2.

12 2 0
                                    

beberapa siswa sedang sibuk membersihkan wadah untuk praktikum mereka tadi, dengan segala kendala yang mereka hadapi, mereka mampu menyelesaikan tugas mingguan dari guru mata pelajaran tersebut.

Zafir memutuskan untuk tidak membantu temannya mengerjakan  teks laporan praktikum dengan tema berkelompok, karena ia tahu, ia akan ditugaskan untuk mempresentasikan laporan tersebut nanti. itu merupakan cara untuk memanfaatkan salah satu kelebihan Zafir, berbicara di depan banyak orang sudah menjadi kebiasaanya sejak sekolah menengah pertama.

di sisi lain, ia memilih untuk membersihkan wadah yang mereka pakai saat praktikum tadi.
ruangan tersebut seketika sunyi saat jam telah mencapai pukul dua belas lewat sepuluh menit. tepat saat bel istirahat pertama mulai berbunyi, satu persatu siswa mulai meninggalkan ruangan. menyisakan Zafir yang masih mencuci beberapa alat praktikum miliknya.

Zafir mengaku, ia lebih memilih susana ramai di banding kesunyian yang hanya menyisakan dirinya sendiri disini. mungkin itu menjadi salah satu alasan mengapa dirinya sangat mudah bergaul dengan kebanyakan orang. sesekali, pikirannnya berlari jauh sehingga ia tenggelam dalam lamunannya.

tanpa sadar, salah satu gelas beker berukuran se telapak tangan terlepas dari genggamannya. gelas itu terbuat dari material kaca, membuat suara pecahannya terdengar sangat jelas hingga mampu untuk menusuk telinga, membuat siapa saja yang berada dalam jangkauannya merasakan jantungnya berdetak lebih kencang.

Zafir kembali dari lamunannya akibat hantaman keras dari gelas beker dan lantai keramik itu, telapak tangannya reflek menjangkau pecahan gelas yang berserakan. peristiwa tersebut cukup membuatnya terkejut, hingga telapak tangannya mulai mengeluarkan darah saat tanpa sadar ia menggenggam erat pecahan tersebut.

"Agh- si goblok."
kalimat kasar itu ia tujukan pada dirinya setiap kali mendapati hal sial yang telah ia alami.

Dalam jarak hanya beberapa sentimeter, Zafir dapat mendengar suara langkah kaki yang cukup terburu-buru. Henry melangkah masuk ke dalam lab IPA setelah diperintah oleh gurunya untuk mengambil beberapa barang. Namun, baru saja ia menginjakkan kaki, dirinya dibuat terkejut saat melihat Zafir yang terduduk di sana dengan telapak tangannya sudah berlumuran darah.

"Loh, Fir?"

dengan sigap Henry buru-buru membantu Zafir yang kesusahan, degup jantung Zafir mulai stabil ketika mendapati Henry yang meraih tangannya. tanpa pikir panjang, Henry melepas kacu pramuka milik nya, membalut kain satin bercorak merah putih itu di telapak tangan Zafir.

"Agh- henry!"
desau keras Zafir dengan suaranya yang lantang saat Henry mengikat kacu tersebut dengan kencang tanpa aba-aba, berharap darah akan berhenti mengalir setelahnya.

"sshtt, diem."
bujuk Henry, memperhatikan wajah Zafir. raut kesal seperti biasanya, disertai mimik wajah yang memelas. sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana peristiwa itu berlangsung. Henry membalut simpul itu dengan rapih, persis seperti apa yang di ajarkan oleh pembina nya dahulu.

"sakit anjing.."
bisik Zafir, ia memutuskan untuk tidak berteriak kali ini. bisa gawat jika ada orang yang masuk dan melihat kekacauan yang ia perbuat.

"makanya lu jangan banyak gerak"
ketus temannya beranjak untuk meraih sarung tangan yang tergantung di dinding, dengan perlahan Henry mengambil satu persatu pecahan gelas beker tersebut. sedangkan Zafir, ia memutuskan untuk bersandar di pojok ruangan.

sembari memerhatikan Henry yang begitu lihai dalam memecahkan masalah, Zafir kembali merasa bersalah karena merepotkan temannya saat itu. dengan satu hal yang tidak ia tahu, bahwa Henry hanya akan melakukan hal tersebut kepada Zafir.

dalam sekali kedipan mata, Henry telah menyelesaikan kekacauan yang di perbuat oleh Zafir.
ia memperhatikan Zafir yang masih memegangi lukanya, mungkin itu cukup serius.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'𝑴𝑨𝑺𝑨 𝑺𝑬𝑲𝑶𝑳𝑨𝑯' I Finally, Held Your Hand. || heaverweaver || bxb ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang