Prolog.

4 0 0
                                    

Malam dengan bintang bintangnya di tengah indahnya Kota Jakarta, lebih indah lagi jikalau ada orang tersayang. Kalea, yang sedang menatap indahnya Kota Jakarta melalui kaca dikafe itu. "Lagi liatin apa, sih?" ucap Aksara sambil mengelus rambut perempuan nya itu. "Nggak ada, aku cuma lagi liatin pemandangan aja, cantik soalnya." jawab Kalea dengan lembut sambil melihat pemandangan Kota Jakarta. "Iya, cantik. Kayak kamu, Kal." tukas laki-laki yang berada disamping Kalea itu.

"Kamu gombal aja deh bisanya, pantesan. Caithlyn suka banget tuh kayaknya deket sama kamu!" ucapnya lagi sambil cemberut.
"Lucunya kalau cemberut."
"Gombal terus, ih!" ucapan Aksara tadi membuat pipi Kalea memerah. "Salting mah bilang aja, Kal. Hehe." Sang Adam tertawa kecil. Jangan lupa juga, akhir akhir ini Aksara sudah belajar menggombal perempuan oleh teman nya. Dasar lelaki buaya. "Ucapan kamu kaya ucapan buaya aja deh, curiga beneran buaya." tuduh Kalea sambil menyeringai.

Bunyi telepon terdengar dari ponsel milik Aksara. Dengan tiba-tiba, Aksara berbicara.
"Sayang, aku ke toilet dulu ya." tukasnya sambil berdiri dan segera melangkah jauh.

Hawa toilet memang sering terasa dingin, dan kadang juga sepi. Itulah alasan Aksara memilih toilet sebagai tempatnya menelpon. Terdengar sebuah suara dari ponselnya sehabis ia mengangkat telepon itu. "Sa, kamu dimana?"
"Aku di Kafe Elle, ada apa, Cantik?"
"Pulang ya! aku kangen nih!" ucap perempuan yang ada di teleponnya itu. "Siap, Lyn."
Diam-diam Aksara pergi ke mobilnya dan pergi ke sebuah apartemen. Kira-kira, siapa sosok "Lyn" yang ada di telepon tadi?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hiraeth, Los AngelesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang