☯︎ 𝄞 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫𝐬 : 𝟎𝟏

11 1 3
                                    

Prang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Prang... Kletak... 

" dasar anak tak tau diuntung , sia-sia saja aku menghabiskan uangku untuk menghidupimu!? "

Prang...

" enyahlah sebelum kesabaranku habis!! "

.... 

Yahh.. Begitu lah hari-hariku berlalu. Tiada hari tanpa luka, tiada hari tanpa lebam, dan tiada hari tanpa kesakitan. Ingin sekali kulepaskan semua beban, dan kuhanyutkan. Tetapi apakah bisa?. 

Tentu saja tidak. Sepertinya sudah menjadi takdir ku menjadi seperti ini. Lalu, haruskah aku hidup seperti ini tanpa kebahagiaan, tanpa harapan. Seperti seekor anjing yang dirantai tanpa dibebaskan. 

Aku tidak ingin seperti ini. Aku ingin bahagia, mencari jalan kebahagiaan ku sendiri. Dan akan kubuktikan kepada mereka semua yang meremehkan ku. Akan kubuktikan bahwa aku juga bisa bersinar, layaknya berlian yang berharga. 

Pasti akan ku buktikan...... 

━━━━━━ ◦ ❖ ◦ ━━━━━━

06.00....

Di pagi hari yang cerah. Matahari bersinar terang, menerangi langit yang semula gelap. Sorot cahaya pun mulai memasuki sela-sela korden. Dan menerpa sosok gadis yang masih terditur lelap. 

merasakan sesuatu yang menyilaukan. Beberapa kali ku mengerjapkan mata untuk bangun, dari rasa kantuk yang teramat sangat. Kulihat cahaya yang menyilaukan, menandakan bahwa sudah pagi. 

" sebaiknya aku bersiap "

....

Didalam kamar dengan nuansa sederhana atau mungkin tidak. Terlihat lah seorang gadis yang sedang bersiap, memakai seragam untuk pergi ke sekolah. 

Menghadap cermin ku lihat diriku, sungguh aku sangat mengasihani diriku. Oh sungguh menyedihkan mungkin orang-orang juga akan berkata begitu bila melihatku. Tetapi apa peduliku tentang orang-orang sampah itu. Lebih baik segera berangkat, dan tinggalkan omong kosong ini. 

" aku berangkat "

Brakk... Buk... Prang.... 

" ini semua salahmu"

" apa maksud mu hah.. "

" kau penyebabnya s*alan"

" apa ka.... "

Brakk... 

" .... "

"  huh...menyebalkan.. "

Menyusuri jalan setapak yang selalu ku lewati. Memandang langit yang cerah ini membuat hatiku sedikit menghangat. Diantara bekunya perasaanku. Aku berhenti saat melihat gerbang yang menjulang tinggi. Aku menganggapnya sebagai gerbang neraka. Karna disinilah, penyiksaan kedua ku dimulai. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐬𝐡𝐢𝐧𝐞 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐝𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐥𝐢𝐟𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang