part 6

556 118 24
                                    

Happy readingg....

Ceklek

Mees Dan Jia menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka. Mereka berdua melihat Gaizka yang keluar dari kamar dengan piyama pendek yang terpasang di tubuhnya.

Belum lagi Apple hair di atasnya, dan juga sheet mask yang menempel di wajah, membuat mereka berdua mengerutkan keningnya bingung.

Gaizka pergi untuk mengambil minum. Dirinya bersenandung kecil, tak menghiraukan Mees dan Jia yang terus memperhatikan gerak-geriknya.

"Udah jam 10, kalian Ndak capek kerja terus?" Tanya Gaizka setelah berdiri di depan Mees dan Jia.

"Kenapa belum tidur?" Seru Mees tanpa menjawab pertanyaan Gaizka. Entah kenapa pria itu malah gagal fokus pada bibir penuh Gaizka.

"Mau cari sesuatu, laper banget, tapi Ndak ada yang perhatian. Nanti aku cepuin ke kakak Ezio kalo kakak Mees nelantarin aku," seru Gaizka sambil menunjuk wajah Mees.

"Siapa yang nelantarin? Kan tadi udah makan malem," balas Mees.

"Masih lapar tau! Tapi kamu Ndak peka benget!" Gerutunya kemudian berjalan ingin keluar dari ruangan Mees.

"Gaizka, kamu duduk aja, biar aku yang pesenin makanan." Gaizka menoleh cepat, dia duduk di samping Jia dan menatap wanita itu dengan mata berbinar.

"Serius? Aku mau takoyaki, sushi, burger, pizz..."

"Takoyaki aja, udah malem. Nanti lo tambah gemuk. Udah pendek, gemuk lagi, bener-bener kayak botol Yakult," ejek Mees membuat Gaizka mendelik sebal. Sementara Jia tertawa mendengarnya.

"Jangan ledekin aku pendek terus ya! Tangan mungilku kalo nabok sakit tau!" Sewot Gaizka, dia mengangkat tangan kanannya seperti ingin menampar Mees.

"Udah aku pesenin, kamu tungguin ya," seru Jia yang diangguki oleh Gaizka. Pria manis itu mengucapkan terima kasih, lalu berpindah ke sofa yang kosong untuk merebahkan dirinya di sana.

Mees dan Jia kembali bekerja. Berbeda dengan Gaizka yang menyibukkan dirinya bermain game. Sesekali dia melirik ke arah keduanya yang berbincang kecil.

"Cih." Gaizka berdecih kecil melihat keakraban Mees dan Jia.

"Ini Lo masih ada yang salah Jia," seru Mees menunjuk kesalahan yang dibuat oleh Jia. Hingga jarak keduanya semakin dekat.

"Oh iya," balas Jia sambil terkekeh pelan. Dia menarik laptopnya untuk memperbaiki kesalahannya.

"Gaizka, udah minum air putih belum?" Tanya Mees di sela-sela kegiatannya.

"Udah!" Balas Gaizka sedikit sewot. Dirinya tidak menoleh sama sekali ke arah Mees.

Mees melirik Gaizka, merasa nada bicara Gaizka terdengar kesal, entah karena apalagi pria manis itu merasa kesal.

"Kenapa begitu balasnya?" Seru Mees lagi, Jia yang awalnya menatap laptop pun ikut mengalihkan pandangannya pada Gaizka.

"Terserah aku!" Ujar Gaizka yang masih sewot. Dia meletakkan ponselnya, dan pergi untuk melakukan tahapan skincare selanjutnya.

Mees dan Jia saling tatap. Beberapa menit tadi, pria manis itu baik-baik saja. Kenapa dalam hitungan detik, moodnya berubah begitu cepat?

"Laper kali, bayi kan gitu, kalo laper suka kesel," jelas Jia yang diangguki oleh Mees.

"Lo nggak capek sama kelakuan dia Mees? Kenapa nggak dibalikin aja ke indo?" Tanya Jia penasaran. Tangannya menopang dagu, menunggu penjelasan Mees.

Mees menggelengkan kepalanya sambil mengedikkan bahunya, "nggak papa, Lo juga tau alasan gue Nerima dia kan?" Timpalnya. Jia mengangguk paham, dia memilih fokus untuk kembali bekerja.

Sticky LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang