²

1 1 0
                                    

*happy reading*



hari berikutnya tiba dengan janji akan normalitas, matahari memancarkan cahaya hangat di seluruh kota.
namun, langit merasakan sesuatu yang jauh dari biasa.
pikirannya dipenuhi oleh kenangan tentang senja,suaranya,matanya, kata-katanya bergema dalam benaknya. pertemuan mereka di toko buku telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan,sebuah rasa koneksi yang tak bisa dia hentikan.

dia meraih ponselnya,secercah harapan berkilauan di dalam dirinya.
dia telah mengirim pesan sederhana untuk senja pada malam sebelumnya, sebuah "terima kasih untuk puisi yang indah" yang tulus, tetapi tetap tak terjawab. dia tak bisa menahan rasa kecewa, bertanya-tanya apakah dia terlalu agresif,terlalu bersemangat.

saat gelombang ketidakpastian menghantamnya, ponselnya bergetar. sebuah pesan dari bintang,sahabat terdekatnya, muncul di layar
"yo, bro, siap untuk hari pertama kembali ke sekolah? aku menunggu di luar."

Bintang, selalu yang tepat waktu, selalu siap untuk apa pun. langit terkekeh, mengusir kekhawatirannya, dia dengan cepat menyelesaikan berpakaian dan menuju ke bawah.

saat dia melangkah keluar pintu, dia melihat bintang bersandar di mobilnya, dengan senyum nakal di wajahnya. "siap untuk tahun penyiksaan lainnya?" bintang menggoda,suaranya dihiasi sarkasme yang penuh canda.

"kau tahu aku menyukainya?," jawab langit, menggelengkan kepalanya. "hanya satu tahun lagi untuk menghindari para pengganggu dan berpura-pura peduli dengan sejarah."

Bintang tertawa. "jangan khawatir,aku akan selalu ada untukmu. selain itu, kita punya gadis baru untuk dinantikan."

Langit mengangkat alisnya. "gadis baru? siapa itu?"

"kudengar dia pindah dari sekolah swasta" bintang menjelaskan, suaranya berbisik penuh konspirasi. "katanya, dia agak kutu buku, seperti kau."

jantung langit berdebar kencang. mungkinkah ini pertemuan tak terduga lainnya dengan seseorang yang berbagi cintanya pada sastra? dia tiba-tiba merasakan gelombang kegembiraan, sebuah perasaan yang belum dia rasakan dalam waktu lama.

saat mereka melaju menuju sekolah, bintang terus berceloteh tentang gadis baru itu, menggambarkannya sebagai "cantik" dan "cerdas." langit mendengarkan dengan saksama, pikirannya dipenuhi dengan kemungkinan.
mungkinkah ini takdir yang sedang memainkan perannya?

ketika mereka tiba di sekolah, lorong-lorong yang ramai dipenuhi oleh siswa yang saling bercerita setelah liburan musim panas.
langit merasakan ketidaknyamanan yang familiar,kecemasan yang biasa dia alami saat dikelilingi begitu banyak orang.

"ayo, kita cari ruang kelas kita," kata bintang, meraih lengan langit dan menariknya melalui kerumunan.

mereka menavigasi jalan mereka melalui kerumunan siswa, tawa mereka bergema di lorong. saat mereka berbelok di sebuah sudut, nafas langit tercekat di tenggorokannya. berdiri di tengah lorong,dengan punggung menghadap mereka, adalah senja.

kehadirannya memenuhi ruangan, memancarkan kepercayaan diri yang tenang yang menarik semua mata padanya. dia sedang terlibat dalam percakapan dengan seorang gadis yang tidak dia kenal, keduanya tertawa karena sesuatu. langit merasakan campuran emosi yang aneh : kegembiraan, gugup, dan rasa ketidakpercayaan.

Bintang,tidak menyadari pergolakan batin langit. dia terus berceloteh tentang gadis baru itu. "lihat,kukatakan padamu dia cantik," katanya, sembari menyikut langit dengan sikunya.

Langit,masih terpesona oleh senja,tak bisa menjawab. dia merasakan tarikan aneh padanya, kekuatan magnet yang menariknya lebih dekat. dia ingin mendekatinya,berbicara padanya,mendengar suaranya lagi, tetapi rasa takut menahannya.
bagaimana jika dia tidak mengingatnya?
bagaimana jika dia menganggapnya sebagai penguntit?

seolah merasakan keraguannya, bintang menyikutnya lagi. "kau menunggu apa?pergi sapa dia."

Langit menarik nafas dalam-dalam,jantungnya berdebar kencang di dadanya.
dia harus melakukan ini.
dia harus melihat apakah koneksi yang dia rasakan itu nyata.

dia melangkah maju,matanya tertuju pada senja. saat dia mendekat, dia memperhatikan gadis yang diajaknya bicara menatapnya dengan ekspresi penasaran.

"Senja," kata langit, suaranya sedikit bergetar. "ini aku, langit."

Senja berbalik, matanya melebar karena terkejut. sebuah senyuman mengembang di wajahnya, senyuman yang menerangi seluruh lorong.
" hai langit!" serunya,suaranya dipenuhi kehangatan.

Langit merasakan gelombang kelegaan menghantamnya.
dia bukan penguntit,dia bukan khayalan. dia mengingatnya!

"ini temanku, bintang," kata langit,memperkenalkan temannya pada senja.

Bintang, selalu yang penuh pesona, mengulurkan tangannya. "senang bertemu denganmu," katanya, matanya berbinar-binar. "kau bahkan lebih cantik jika dilihat secara langsung."

Senja tertawa, suara yang memenuhi hati langit dengan rasa sukacita.
dia merasakan kehangatan menyebar di dalam dirinya,perasaan memiliki,perasaan bahwa dia telah menemukan sesuatu yang istimewa.

"jadi," kata senja, berbalik menghadap langit, matanya berkilauan. "apa yang kau lakukan di sini?"

Langit tersenyum,senyuman tulus yang mencapai matanya. "hanya mencoba bertahan hidup di tahun terakhir sekolah menengah," jawabnya. "bagaimana denganmu?"

Senja mengangkat bahu. "sama seperti biasanya,kurasa. mencoba menemukan sedikit ketenangan dan kedamaian di tempat yang kacau ini."

Langit merasakan koneksi dengannya, pemahaman bersama tentang tantangan menavigasi sekolah menengah.
dia tak bisa menahan rasa harapan, mungkin ini adalah awal dari sesuatu yang indah,sesuatu yang tak terduga,sesuatu yang bisa mengubah segalanya.

"yah, aku senang bisa melihatmu di sini," kata langit, suaranya dipenuhi ketulusan.

Senja tersenyum. "aku juga," katanya, bola mata indahnya bertemu dengan mata langit.

saat mereka berjalan menuju ruang kelas mereka, langit tak bisa menahan rasa kegembiraan.
dia merasa bahwa ini hanyalah awal dari cerita mereka.

kisah Senja dan Langit,kisah yang dimulai di toko buku,kisah yang baru saja mulai terungkap.



**********



Langit merasa jantungnya masih berdebar kencang saat memasuki kelas. bayangan senja seakan masih terukir di matanya, membuat kelas sejarah terasa membosankan. dia berusaha fokus, tetapi pikirannya terus melayang oleh pertemuan mereka di lorong.

"Langit, kau melamun lagi?" bisik bintang,menyikut lengannya.
langit tersentak. "maaf,aku sedang memikirkan sesuatu" jawabnya.

"tentang gadis baru itu?" tanya bintang wajahnya dihiasi dengan senyum nakal dan mengejek "aku tahu kau tertarik padanya,kau bahkan tidak berkedip saat dia bicara."

Langit menggaruk kepalanya. "dia menarik. aku tidak tahu, aku hanya merasa...  ada sedikit koneksi."

Bintang tertawa. "koneksi? sebuah kata lelucon yang pertama kali keluar dari mulutmu. tapi,tenang....
aku akan membantumu mendekatinya."

Langit merasa wajahnya memerah.
dia tidak ingin bintang membantunya.
dia ingin mendekati senja dengan caranya sendiri. tapi,bagaimana caranya? senja tampak begitu pemalu dan tak terduga,dia tidak ingin mengacaukan segalanya dengan gerakan yang salah.

sisa hari di sekolah terasa menjemukan. langit terus-menerus memeriksa ponselnya, berharap ada pesan dari senja. namun,tidak ada.
kecewa,dia memutuskan untuk mendekati senja dengan cara mengajaknya jalan-jalan ke gramedia dengan alasan ingin membeli buku baru.

bel pulang sekolah berdentang nyaring, menandai berakhirnya hari yang panjang dan melelahkan. langit,dengan jantung berdebar kencang,mencari senja di antara kerumunan siswa yang berhamburan keluar kelas. matanya akhirnya menemukan senja yang sedang berbincang dengan temannya.

"Senja," panggil langit.
senja menoleh,mata indahnya menatap wajah langit,senyum tipis terukir di bibirnya."ada apa,langit?" sapa senja lembut

Langit berjalan mendekat, mencoba untuk menenangkan debar jantungnya.
"mau pulang bareng?,sekalian mampir ke gramedia?" tanyanya, tangannya sedikit berkeringat.

Senja sedikit berfikir, kemudian dia mengangguk,tanda setuju"hm..boleh kebetulan aku mau cari novel baru"

saat mereka sampai di gramedia,langit  mengajak senja untuk masuk kedalam toko buku itu.

"ayo,kita cari buku baru," ajak langit dengan senyum yang menawan.

Senja mengangguk dengan senyum  yang manis. "oke," jawabnya.

mereka kemudian menjelajahi rak-rak buku di gramedia. mereka saling bertukar pendapat tentang buku-buku  yang mereka sukai.

Langit menunjukkan buku filsafat
favoritnya pada senja. senja menunjukkan buku novel favoritnya pada 
langit. mereka saling bertukar cerita tentang buku-buku yang mereka baca dan pengalaman mereka dalam membaca.

waktu berlalu dengan cepat. senja tak menyadari bahwa hari sudah menjelang sore.

"udah sore"ujar senja sambil menatap jam tangannya. "aku harus pulang."

langit mengangguk kemudian dia
berkata "ayo pulang,aku antar"

senja tersenyum kecil."makasih"

TBC.

3 Oktober 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'LANGIT SENJA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang