Chapter 1

20 3 2
                                    

"Semua yang datang akan pergi, namun, janganlah bersedih dengan mereka yang pergi. Ingatlah apa yang kau miliki saat ini."

─◌✰್✰◌─

          Violetta Putriana asha, seorang mahasiswa yang baru saja di terima di Universitas impiannya. Senang? Tentu saja, bahkan ia lulus di prodi yang ia inginkan yaitu Sastra Jepang. Masa PKKMB, ia sudah memiliki 2 teman, sayangnya salah satu temannya berbeda kelas dengan Asha.

          "Kenapa aku harus beda kelas dengan kalian? Kenapa aku sendiri di kelas A? Kenapa? Kenapa?" Ucap Keiko yang tidak terima dengan pembagian kelas tersebut.

          "Gomenne* Keiko, bukan kita yang bagi kelasnya, tapi dosennya" Asha pun merasa tidak enak dengan Keiko.

*Maaf ya dalam Bahasa Jepang.

          "Semangat, gapapa nanti juga dapat banyak teman baru di kelas kan, terus kita jadi yang terlupakan" canda Athalla dibalas dengan tawa mereka berdua, kecuali Keiko yang masih bersedih.

          Mereka bertiga pun berpisah, pulang ke rumah masing masing. Dengan perasaan yang lelah, Asha menjatuhkan dirinya ke kasur.

          "Capek banget, social battery ku habis total" ucapnya dengan lemas, tanpa sadar ia tertidur semalaman.

          2 hari kemudian pada sore hari, Asha sedang menyantap mie yang baru saja ia masak. Tiba-tiba saja hp nya berdering.

          "Halo, ma?"

          'Halo, lagi ngapain?'

          "Aku lagi makan mie ini, ada apa?"

          'Mie lagi? Kenapa gak beli makanan lain?'

          "Aku males keluar, hehe"

          'Dasar, oh iya, mama lagi di kota ini, mau jenguk kakek mu, mau ikut gak?'

          Asha yang sedang makan pun langsung berhenti mengunyah saat mendengar hal itu. "Aku mau ikut" ucapnya.

          'Yasudah, kamu siap siap sana. Bentar lagi mama sampai ini'

          Dengan cepat Asha pun meninggalkan mie nya yang masih tersisa itu. Ia segera mengganti baju nya dan menunggu mama nya datang menjemput.

          Mereka pun sampai di rumah sakit, disana ada tante, om, dan juga sepupu nya. Semua keluarganya datang menjenguk, semuanya bergiliran masuk ke ruang ICU.

          Giliran Asha pun tiba, ia masuk ke ruang ICU tersebut, ia salim pada kakeknya. 'Tangannya dingin' itu yang Asha rasakan. Asha khawatir dengan kondisi kakeknya.

          Waktu jenguknya pun telah habis, Asha keluar dari ruang ICU tersebut dan menunggu keluarga nya di luar. Selang beberapa menit, saat itu dunianya pun hancur seketika.

          Kakeknya sudah dipanggil oleh yang maha kuasa, kakeknya sudah tidak merasakan rasa sakit lagi. Tangis pilu memenuhi ruangan ICU itu.

          Malam ini, seluruh keluarganya pulang. Di dalam mobil ambulans itu, hanya tangisan keluarganya yang terdengar. Asha terdiam seribu bahasa, menahan tangisan yang selama ini ia pendam.

          Sampai di rumah, seluruh anggota keluarga besar Asha datang. Begitu ramai orang yang datang, tangisan dalam ambulans pun semakin keras, mereka masih tidak terima dengan hal ini.

          Suara kajian terdengar dirumah itu. Asha masih saja tidak menyangka, kakeknya akan pergi secepat itu. 'Kakek belum liat Asha wisuda, kenapa harus pergi sekarang?' batin Asha berkecamuk.

Atarashī SeikatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang