicarakan tentang aku terus-terusan." Seungcheol berusaha bersikap wajar meskipun merasakan hal yang berbeda di benaknya.

Johnny menghela napas panjang, "Yah, entahlah Seungcheol, kurasa memang benar kata-kata Doyoung, aku terlalu sering membicarakanmu, Seungcheol, mungkin hal itulah yang membuat Doyoung terganggu."

"Dan kenapa kau sering membicarakan tentangku, Johnny?"

Mata Johnny berubah serius, "Mungkin tanpa sadar, kau selalu ada di hatiku, Seungcheol."

Kali ini jantung Seungcheol benar-benar berdesir. Johnny seolah ingin mengungkapkan sesuatu kepadanya, lelaki itu tampak serius, menatap Seungcheol dengan tatapan matanya yang dalam.

Apakah Johnny.. apakah Johnny secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa Seungcheol ada di dalam hatinya? Bahwa sekarang entah kenapa lelaki itu mulai menyadari bahwa Seungcheol mungkin selama ini selalu tersimpan di dalam hatinya dan menunggu untuk diakui?

Kalau memang benar begitu, kenapa tidak ada rasa yang berbeda di benak Seungcheol selain jantungnya yang berdesir pelan? Bukankah inilah yang selama ini dinantikannya? Pengakuan Johnny bahwa Seungcheol ada di dalam hatinya, meskipun sedikit? Seharusnya Seungcheol bersorak dan berteriak gembira bukan? Tetapi kenapa dia sekarang malahan merasa... datar?

Embrace The Chord (GyuCheol) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang