1

111K 329 13
                                    

Ting...

Ting...

Teng...

Bel masuk sudah berbunyi. Semua murid di SMA Suwoon berlarian ke kelas mereka.

"Ciara. Kamu ikut saya ke kantor". Ciara yg berlari bersiap ke kelas, terpaksa berbalik arah mengikuti wakil kepala sekolah.

"Ada apa pak?". Ciara tak nyaman dengan pandangan pak Roan tua bangka ini. Pandangan ingin menerkam nya, bahkan saat bicara matanya tak lepas dari susu kenyal ciara.

Ciara yakin saat berlari tadipun, pak Roan pasti melihat susunya yang bergoyang.

"Kamu kenapa memakali rok yang sangat pendek begini?". Pak Roan mendekat ke arah Ciara sambil membawa rol panjang berbahan kayu.

"Hanya saya potong sedikit pak. Sekitar 2cm. Karena saya beli ukuran besar". Ciara memang terpaksa membeli rok ukuran lebih besar dari ukurannya karena saat itu ukurannya tak tersedia, tak mau menunggu lama sehingga ia membeli yang lebih besar saja.

"Jangan bohong. Coba sini saya ukur, saya tau berapa ukuran aslinya". Pak Roan menempelkan rol panjang itu di kaki Ciara. Dia mengukur ujung rok ke dengkul Ciara.

"Saya tidak mungkin salah. Kamu lihat ini, panjangnya lebih pendek dari standarnya". Namun ada hal yang lebih mengejutkan bagi Ciara, bukan karena ditegur. tapi ujung rol yang tadi ada di ujung roknya kini berada tepat di tengah memeknya.

"Aahh... Pak". Ciara mencoba menjauhkan rol pak Roan dari tubuhnya. Namun bukannya menjauhkan, pak Roan justru mulai menekan- nekan dan menggerakkannya.

Setelah puas, pak Roan berdiri menjauhkam tol itu dan ia ganti dengan tangannya. Awalnya tangan itu menyentuh paha kiri Ciara, sambil sedikit demi sedikit dia naikkan ke atas ke pangkal paha Ciara.

"Saya marah tentang rok kamu karena saya peduli. Lihat saja ini, memek kamu nyaris kelihatan. Saat diam saja bisa kelihatan apalagi saat jalan atau lari". Pak Roan menjelaskan panjang lebar sambil jempolnya digesekkan ke tengah memek Ciara.

Merasa tak puas, pak Roan mengganti jempolnya dengan jari tengah, tetap menggesek- gesek sambil menekan itil Ciara.

"Aaaahhh... Aaahhh.....pak.... Aaaahhh..... Geli paa...aakk".

"Basah. Memek kamu sepertinya basah Ciara. Biar saya cek". Sambil memasukkan jari tengahnya di sela celana dalam menuju lubang memek Ciara, tangan kanannya meremas susu kenyal Ciara.

Jari Pak Roan semakin kencang mencolok memek basah Ciara. Saat jarinya seperti disedot, pak Roan sengaja mencabut jarinya.

"Sepertinya memek kamu tidak papa. Kamu bisa kembali ke kelas. Ingat jangan potong lagi rok kamu". Pak Roan menepuk memek Ciara dari luar roknya. Saat Ciara berjalan keluar, pak Roan meremas pantat montok Ciara.

Sepanjang belajar sampai jam pulang, Ciara tak bisa fokus. Memikirkan hal tadi ditambah lagi memeknya yang tak berhenti berkedut membuat Ciara mumet.

Walaupun takut, tak bisa dipungkiri tiara merasa nikmat. Terkhususnya di bagian memek, bahkan susunya juga nikmat saat diremas- diremas.

"Haaahh, kenapa gak hilang si kedutnya". Ciara yang sudah dirumah, berbaring sambil meraba bawahnya.

Basah dan geli.

"Udah ah, mending berendam aja. Biar lupa yang tadi". Ciara segera menanggalkan semua pakaiannya dan berjalan ke dalam kamar mandi.

Segera setelahnya ia segera berendam di air hangat beraroma mawar. Tanpa sadar tangannya menyentuh puting susunya yang tegang.

"Aaahhh.... Aaahhh.... Aaahhh.... Ah enak".

Semakin menjadi tangan Ciara mulai turun menyentuh memeknya. Dia mulai menggesek itilnya yang tegang. Ciara hanya meraba bagian luar bibir dan itil saja. Ia takut jika harus memasukkan jarinya. Namun hanya diluar saja tetap membuat Ciara sampai hinga orgasme.

"Aaahhh.... Geli banget. Enaaaaakkkk.... Aaggggghhhhhhh".

Ciara sudah tak punya tenaga, sehingga ia memilih segera tidur setelah memakai bajunya.

*****

Mungkin karena pengalaman selama mandi kemaren, hari ini Ciara sampai bangun kesiangan.

Saat sampai di sekolah, Ciara sudah dihadang oleh satpam. Pak satpam hendak mengantar Ciara ke ruang BK, namun di tengah jalan dihadang oleh pak Roan.

"Ciara, kamu terlambat ya. Dan lagi apa- apaan rok kamu itu, kenapa semakin pendek?".

"Tidak pak, rok saya sama seperti kemaren". Ciara sudah takut karena pak Roan lagi- lagi membicarakan rok. Namun yang tak ia sadari, memeknya berkedut tak karuan saat pak Roan didepannya.

"Biar saya saja yang menyelesaikannya pak adit". Kata pak Roan pada pak satpam ganteng itu.

"Baik pak".

Pak Roan segera membawa Ciara ke kantornya, dengan alasan mendisiplinkan Siswi bandel. Tua bangka itu langsung mengunci kantornya dan berdiri tepat dibelakang Ciara.

Ciara yang takut tak berani bergerak sedikitpun. Terasa aneh di belahan pantatnya, ada benda tumpul yang keras sedang menusuk dan bergerak- gerak.

Pak Roan yang merasa mendapat angin, menghentakkan pinggulnyalebih keras ke pantat Ciara. Aneh tapi enak, Ciara bingung dengan suasananya.

"Karena kamu telat, maka saya akan memberikan pelajaran tambahan padamu seterusnya. Setelah selesai jam terakhir, kamu harus ke kantor saya setiap hari". Dasar tua bangka mesum, ada saja alasannya.

"Apa pak pelajarannya?".

"Kamu akan tau hari ini. Dan tenang saja, pelajaran ini akan menambah nilaimu di raport nanti". Kali ini tangan pak Roan memegang pinnggang Ciara dan perlahan naik sampai di bawah susunya.

Ia mendorong- dorong tangannya keatas, sehingga susu Ciara yang besar jadi bergerak. Dan tak lama ia mulai meremas kedua bukit itu, sangat kenyal dengan puting yang sudah tegang.

Sehingga terlihat dari luar seragamnya, karena bra yang dipakai Ciara berbahan tipis.

"Apa ini, kenapa tegang begini?". Pak Roan pura- pura polos sambil menekan dan menarik- narik puting Ciara.

"Aahh.... Pak, jangan pak..... Geli banget pak..... Udah pak, saya ahh... nggak tahan......... Aaahhh....ahhhh....aaahhhh". Ciara tak bisa menyembunyikan rasa nikmat yang melandanya.

Mendapat respon begitu, membuat pak Roan semakin kurang ajar. Kali ini tangannya menjalar kebawah masuk ke balik rok Ciara. Mulai meraba dan mengusap bawah Ciara.

Ia mulai menekan- nekan itil Ciara dari luar celana dalam. Ciara makin kelojotan dibuatnya. Tak lama pak Roan memasukkan tangannya ke celana dalam Ciara.

Tangannya langsung bersentuhan dengan bibir bawah Ciara. Lalu jari- jari besar dan panjang itu membelah bibir bawah itu dan menemukan sesuatu sebesar kacang. Itu adalah itil, ia mulai menggesek dari pelan sampai cepat dan tak lupa ditekan- tekan.

Setelah puas pak Roan mulai mencubit lembut itil Ciara. Tentu hal itu membuat Ciara semakin kenikmatan, sangat nikmat.

"Aaahhhh.....aaahhh..... Enaaaak paaaak, enhhh...nhaaakkkk...... Aaaahhhhh......aaaaahhhh". Namun mungkin karena takut, Ciara kembali memperoleh kesadarannya.

"Ssuu....sud...aaahhh paaak. Ttoo..tolong hen..ti...khaaaannn....aaaaahhhh". Namun tubuhnya seperti merinding saking nikmatnya.

"Tidak bisa Ciara. Kita sudah mulai kelas tambahannya, jangan lupa ini menambah nilai kamu".

Bukannya berhenti, pak Roan semakin menjadi menggesek Ciara. Namun tak lama ia berhenti dan beralih ke susu Ciara. Ia membuka kancing baju Ciara satu- persatu dan melepas baju Ciara. Ia juga melepas rok pendek Ciara, hingga kini hanya tersisa bra dan celana dalamnya.

"Udah pak, saya takut". Ciara bicara sambil menutupi badannya.

"Tak perlu takut. Saya jamin nilai kamu yang terbagus karena kelas tambahan ini".

Mungkin karena tergiur nilai atau gesekkan tangan pak Roan sangat memabukkan, Ciara tak lagi protes.

Kemudian pak Roan segera melepas bra dan celana dalam hitam Ciara. Ia mulai meremas dan menjilat ringan puting Ciara. Jilatannya turun kebawah hingga sampai di pusar Ciara.

wanita penggoda (temptress)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang