Ssstt... (Thriller part 2)

1.2K 48 15
                                    

On going story....

@@@

knock... knock... knock....

Itu sudah untuk yang ketiga kalinya. Dia tidak mungkin salah dengar. Dari tadi Indah mencoba menajamkan pendengarannya hanya untuk memastikan kalau dia tidak salah dengar. Suara samar diantara hujan yang turun saat ini... adalah suara gedoran pelan di depan pintunya.

Knock... knock... knock...

Oke..! Sudah cukup...!

Itu sudah yang keempat kalinya.

Entah siapa pun itu yang datang jam setengah sepuluh malam ini, Indah melihat ke arah jam weker mungilnya yang ada di atas meja, sepertinya tidak akan pergi sebelum Indah membukakan pintu. Apa mungkin pak Amir, petugas Hansip RT yang biasa berjaga malam? Mungkin ada hal yang ingin beliau sampaikan. Ahhh... lihat saja.

"Siapa yaa?" tanya Indah sambil berjalan mendekati jendela rumahnya hanya untuk melihat siapa yang datang.

Halilintar diiringi petir yang datang pada saat bersamaan.... membuat Indah terkejut ketika melihat wajah yang ada di depan pintunya itu.

"Astagfirullah al aziiimm....!" jeritnya tanpa sadar karena kaget.

Wajah yang ada di depan pintunya, tersenyum padanya.

Indah memastikan sesaat kalau dia tidak salah lihat... sebelum akhirnya balas tersenyum. Dia mengenali wajah itu.

Indah membuka kunci pintu dan tersenyum pada wajah itu,

"Ada apa mas malam-malam begini?" tanyanya pada wajah yang masih tersenyum padanya itu.

Wajah itu dibalik jas hujan warna hitam itu, mengeluarkan sesuatu dari saku jas hujannya. Apa yang dikeluarkannya... membuat Indah terpaku... kaku...

"Ssst...." wajah itu meletakan jari telunjuknya di bibir... dan senyum itu... entah kenapa tiba-tiba saja berubah mengerikan di mata Indah.

@@@

"Ada yang mati lagi katanya..."

"Iya. Kabarnya mayat nya sama seperti yang kemaren-kemaren..."

"Iiih... sadis amat ya.Siapa kira-kira pelakunya?"

"Warga daerah ini juga kali..."

"Iya. Karena bagaimanapun... yang mati juga warga sekitaran sini"

"Iiiih... jadi takut ditinggal sendiri. Mana suamiku lagi dinas lagi..."

Bisikan-bisikan itu samar sampai ke telingaku. Aku menghela nafas pelan. Tidak ada gunanya mendengar bisikan tak perlu itu. Aku menatap para petugas kepolisian yang sepertinya sibuk mengurusi tempat kejadian perkara. Aku sungguh penasaran... apa yang sebenarnya terjadi.

"Permisi. Beri jalan...!" perintah seorang petugas sambil mendorong-dorong kami, para warga yang sedang menonton, untuk memberi jalan pada kantong jenazah yang sedang dibawa empat orang petugas forensik.

"Padahal baru kemaren si mbak itu beli sapu di kedai saya loh" kata mas Jono seorang penjual barang pecah belah yang ada di kompleks perumahan itu.

"Iya. Saya juga baru kemaren ngobrol sama si mbak itu" kata bu Jamal kalau tidak salah... istri dari penjual sayur yang juga ada di komplek.

"Pak Rt ama pak RW gimana sih?! Udah tahu sering ada yang mati begini.... masih saja hansip nggak ditambah-tambah. Sebel banget" celetuk bu Lasmi yang sering membeli bakso di tempatku.

Ah... sampai lupa memperkenalkan namaku. Aku Rino. Penjual bakso paling terkenal di daerah ini. Heheheh.... boleh lah narsis sedikit. Bakso ku diberi nama 'Bakso Rinoged'e". Plesetan dari sebuah nama serial tv terkenal masa lalu... 'RENEGADE'. Biasaa.... biar lebih up to date...

Husss.... ndak penting amat bahas film saat tegang begini!

Polisi tampak saling berdiskusi di depan pintu rumah kontrakan itu. Pemiliknya kalau ndak salah namanya Indah. Mbak yang baik. Sering membeli bakso juga di tempatku. Kadang malah suka ngutang dan baru awal bulan bayar. Kebiasaan anak kos dan kontrakan daerah sini. Tapi aku maklum. Kerja di PT... memang baru dapat uang banyak saat gajian. Yaitu awal bulan.

Dan setiap awal bulan jugalah.... pembunuhan itu selalu terjadi...!

"Bapak-bapak dan ibu-ibu. Harap perhatiannya..." seru seorang petugas kepolisian pada kerumunan warga.

Semua warga lansung diam.

"Nama saya Samsyul. Saya merupakan salah satu petugas yang sudah 4 bulan ini menangani kasus ini. Kasus yang sudah terjadi 4 kali di daerah sekitar ini. Harus saya katakan... kami masih belum banyak mendapatkan bukti dan petunjuk yang berarti. Karena itu... pihak kepolisian memberikan jaminan keamanan... bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi untuk penyelesaian kasus ini. Sekecil apapun. Kami benar berharap kerjasamanya. Untuk menangkap pembunuh ini. Bagi yang memiliki informasi... bisa menghubungi RT atau RW setempat... atau bahkan bisa lansung menghubungi kami. Terima kasih banyak atas kerjasamanya semua..." ucap pak polisi bernama Syamsul itu.

Para warga hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Tapi aku tak yakin... akan ada yang buka mulut kalaupun dia punya informasi. Teror 4 bulan ini... begitu menakutkan bagi warga daerah ini...

@@@

4 bulan ini, setiap bulannya selalu terjadi kasus pembunuhan yang sama. Korbannya adalah wanita. Usia dari 20 sampai 25 tahun sejauh ini. Mereka umumnya para pekerja PT yang kos dan mengontrak di daerah sekitar perumahan ini. Selalu yang dibunuh adalah wanita yang sedang berada sendiri di rumah.

Korban biasanya ditemukan dalam keadaan terikat kedua tangannya dan kakinya. Matanya dalam keadaan ditutupi kain hitam dan mulutnya di sumpal kain.Leher mereka.... disembelih hingga darah mengalir di bawahnya.

Masih belum cukup kesadisan itu... korban juga kehilangan kedua kakinya. Dari mulai daerah pangkal paha.... hingga lututnya.... hilang. Lainnya dibiarkan begitu saja. Entah apa yang diperbuat pembunuhnya dengan bagian paha itu. Sungguh.... tidak ada yang mau tahu.

Sudah 3 korban sebelumnya ditemukan dalam kondisi yang sama. Daerah ini... semakin mencekam saja. Semakin banyak penghuni kontrakan yang bersiap untuk pindah. Tapi mencari kontrakan atau tempata kos an di derah kawasan industri ini.... sama sekali bukan hal mudah. Entah kenapa... tidak ada yang tahu. Kenapa setiap kali si pembunuh mengunjungi korbannya.... tidak ada satupun yang melihat hal mencurigakan. Sekarang korban yang ke empat. Daerah ini.... semakin mencekam saja...

@@@

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ring Around A Rossie....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang