Happy Reading
Pangeran Jack tampak menatap tajam manik sang prajurit dengan tangan terkepal kuat disisi tubuhnya,buku darahnya memutih menandakan betapa murkanya pria tampan dengan struktur wajah tegas itu sekarang.
Ditariknya pedang yang sedaritadi masih setia didalam sarungnya.
Kecepatan berpedangnya dengan cepat menebas leher milik prajurit bertubuh tinggi besar itu,kepala si prajurit tampak menggelinding dan membuat darah memuncrat ke sebagian marmer istana.
Kesalahannya memang,ia tidak
menduga bahwa pangeran jack akan semurka itu sehingga memisahkan kepala dari tubuhnya,benar benar mengerikan.Hanya karena ia menghina saudara sang pangeran,ia langsung mendapat tebasan mematikan yang tidak akan pernah ia duga.
Pangeran jack lalu berbalik dan menatap prajurit lainnya yang masih menunduk takut,sorot tajamnya mengarah kearah mayat prajurit yang baru saja ia eksekusi seakan menyuruh untuk membereskan mayat itu.
yang tentu saja langsung dilaksanakan dengan kaki gemetaran para prajurit.
Jack berbalik dengan angkuh,dimasukkannya pedang itu kembali ke sarungnya.
***
"
Jack..." Panggil Ethan tampak menahan emosi sembari menatap tajam sang adik, sementara jack hanya meliriknya dengan tatapan tanpa dosa.
"Apa?" Tanya lebih muda,kembali fokus dengan buku yang sedaritadi dibacanya.
"Kenapa kau memb-"
"Dia menghina Jarvis,berhenti bertanya kenapa aku membunuh seseorang,itu salah mereka sendiri,aku tidak akan membunuh mereka jika saja bukan mereka yang memulai." Jelas jack panjang lebar,tampak muak dengan pertanyaan tak penting dari kakak tertuanya itu.
Sementara Ethan hanya bisa menghela nafasnya dengan tingkah sang adik,Jack memanglah yang paling bijaksana,tapi jika sudah menyangkut dengan keluarganya,jangan harap keadilan akan tampak dimata pria tampan itu.
"Oh ya,dimana Jayden?" Tanya jack tiba-tiba pada Ethan yang baru saja selesai ingin mengasah pedangnya, pria tampan itu menoleh kearah sang adik dan kemudian mengedikkan bahu tanda tak tahu.
***
"Bukan begitu caranya,ck" decak jayden sebal ketika mengajari si bungsu, sementara niko hanya memutar matanya malas seolah merasa jengkel dengan sang kakak.
Maniknya lalu bertemu dengan manik kakak termudanya,Jarvis.
Sedaritadi pria itu tak menyadari keberadaan sang putra mahkota, pantas saja aura di sekitarnya terasa mencekam.
Hanya Jarvis dan Ethan yang bisa membuat pria itu takut dan ketar-ketir bukan main.
Walau ia tau,Jarvis dan Ethan adalah dua orang paling baik yang pernah ditemuinya, ingatannya memutar kejadian dimana Jarvis marah besar kepadanya dan menghantam perutnya dengan balok secara bertubi-tubi,yang berhasil membuat tubuhnya sakit bukan main dan harus dirawat oleh tabib selama berbulan-bulan.
Mengenai Ethan,ia juga tidak tahu kenapa dirinya bisa takut dengan Ethan,ah...itu ketika Ethan berani menentang Jarvis yang berakhir dengan sebuah duel, itu yang membuat Pangeran muda itu merasa segan kepada sang kakak tertua.
Walau Ethan kalah dengan Jarvis.
"Hey!" Teriak Jayden berhasil memecah lamunan pria berwajah khas jepang tersebut, Jayden tampak mengacungkan pedangnya kearah wajah Niko sebelum berkata."terus lah berlatih,aku akan istirahat sebentar" ucapan Jayden memang lah singkat, namun cukup untuk membuat Niko kesal setengah mati.
Ditatapnya punggung lebar yang semakin jauh itu dengan tatapan kesal khasnya, berhasil membuat Jarvis tertawa terbahak-bahak.
Niko melirik kearah Jarvis ketika melihat tawa sang kakak.
Tampak seperti kucing.
Tapi ia tetap takut.
Jarvis lalu mendekati Niko dan merebut panah yang sedaritadi berada di genggaman Anak terakhir Raja itu.
Pria berwajah manis itu kemudian menutup sebelah matanya sembari membidik target, anak panah itu melesat dengan cepat dan berhasil mengenai target, disusul dengan anak panah lain.
Niko memekik kagum akan kemampuan kakaknya itu disertai dengan jari jempol yang teracung sempurna, berhasil membuat Jarvis terkekeh sebelum akhirnya memberikan panah itu kembali.
"Sukai lah orang yang mengajarkanmu,maka otomatis kau akan mudah menguasai yang diajarkannya." nasihat Jarvis pada Niko yang sukses membuat sang adik terkagum-kagum.
Jarvis lalu pergi dari sana dengan langkah yang tampak keren.
Ugh.
Pria itu terpeleset.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown
Vampiretidak ada perebutan mahkota diantara persaudaraan mereka,sebelum dia datang dan mengacaukan segalanya.