04: A Small Fire

220 57 7
                                    

Tak terasa perpisahan mereka sudah didepan mata. Ujian akhir sekolah sudah mereka laksanakan dan hari ini adalah pengumuman kelulusan juga pengambilan rapor.

Satu persatu dari mereka dipanggil untuk kedepan kelas mengambil buku rapor yang berisi rekap nilai mereka selama bersekolah di SMA ini. Una, Icha dan Bella yang berada di absen teratas sudah selesai dan menunggu di luar.

Icha berjinjit, mengintip dua sahabatnya yang lain alias Jingga dan Yura yang masih menunggu nama untuk dipanggil. Ekspresi mereka yang tampak tertekan di dalam sana mengundang tawa Icha.

"Ada apa sih, Cha?" heran Una tak mengerti gadis itu tertawa sendiri.

"Lo liat deh mukanya Yura! Hahahaa! Kaya anak kucing abis kecemplung di parit!" tawanya yang masih mengintip. Bella dan Una hanya dapat menggeleng pelan akan tingkah sahabat mereka yang satu itu.

Tak lama Jingga keluar disusul oleh Yura. Mereka berlima langsung berkumpul heboh di koridor itu.

"Spill ranking lo pada woi!!" heboh Yura.

"Ekhem bukannya mau sombong nih ya, tapi ranking gue naik dua, hahaa ranking tertinggi yang pernah gue capai!" ujar Icha menyeringai.

"Berapa emang?" tanya Yura penasaran.

"Tujuh!" ungkap Icha dengan bangga.

"Halah! Masih tinggian gue, gue lima!" Jingga ikut menyombongkan diri, walaupun dari kelas sepuluh ranking nya stabil tak turun ataupun naik.

Icha mendecih, lalu menoleh pada Yura, "Lo berapa, Ra?"

Yura menurunkan sudut bibirnya sedih, "Sembilan, turun satu gue.."

"Gapapa lah, yang penting kita semua masih sepuluh besar!" kata Una menenangkan.

"Emang lo berapa?" tanya Yura.

"Ya ampun, Ra. Masih nanya aja lo. Jelas-jelas Una sama Bella langganan juara satu dan dua rebut-rebutan.." dengus Jingga sementara Una dan Bella hanya saling lirik dengan canggung.

"Siapa yang satu, siapa yang dua?" tanya Yura lagi.

"Una satu. Gong banget emang matematika nya seratus! Beda koma sekian doang sama Bella.." jelas Icha.

"Widiihh memang keren banget deh gue bisa bestie an sama juara kelas!" bangga Yura yang malah memuji dirinya sendiri, mendapatkan satu pukulan ringan di bahunya dari Icha.

Jingga juga memberi kode lewat tatapannya karena sepertinya Una dan Bella sedang canggung satu sama lain. Una yang merasa tak enak pada Bella, dan Bella dalam keadaan mood yang buruk karena masih kesal perkara perbedaan tipis nilainya dengan Una. Untuk orang yang kompetitif seperti Bella, hal ini sangat menyebalkan.

"Gue pulang duluan." kata Bella yang akhirnya bersuara, dimana sebelumnya ia hanya diam.

Icha segera mencegah, "Kenapa sih, Bell? Makan makan dulu lah kita, last day pakai putih abu loh ini, masa lo ga mau nikmatin dulu?"

Bella menggeleng, "Gue cape."

"Lo pikir kita semua ga cape, ngeladeni lo yang dikit dikit bad mood ga jelas gini?" celetuk Una mengungkapkan kata-kata yang sedari tadi tertahan di balik lidahnya.

Bella terkekeh tak percaya, dengan apa yang dikatakan Una itu. "Oh ya? Oke, sorry, I'm so sorry. Kalau gitu besok jangan ladeni lagi, lagian gue ga minta buat diladeni. Gue duluan." ujarnya lalu pergi begitu saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ribs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang