11

52 10 0
                                    

kini jam menunjukkan pukul 7 pagi,evan di perbolehkan pulang karna evan yg memaksakannya,
setelah semalam jayan mengetahui semua tentang evan dia sedikit mengabaikan evan ,tpi bukan berati jayan marah pada evan hanya saja dia kecewa

kini dua adik kakak itu sudah melangkah kan kedua kaki nya kerumah,baru beberapa langkah mereka masuk , mereka di kejutkan dengan suara papah

"gitu aja kerumah sakit."ucap papah yg sedang duduk di sopa sambil menatap acuh pada evan dan jayan

"udah lah pah jayan cape kalo terus ribut adu mulut.."ucap lelah jayan jujur dia sangat leleh terus berdebat dengan papah

"papah gak pernah punya niat buat berdebat sama kamu bang.. tapi kamu nya aja sering belain evan padahal evan udah jelas jelas gak pernh becus ngelakuin hal yg terbaik "ucap papah dengan menatap jayan

"udah pah jangan mulai..evan baru pulang dari rumah sakit loh"setelah mengatakan itu jayan menggandeng tangan evan dan membawa evan ke kamar nya

*****
di dini lah jayan dan evan berada,entah kenapa rasanya sedikit canggung dengan jayan yg hanya diam saja tampa membuka suara sedikit pun,evan yg merasa canggung pun memutuskan untuk membuka suara terlebih dahulu

"bang.. kenapa abang diemin evan?"ucap evan sambil menatap jayan

"hah.. gak abang gak diemin evan kok"ucap jayan setelah menoleh ke arah evan

"Abang pasti bohong kan, Abang pasti marah sama evan"

"gak Evan abang gak marah sama kamu tapi Abang hanya kecewa sama kamu ..udah lah abang gak mau inget tetang fakta yg harus abang terima secara mendadak,itu buat abang sakit tau van.."ucap jayan dengan tatapan sendu nya jujur jayan sedih jika harus mengingat nya kembali

"maaf bang..."ucap Evan menunduk

"hah..udah sekarang kamu istirahat aja"ucap jayan Hendak pergi
tapi..

"bang"ucap Evan menahan jayan pergi,
yg membuat jayan menoleh kembali pada evan

"bang aku punya mimpi terakhir yg sangat sangat ingin aku capai"ucap evan serius

"bisa kah kau menyingkirkan kata terakhir nya ?"

"maaf"

"hah..katakan apa mimpi yg ingin kau capai itu"ucap jayan menatap mata sang adik

"evan punya mimpi..buat keluarga ini indah.. Evan manusia evan juga punya harapan, harapan evan pengen buat papah, mamah, kakak sayang sama evan hanya itu bang tidak lebih..evan pengen punya papah yg mengelus anak nya dan memberikan kekuatan untuk menjalani hidup, evan pengen punya mamah yg merangkul dan memeluk anak nya, Evan pengen punya kakak yg peduli dan pengertian kepada adiknya... apa kemauan ku terlalu besar bang sehingga Tuhan tak kunjung mengabulkan nya..?"ucap evan dengan sedikit mata yg sudah berkaca-kaca

"semua yg kau ingin kan itu bukan hal yg besar itu adalah hal kecil bahkan itu adalah hak mu sebagai seorang anak..dan Abang yakin suatu hari nanti evan akan mendapatkan apa yg evan inginkan.."ucap jayan sambil mengelus surai rambut hitam evan jujur mendengar hal itu jayan se akan akan gagal menjadi seorang abang,,,

"keinginan mu bukan sesuatu hal yg sulit tpi mendapatkan nya yg sulit"

tampa mereka sadari ada seseorang yg mendengar kan percakapan mereka di balik pintu dia adalah Sakha...

"apa yg mereka maksud, mimpi terakhir?"ucap Sakha lalu pergi ,takut mereka akan keluar
sebenarnya sakha tak sengaja melewati kamar evan karna dia akan pergi ke bawah dan tentu melewati kamar evan, Sakha terhenti saat mendengar percakapan antara evan dan jayan tentang impian terakhir..

*****
kini jam menunjukan pukul 4 sore Evan sedang berbaring di kasur nya sambil memainkan hp

brakk

pintu kamar nya di buka paksa oleh seseorang berkulit putih dia adalah sakha, Sakha memasuki kamar evan dan tiba tiba Sakha pergi ke arah lemari yg ada di kamar evan, Sakha meng ubrak Abrik lemari evan

evan yg melihat Sakha mengacak-acak lemari sontak ia langsung berdiri dari rebahan nya menghampiri sakha

"kak apa yg kakak lakukan"ucap evan berusaha menghentikan sakha

seolah tuli Sakha tak mendengar kan ocehan evan , Sakha terus meng acak acak lemari evan tujuan nya sekarang dia hanya mencari sesuatu

pluk

sebuah amplop yg berukuran sedikit besar terjatuh ke lantai saat Sakha meng ubrak Abrik lemari evan
dan akhirnya Sakha mengambil amplop tersebut
evan yg melihat amplop itu berada di tangan Sakha, ia berusaha mengambil nya tapi tangan nya di tepis olah sakha

"jangan kak.. kembali kan"ucap evan dia sudah panik sekarang

"oh? apa ini amplop berlogo rumah sakit?"ucap Sakha sambil menatap amplop itu
Sakha pun membuka amplop itu dan membaca nya

"kak.."ucap evan yg sangat panik saat Sakha benar benar membaca surat dalam amplop itu

terlihat oleh evan Sakha dengan senyum smirk nya
"hm.. gw rasa lo mamang bodoh Van.."ucap Sakha setelah ia membaca detil isi amplop itu yg menjelaskan tentang pernyataan evan mempunyai penyakit jantung

evan sudah menatap sendu ke arah sakha kini apa yg ia rahasia kan perlahan lahan terbongkar

"bisa kau jelaskan?"ucap Sakha menatap evan dengan senyum getir nya terdapat rasa yg tercampur di dalam hati sakha, sakit,marah,menyesal karna selalu tak peduli pada nya,kini rasa itu tercampur aduk seketika ia bingung harus beraksi seperti apa

tak ada jawaban dari evan dia hanya menatap kosong ke arah sakha

"katakan evan.. KATAKAN!! APA KAU TULI KATAKAN!"ucap Sakha sambil menggoncang kan bahu evan

"ada apa ini!"ucap jayan baru memasuki kamar evan

"baiklah sekarang ada lo jayan sekarang katakan dan jelas apa yg ada di kertas ini"ucap Sakha dengan tatapan dingin

"haha kau tau? bagus lah tapi.. tidak ada acara penyesalan sekarang "ucap jayan menatap sakha
"okh biar aku jelaskan wahai kakak yg terhormat..jadi adik mu yg bernama evan giantara ini memiliki penyakit jantung kronis tahap akhir dan sisa hidup nya hanya tinggal menunggu waktu dan dia menyembunyikan penyakit nya karena dia merasa tidak akan ada yg peduli juga.. bahkan mungkin kau tidak peduli bukan?..haha tenang saja jangan terlalu terkejut seperti itu aku juga Baru mengetahui nya "ucap jayan dengan senyuman getir yg terdapat rasa sakit di sana

Sakha diam dengan mata yg mulai berkaca-kaca

"bang ..."ucap evan menatap jayan

"kenapa KENAPA LO NYEMBUNYIIN INI HAH! hiks..."terdengar isukan dari sakha

"maaf kak .. kakak gak peduli juga kan?

Sakha memeluk erat tubuh evan sambil menangis jujur saja dia terkejut dan rasa menyesal yg menghujang pikiran nya

"hiks...maaf maaf ..maaf kakak udah nyakitin kamu hiks .... maaf kakak janji kakak akan memperbaiki semua nya hiks..."tangis pecah sakha dalam pelukan evan

evan dan jayan tak mengeluarkan suara sedikit pun mereka hanya melihat tak percaya pada sakha

******

YOU GUYS HATE EVAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang