~-~
Suara ketikan mechanical keyboard dengan paduan warna charcoal dan seafoam itu memenuhi langit ruangan. Menjadi satu-satunya pemecah keheningan di malam itu. Sang empunya melirik jam digital di bawah monitornya.
Pukul 02.34,
Sedikit lagi, gumannya berusaha menyemangati diri. Perusahaan barunya memang sungguh sialan, setelah memberinya posisi sebagai graphic designer. Dia ternyata masih dituntut menyusun materi copywriting untuk beberapa konten iklan yang menurutnya sudah di luar jobdesknya. Namun dia bisa apa? Dia butuh banyak uang dan perusahaan yang baru saja menerimanya itu menjanjikan gaji yang lebih tinggi dari lowongan-lowongan lain yang sebelumnya dia telusuri.
Namun ternyata dengan catatan yang belakangan baru ia ketahui, bahwa dirinya harus menguasai banyak jobdesk yang harusnya dipecah ke posisi lain, bukannya dijadikan palugada begini.Sebelumnya dia bekerja sebagai illustrator di sebuah studio. Gajinya tentu besar, namun dia merasakan burnout parah dengan jam tidur yang kurang dari 4 jam per hari. Dia tak mau mati muda, jadi dia memilih mencari posisi graphic designer yang konon katanya hanya 'menata-nata gambar' yang sudah ada.
"Minji, kok kamu belum tidur?"
Tiba-tiba suara serak khas bangun tidur dari gadis yang sangat ia sayangi menghentikan gerakan tangannya pada keyboard. Dia menoleh sambil tersenyum, tentu kantong mata dan raut wajahnya yang kelelahan tak dapat ia sembunyikan.
"Ini dikit lagi selesai kok. Kamu kebangun karena suara keyboardku ya? Maaf ya"
Gadis mungil itu membalas dengan gelengan, dia beranjak dari kasur, dan berjalan ke arah meja kerja minji.
"Kamu jangan begadang terus ih, ga baik buat kesehatan kamu"
Minji merasakan lengan mungil melingkar di lehernya, membuat hatinya menghangat. Dia tersenyum teduh, dia usap lengan hangat tersebut.
"Iya ini bentar lagi tidur kok"
Minji menjawab pelan, sejujurnya setelah menyelesaikan materi konten yang sekarang dia kerjakan. Dia sudah berniat akan melanjutkan tugas desainnya yang lain. Karena kebetulan juga besok (atau lebih tepatnya hari ini?) adalah hari libur, dia bisa bangun siang nanti. Sungguh bajingan memang tempat kerjanya, dia bahkan tidak bisa santai di hari libur.
Yeah, namun sepertinya gadis kecilnya itu tak akan mengizinkannya bukan."Aku tungguin ya. Jangan kira aku ga tau ya, pasti kamu dah niat lanjutin kerjaanmu yang lain sampe subuh kan"
Ups, gadisnya memang cenayang. Minji terkekeh,
"Iya iya sayang... ini dah selesai kok"
Minji menekan tombol enter. Klik.
"Yeayyyy!"
Minji bersorak dan meregangkan badannya, menarik tangannya ke atas. Dengan lengan hangat yang masih melingkari lehernya
"Kamu besok libur kan?"
Minji sedikit tersentak ketika tau-tau gadisnya itu sudah berpindah posisi di atas pahanya. Duduk menghadapnya. Badannya seketika memanas.
"Aku pengen sekali-kali bikin kamu tidur nyenyak karena kecapekan"
Minji merasakan bisikan hangat di telinganya, membuat bulu kuduknya meremang.
"Kamu kan selalu bikin aku capek gara-gara harus lemesin kamu"
Minji tersenyum nakal pada gadisnya, dia menaik-naikkan satu alisnya. Tangannya sudah bertengger di pinggang gadis yang ramping itu.
"Ih beda, kali ini kamu anteng aja, biar aku kasih kamu service bintang lima!"