"Mari bercerai"
Jantung Hoseok terasa mencelos, sejenak terdiam sebelum lekas ia menggeleng dan bersimpuh di kaki sang istri. Ia menggeleng dan memohon untuk dimaafkan.
"Tidak!!! Aku tidak mau. Tolong maafkan aku" mohonnya sambil menggeleng dengan tangan yang sudah melingkar di kaki Nari.
"Lepas! Bangun! Jangan lakukan ini!"
Wanita itu tersentak lantas berusaha mendorong suaminya itu agar melepas pelukan dikakinya dan beranjak bangkit namun hoseok terlalu keras kepala hingga Nari lelah dan berujung duduk dipinggiran sofa dengan Hoseok yang masih memeluk kakinya.
"Kau tau?"
Hoseok mendongak
"Ibumu mendatangiku berulang kali selama kau berada di barak, mendesakku agar bisa hamil. Ibumu mengancamku jika aku tidak bisa hamil juga maka ia akan menikahkan mu dengan wanita lain. Dan wanita itu adalah sekretarismu yang sekarang sedang dekat denganmu. Keinginan Ibumu akan segera tercapai, selamat ya. Kau pasti juga senang" kata Nari tegar.
Dada Hoseok kian terasa sesak, ia marah, ia terluka dan juga kecewa akan fakta yang baru saja ia ketahui.
"K-kenapa kau tidak bilang dari awal?"
"Kau pikir kau akan terima saat aku bilang hal itu? Aku yakin jika aku mengatakannya saat itu juga kau pasti akan membela ibumu walau kau tau dia salah!" Kata Nari kesusahan dengan nafas yang belum stabil karena isakannya.
"Sayang-"
"Kau ingat tidak? Kau pernah mendiamiku hanya karena aku bilang padamu kalau Ibu tidak memakan masakanku. Kau sangat patuh dan menyayangi Ibumu hingga jika pun salah kau hanya akan membelanya. Aku pun paham karena dia ibumu, wanita yang sudah melahirkanmu. Sedangkan aku? Aku hanya orang asing yang datang ke kehidupanmu dan sekarang menjadi istrimu!"
Hoseok terdiam, hatinya tersayat luar biasa mendengar pilu hati sang istri. Kini ia menyadari akan sikapnya, benar Hoseok selalu meletakkan Nari di urusan paling belakang. Hoseok selalu menaruh Ibu diatas segalanya walau salah. Ibu memanglah segalanya namun dirinya salah mengambil sikap. Hingga membutakan diri untuk melihat istrinya yang sudah penuh luka akibta ulag ibunya sendiri.
"Aku tidak akan menikah lagi, Sohee atau siapapun itu! Aku tidak akan menikah lagi, kau istriku! Hanya kau!"
Nari menggeleng "Aku pernah bilang kan kau boleh menikah lagi tapi jangan ceraikan aku. Ternyata aku tida sanggup, jadi sekarang sebelum kau menikahi wanita itu dan semakin dekat dengannya maka lebih baik kita bercerai saja!"
"TIDAK NARI! AKU BILANG TIDAK!" kini Hoseok berteriak hingga urat-urat di lehernya terlihat jelas, wajahnya merah padam dan tegas membuat Nari terkesiap.
Ia bangkit dari simpuhnya dan menatap dalam Nari.
"Kita tidak akan bercerai,maaf karena aku sudah khilaf. Tapi aku bersumpah aku tidak ada hubungan lebih dengannya. Aku sangat mencintaimu Nari, aku benar-benar tidak memiliki perasaan apapun pada Sohee. Nyaman bukan berarti aku menaruh seluruh hatiku padanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope | J-Hope
FantasyOrang-orang mungkin akan mengatakannya wanita gila, karena poros hidupnya penuh ia pusat kan pada satu pria yang sudah bertahun-tahun ini bersamanya, suaminya Jung Ho-Seok. Bukankah cinta memang begitu? Apa salah mencintai pria yang berstatus suamin...