M.A.S - part 1

204 7 0
                                    

Setelah aku lulus dari SMA dan mendapatkan nilai terbaik dan menjadi siswa teladan aku memutuskan untuk melanjutkan ke Universitas National dijakarta.

Kampus ini favorit banyak yang ingin melanjutkan kesini tetapi tidak sembarangan orang yang bisa masuk karena harus betul-betul pintar, aku pun tidak terlalu yakin lagipula disana anak orang yang sangat kaya. lantas bagaimana aku yang biasa saja? University Rollyer.

"kamu pasti bisa masuk ke kampus itu al, kamu kan pintar kamu harus yakin dengan diri kamu." Bunda memang selalu menyemangatiku disaat percaya diriku naik turun, aku sayang sekali dengan wanita hebat ini.

"Iya pasti alma coba kok nda, makasih ya nda selalu nyemangatin alma." aku memeluk wanita paruh baya ini.

Aliza Maharani, Aku dipanggil alma supaya tidak terlalu panjang. namaku memang singkat mendiang ayah bilang itu melambangkan sifat kesederhanaan keluarga kami.

Ayahku sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. ah sudahlah aku tak ingin membahasnya.

"nda alma berangkat dulu ya, doain alma supaya bisa lulus testnya." aku mencium telapak tangan bunda dan berangkat ke University Rollyer.

- University Rollyer -

Test berjalan dengan lancar dan tenang. alhamdulillah aku bisa mengerjakan soal itu dengan mudah, aku mengambil jurusan kedokteran.

"Hai." sapa perempuan disampingku ini, dia cantik sungguh cantik seperti blasteran dari warga asing.

"Hai." aku membalas sapaannya dan tersenyum lembut.

"Lo ambil kedokteran juga ya? senang kita bertemu dan semoga kita bisa jadi teman." perempuan itu menjabat tanganku dan aku membalasnya.

"iya, oke."

"by the way gue Caroline Arelia lo bisa panggil gue Oline." katanya tersenyum lembut.

"aku Aliza Maharani kamu bisa panggil aku Alma." aku membalas senyuman hangatnya.

"lo polos banget ya alma." katanya terkekeh, aku tau maksud dia karena aku tidak membalas dengan sebutan gue-elu, jujur saja aku memang tidak pernah memakai sapaan itu dari dulu baik dengan wanita ataupun lakilaki.

"sorry aku emang gapernah dan gabiasa dengan sebutan itu." aku menyegir lebar.

"it's okay." katanya sambil mengedipkan matanya satu.

Aku hanya tersenyum simpul.

"al, lo mau bareng gue ga? lo balik sendiri kan?" tawarnya ramah.

"tidak usah, aku bisa naik kendaraan umum." jawabku tersenyum.

"gausah sungkan bareng sama gue aja yuk." dia membawa mobil sendiri. aku boroboro punya mobil andai dibelikan motor saja sudah bersyukur.

"umm iyadeh makasih lin."

"belum gue anterin udah makasih aja." katanya terkekeh.

Mobil oline bagus sekali, atap nya bisa dibuka. Aku tersenyum kagum memandangnya aku benar benar norak.

"oline mobilmu bagus sekali."

Oline hanya tertawa kecil mendengar ucapanku.

"lo mau kerumah gue dulu ga? nanti gue anter balik. masih jam segini juga" aku melirik jam dan betul saja ini masih pagi.

"boleh, tapi aku tidak bisa lama."

"relax." katanya mengangkat tanganya yg berarti OK.

"udah sampe, yuk."

My Annoying Senior.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang