1

19 3 0
                                    

Hai aku, biasa orang memangil aku Sos.
Aku orang biasa dalam artian aku bukan orang yang punya indera ke enam atau indigo.
  Tapi kejadian ini benar-benar tidak akan aku lupakan seumur hidup aku.
Kalian boleh percaya atau sebaliknya boleh tidak percaya karena bagaimana juga aku yang mengalami bukan kalian.
  Jadi begini ceritanya

  Suatu pagi di hari senin bulan agustus kemarin  aku mengalami kenjang- kenjang. Itu adalah buntut dari penyubatan otakku. Karena sebelumnya aku menjalani Rogxen otak di salah satu rumah sakit besar di daerah aku. Rumah sakit rujukan dari segala puskesmas di daerah.
   Karena tak tahan akhirnya dibawalah diriku ke runah sakit tersebut dengan naik angkot karena aku bukan orang berada alias kaya.
  Sesampainya di rumah sakit aku langsung masuk UGD, selanjutnya di periksa. Dengan bekal hasil scan otak dan bpjs mandiri akhirnya aku di tangani oleh dokter dengan riwayat medis yang aku punyai
Pagi itu aku di beri cairan infus dan di rekam jantung dan di cek gula. Dan berbagai hal menyangkut penyakit yang aku derita seperti hasil scan, dan obat-obat yang aku konsumsi.
   Biasanya kalau pasien yang mau opname akan lama mendapatkan kamar. Selalu bilangnya kamar penuh. Pasien akan menunggu bisa seharian untuk mendapatkan kamar.
  Tapi pagi itu aku langsung dapat. Amaxing kan?
  Setelah menyelasai pendaftaran dan data Bpjs milik aku akhirnya aku di bawa oleh dua perawat cewek ke sebuah ruang bangsal dirumah sakit tersebut. Ruangnya terletak di paling ujung dari rumah sakit itu melewati ruang A, B, C.
   Oh ya, aku di anter sama kakak perempuan pergi ke rumah sakit pagi itu.
   Sesampai di ruangan. Aku terkejut juga kakak perempuan di karenakan di ruang itu aku di tempatkan sedirian. Sendirian tanpa pasien lainnya. Bau cat agak tercium.
Otomatis kakakku nanya, Sus kok sendirian?
Suster yang membawaku berkata." Oh ya bu, ruangan ini baru selesai di renovasi baru di pasang tabung oksigen di setiap bednya.
  Aku dan kakak perempuanku tidak masalah, kupikir nanti juga akan ada pasien yang laiinnya yang masuk karena aku tahu rumah sakit itu bisa di katakan besar dan terkenal di daerahku.
  Setelah mengantarku masuk kamar dua suster itu pergi meninggalkan aku dan kakakku di ruangan tersebut. Emang sih kalau aku perhatikan lebih seksama ruangan itu kelihatan masih baru dinding dan plafonnya terlihat bagus dan bersih tidak kotor atau usang. Berarti suster tadi benar adanya, dong
    Jadi denah kamar yang aku tempati.
  Belakang pintu masuk langsung toilet pasien. Didepan toilet ada cermin setengah badan dan wastafel.
Disamping wastafel  bed aku dan di sampingya ada tiga bed pasien yang semua dalam kondisi kosong tanpa pasien. Antara bed satu dan lainnya di pisahkan oleh tirai tebal dan kaku berwarna abu-abu.
  Di ruangan itu ada dua AC.
Satu di atas bed milikku dan satunya ada diatas Bed paling pojok di atas empat jendela kaca yang tidak bisa di buka tutup juga tanpa tirai mungkin untuk sirkulasi cahaya, mungkin
   Aku belum di tangani belum di kasih obat atau penangan hanya cairan infus. Karena menurut pihak rumah sakit masih menunggu kedatangan dokter yang menanganiku sebelumnya. Ingat aku adalah pasien dokter A di rumah sakit tersebut.
  Sekitar duapuluh menit mendadak lampu di ruang mati. Ruangan jadi gelap mesti tidak gulita karena ada jendela kaca di pojok.
   Kakak perempuan aku keluar, di luar pas ada dua anak muda cleaning service.
Kakakku bertanya " Mas mati lampu ya?"
  Di jawab " Sepertinya iya, ibu"
  Tak lama lampu menyala kembali.
Aku berpikir rumah sakit sebesar itu pastilah punya jet- set atau apalah itu. Tidak mungkin rumah sakit di biarkan lama mati listrik.
  Suasana ruangan sunyi hanya terdengar gelembung air dari tabung kecil plastik di atas tempat tidurku.
   Ehhh, tak lama berselang listrik kembali mati. Nah mati yang kedua ini aku baru nggeh kalau Penutup sirkulasi undara AC di atas tempat tidurku menutup dan kembali terbuka. Aku menyimpulkan kalau AC tersebut itu nyala tidak mati.
   Waktu berlalu masih tidak ada pasien yang lainnya  yang masuk ke dalam  ruangan tersebut hanya diriku seorang
   Sampai hari menjelang senja dan adzan magrib berkumandang masih aku sendirian ada di ruangan. Aku sudah mulai di tangani dengan di berikan lima  suntikan lewat Infus.
   Malamnya sekitar jam delapan malam aku di bawa ke ruang Scan otak. Karena otak bilangnya sudah lama tidak di scan. Kira-.kira sepuluh menit waktu yang di butuhkan. Akhirnya aku di kembalikan ke kamarku kembali.
  Selesai scan Otak kakakku pamit pulang karena bagaimanapun ia punya anak kecil yang mesti ia urus dirumah apalagi paginya kan harus pergi ke sekolah.
   Dengan berat hati akhirnya aku ikhlaskan kakakku pulang ke rumah. Hatiku merasa was-.was dan kuatir ngk karuan malam itu. Tapi mau apalagi keadaan memaksa untuk menginap di rumah sakit tanpa di tunggui satu orangpun.
    Suster perawat datang nanti terakhir jam sebelas malam. Semua aku lakukan sendiri pergi ke toilet sedirian. Makan dari rumah sakit juga telah lama datang.
   Betul saja jam sebelas seorang perawat jaga masuk ke dalam kamarku aku ditensi dan di berikan suntikan dua lewat infus. Setelah itu perawat itu keluar ruangan tinggalah aku sendirian dalam kamar dengan dada dag-dig-dug-der!
  Kalian tahu, setelahnya aku melihat  AC diatas tempat tidurku mendadak kacau dengan sendirinya. Penutupnya membuka tertutup dengan sendirinya. Pada awalnya secara perlahan namun lambat laun berubah secara cepat dan tidak masuk di akal aku. Kupikir AC itu rusak atau konslet atau bagaimana , sih.
    Karena aku takut AC itu meledak atau apalah itu. Ku beranikan untuk  keluar dari ruangan itu dengan meneteng botol infus ditangan . Aku datangi perawat jaga. Yang letaknya lumayan jauh dari ruangan tempat aku istirahat dan tidur.
" Maaf Aa, AC di kamarku kayaknya rusak atau konslet deh" kataku pada  perawat jaga cowok.
   Sebetulnya di sana aku lihat ada tiga perawat cowok sarta satu perawat cewek. Aku samperin yang cowok,karena menurut aku perawat cowok pastilah lebih berani.
   Aku di suruhnya kembali kekamar nanti dia akan menyusul. Aku menurut
Sampai di kamar kulihat ACnya masih eror, coy.
  Tak lama perawat itu datang.
Anehnya penutup AC itu tiba- tiba berhenti. Ia diam terbuka tanpa menutup buka lagi. Sialankan. Aku di buat takut tadi.
Perawat itu menenangkan diriku dengan mengatakan aku capek atau lagi sakit jadi berpikir macam- macam. Ia bertanya padaku" Bapak tidak ada yang menunggu?"
  Aku jawab " Iya"
   Perawat itu keluar dari kamar menyuruhku untuk tidur dan beristirahat. Aku diam saja.
Aku tidak bisa tidur, jujur aku takut bagaimana aku bisa tidur kalau jantungku berdetak agak cepat karena sendirian di ruangan tersebut. Yang bisa aku lakukan hanya kedap- kedip pikiranku melalang buana kemana-mana.  Jam terus berjalan terasa sangat lamaaaaa,
Suasana sepi, hanya terdengar suara gelembung-.gelembung air dalam botol.kecil di atas kepala.
  Jam sebelas telah berlalu,  menyusul  dini hari pun jam dua belas malam.
   Aku berusaha untuk tidur. Mataku ku penjamkan.
   Kalian tahu apa yang terjadi?
  Dari kamar toilet duduk suara nge-flash sendiri itu sekali ku dengar,  mataku tidak jadi merem. Aku melek dengan pikiran positif  kalau toilet itu juga eror. Dalam pikiran aku timbul berbagai kengerian dan ketakutan. Aku takut karena aku suka menonton post cast diyoutube yang nara sumber melihat mahluk-mahluk  halus yang berwujud menyeramkan. Aku berharap malam itu jangan deh, aku di tampakkan mahluk- mahluk abstral atau apalah itu. Amit-.amit
 

SATU MALAM PALING SERAM DI RUMAH SAKITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang