- CHAPTER 01 -

138 27 1
                                    

"AWAL BENCANA"

. . .

"Ibu, aku pulang.."

Hari itu, sedang hujan deras.. Dan aku, baru pulang seusai shift kerjaku berakhir, tak lupa ketika aku mulai menginjakkan kaki ku masuk, aku menyapa ibu. Namun tidak seperti biasanya, suasana rumah tampak sunyi dan lampu ruang tamu kedap-kedip, sepertinya aku harus mulai menganti lampu tua itu lagi.

Semakin aku masuk ke dalam rumah, entah mengapa jantungku berdebar sangat kencang. Panik juga cemas, mengapa suasana rumah seperti ini? Saat aku mulai membuka pintu kamar ibu, semakin jantungku berdebar kencang.

"Ibu..?" untuk kedua kalinya aku memanggil disaat aku mulai membuka pintu kamarnya.

"Ahh, kau sudah pulang (Name)? Ibu sudah menunggumu.."

Untuk sesaat mendengar suara ibuku dan melihat wajahnya tersenyum, kecemasaanku memudar. Saat ia mengalihkan pandangannya dariku dan menatap pria yang ada di sampingnya, yang tepat terduduk di atas ranjang ibuku, wajahku memucat. Tidak, ini tidak mungkin.

"Maaf ibu baru memberitahumu, perkenalkan dia adalah Sylus. Ibu dan dia sudah cukup lama memiliki hubungan, dan kedatangan Sylus kemari karna dia ingin ibu memperkenalkannya padamu juga memberitahumu soal hubungan rahasia kami."

'Sial..' umpatku pada diriku sendiri.

Pria itu tersnyum saat menatapku, apakah dia mengingatku? Tentu saja kurasa, melihat dari senyumnya aku sudah mengetahuinya.

"Sayang, aku tidak tahu kalau calon putri angkatku secantik ini. Dan tidak ku sangka kita akan di pertemukan lagi dalam situasi ini, kitten." Ia dengan kasar menangkup wajahku hanya dengan salah satu tangan besarnya, hingga membuat kedua mataku benar-benar menatap kedua mata merahnya itu.

"Cukup lama. Bukan begitu, kitten?"

. . .


"Terimakasih, ini dia kembalian anda."

Itu adalah pelanggan terakhir tepat pukul 10 malam, kala itu (Name), ia bekerja di sebuah toko kelontong dan mendapatkan jadwal shift malam. Temannya meminta untuk tukar shift dengannya, karna ia mendapat kabar bahwa ayahnya sedang sakit. Meski (Name) ragu, ia tetap berupaya memberanikan dirinya untuk menjaga toko pada shift malam. Tempat itu cukup terpencil, pada siang maupun malam hari jarang sekali orang-orang melewati jalan itu, mungkin hanya beberapa mobil saja yang melintas.

"Terimakasih, nak. Apa kau bekerja sendirian?"

Dengan senyuman, (Name) mengangguk. "Ya, ayah dari temanku sedang sakit. Jadi hari ini aku menggantikan jadwal shiftnya."

"Apa kau tidak takut menjaga toko di daerah terpencil ini?"

(Name) mengerutkan alisnya, takut? Jika soal hal mistis, ia sama sekali tidak percaya hanya dari ucapan orang yang mengatakan bahwa daerah itu konon menjadi tempat tinggalnya makhluk tak kasat mata.

"Maksud anda soal daerah ini yang katanya adalah tempat tinggal makhluk tak kasat mata? Saya tidak percaya hal itu."

Wanita itu menghela nafasnya, "Bukan hal semacam itu. Tapi hal yang lebih menakutkan dari itu, kudengar seorang pria seusiamu tewas. Namun jasadnya belum di temukan oleh polisi. Mereka bilang ini adalah ulah elang malam si pemburu itu."

Elang malam? Nama panggilan aneh macam apa itu? Dengan alis yang semakin berkerut, (Name) menjawab."Elang malam?"

"Nak, kau tidak pernah membaca berita di internet?"

Dengan polosnya, (Name) menggelengkan kepalanya. Jelas ia penasaran yang di maksud wanita ini, namun ia sama sekali belum pernah mendengar panggilan aneh itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐃𝐀𝐃𝐃𝐘 𝐈𝐒𝐒𝐔𝐄𝐒 :: Sylus.Where stories live. Discover now