Desember

18 3 0
                                    


Senin pertama bulan desember


Minho terbangun dari tidurnya, kamarnya masih gelap gulita dan suara rintik hujan yang menjadi lagu penghantar tidurnya belum juga berhenti dari semalam. Rasa kantuk masih menggantungi dirinya, ia memaksakan tubuhnya untuk berguling ke sisi kiri lalu tangan kanannya yang masih lemas dipaksa untuk meraih ponselnya yang terletak di atas nakas disisi kanan tempat tidurnya itu. Ia menyipitkan mata beratnya menilik jam pada layar ponselnya, 06.55 tepat lima menit sebelum alarmnya berbunyi.

Ia menghela napasnya panjang membanting kembali tubuhnya ke atas kasur, ia berkedip beberapa kali dan menatap langit langit kamarnya menunggu kesadarannya terkumpul sepenuhnya. Tangannya masih menggengam ponsel dan tepat ketika alarm ponselnya berbunyi ia langsung menekan bagian layar yang berwarna merah untuk menghentikan suara nyaringnya.

Senin pertama di bulan Desember, satu bulan yang paling tidak disukai Minho selama 5 tahun terakhir atau lebih.

Bulan desember bagi Minho itu D nya disaster dan S nya sucks. Dua kata yang menggambarkan betapa kacaunya salah satu dari dua belas bulan masehi ini. Bulan kramat dimana Minho harus memenuhi seluruh ekspektasi perusahaan padanya satu tahun kebelakang. Pria dengan marga Lee ini bekerja sebagai salah satu team Recruitment di sebuah perusahaan Multifinance dengan kantor pusat yang berada jauh di Australia sana.

Dengan penuh rasa malas, Minho bangun untuk bersiap-siap berangkat ke kantor lebih awal karena ini bulan ini akan ada closing akhir tahun yang artinya banyak pekerjaan yang menanti perhatiannya.

Tepat pukul 8 pagi Minho sudah sampai di meja kerjanya, 60 menit sebelum jam kerja normal dimulai dan kantor masih sangat sepi lantaran hujan yang belum mereda dari semalam dan juga kedai kopi yang terletak di lobby kantornya pun belum beroperasi. Minho pergi ke pantry untuk membuat kopi sendiri dan menghangatkan donat sisa semalam yang sengaja ia bawa dari apartemennya.

Ditengah menunggu kopinya selesai diproses oleh mesin kopi ponsel Minho berdering, panggilan telfon dari Brian kepala departementnya.

"Halo kak, pagi" Sapa Minho langsung

"Halo Minho, sorry ganggu lo udah di kantor belum?" Tanya Brian

Brian sejatinya jauh lebih senior daripada Minho di kantor ini, pria yang dulunya adalah mentor Minho ketika masih menjadi intern di kantor ini kini sudah 2 tahun lamanya memegang jabatan sebagai kepala departement Human Capital. 5 tahun lamanya menjadi rekan kerja, membuat Brian lebih dekat dan santai dengan Minho.

"Udah kak, lagi bikin sarapan di pantry" Balas Minho

"Oh bagus deh, gua mau minta tolong nih.. hari ini orang audit dari kantor pusat dateng, gua udah cerita kan ya?" Ucap Brian memastikan

Kan, Satu hal yang Minho kurang sukai dari Brian, sifatnya yang sering tidak lengkap dalam memberi informasi.

"Udah sih kak, tapi nggak bilang kapan datengnya"

Satu hal yang Minho kurang sukai dari Brian, sifatnya yang seringkali tidak lengkap memberi informasi.

"Iya Minho, hari ini ya datengnya. Minta tolong lu arahin dia ya, hari ini gua gak masuk ini masih meeting di luar kota soalnya"

"Aihh, yaudah nanti aku arahin deh. Ruangannya dimana kak?" Tanya Minho

Hal-hal yang berhubungan dengan kantor pusat itu biasanya dihandle langsung oleh Brian, Minho dan team Human Capital lainnya jarang diberi tugas terkait ini. Namun terkadang memang Brian menugaskan hal-hal seperti ini apabila dirinya berhalangan untuk turun langsung seperti hari ini.

"Ruangan rapat lamanya anak Finance aja Minho, gua udah suruh OB rapihin sih kemarin"

Minho mengangguk, "Okedeh mas" Jawabnya

"Sama minta tolong ambil devicenya di ruangan gua ya, udah disiapin Jumat kemarin sama anak GA"

"Oke, ada lagi gak?" Tanya Minho

"Orangnya udah di lobby"

"Hah?" Respon Minho

"Hehe.. maaf ya Minho, bisa kan?"

"Bisa mas, bisaa apasih yang gak aku bisa"

"Nah gitu dong cakep, tar gua beliin kopi deh"

"Maaf gak terima gratifikasi" Cibir Minho

"Eh buset.."

Minho tertawa kecil mendengar jawaban mantan mentornya itu

"Yaudah mas, ini aku ketemu dulu sama orangnya deh kasian nunggu, namanya siapa btw?"

"Namanya Chris ya, Christopher"

"Bule dong"

"Kagak, nama sama bokapnya doang yang bule"

"TMI banget sih, yaudah deh aku turun dulu"

"Haha.. oke byee"

Sambungan telfon langsung terputus setelah kalimat terakhir dari Brian terdengar. Minho segera menuangkan kopi kedalam tumbler miliknya serta mengeluarkan donat dari microwave dan kembali ke meja kerjanya.


***

"Wih bikin sarapan" Sapa Lia teman satu timnya yang baru saja sampai di meja kerjanya di hadapan meja kerja Minho

"Eh ambil nih kalau mau" Ucap Minho menawarkan donatnya

"Lah nggak jadi sarapan?" Tanya Lia mencomot satu buah donat dari piring yang ditaruh Minho diatas sekat antara meja kerja mereka

"Nggak kayaknya.." Balas Minho

"Masih pagi udah sibuk aja si bapak" Ucapnya sambil menggigit donat yang ia ambil tadi

"Lu dikasih tau hari ini ada orang audit?" Tanya Minho kemudian

Lia mengangguk, mulutnya masih penuh dengan donat "Orangnya dibawah ya? tadi gue liat ada yg nunggu di lobby" Ucap Lia kemudian

"Gak lu suruh masuk?" Tanya Minho

Lia tersenyum lebar dengan mulut penuh donat lalu menyembunyikan tubuhnya

"Ck.." Minho berdecak kesal dengan kelakuan rekannya tersebut

***

Minho sudah sampai lobby, ia menengok ke kanan dan kiri mencari sosok sang auditor karena ada beberapa orang disana. "Harusnya agak bule sih.." Lirih Minho

"Minho?" Panggil seseorang, Minho menoleh ke arah datangnya suara tersebut

"Lee Minho kan?" Tanya orang tersebut lagi

Minho merasa aneh, "Lah siapa nih, Apa Auditornya yak? Kak Brian udah ngasih tau nama gua gitu?" Batinnya

"Bapak auditor dari kantor pusat ya? Saya Lee Minho salah satu Recruiter disini saya diamanatkan Pak Brian.." Jawab Minho sopan

"Hey, Minho. Ini gua Bangchan, inget gak?" Tanya pria yang menyapanya tadi

Tubuh Minho membeku, nama yang sudah tidak pernah lagi ia sebutkan sejak 10 tahun lamanya itu kembali ia dengar bahkan dari orangnya langsung. Semua ingatan masa lalu yang sudah ia pendam kembali nampak kepermukaan.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

32 Degrees (Minchan/Banginho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang